Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Megawati Paling Suka Paha Goreng Kering

Mashudi Memelopori Perpaduan Bebek Goreng dan Sambal Pencit (16)

Bagi Megawati Soekarnoputri, makan bebek goreng di Surabaya berarti menyambangi Bebek Cak Yudi. Favorit presiden perempuan pertama Republik Indonesia itu adalah paha bebek goreng bertabur serundeng. Cocolannya jelas sambal mangga muda alias sambal pencit.

SEPTIAN NUR HADI, Surabaya

Megawati Soekarnoputri kali pertama berkunjung ke rumah makan Bebek Cak Yudi pada pertengahan 1985. Ketika itu Megawati belum menjabat presiden. Dia baru merintis karier politiknya. Perempuan kelahiran Jogjakarta pada 23 Januari 1947 itu datang bersama sang adik, Guruh Soekarno Putra.

Rumah makan yang Megawati sambangi adalah lokasi lawas Bebek Cak Yudi di Jalan Tanjung Pinang. Sekarang Bebek Cak Yudi terletak di Jalan Tanjung Torawitan No 39, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Pada kunjungan perdana itu, Megawati memesan sepotong bebek bagian paha. Guruh juga memesan bagian yang sama. Kakak beradik itu meminta bebek pesanan mereka digoreng kering. Kurang dari lima menit kemudian, pesanan tersaji. Lengkap dengan taburan serundeng dan sambal pencit.

Megawati dan Guruh tidak langsung menyantap hidangan di depan mereka. Sesekali jari telunjuk Megawati menekan daging bebek. Mungkin ingin mengetahui tingkat keempukan daging. Setelah itu, mereka mencicipi sambal pencit dan serundeng.

Wajah mereka terlihat bingung. Maklum, ketika itu belum ada warung yang menyajikan bebek goreng plus sambal mangga muda di Kota Pahlawan. Baru Bebek Cak Yudi saja.

”Bebek pun lantas dimakan. Sempat diam sebentar. Tapi, Ibu Mega menyukainya. Dia bilang kalau rasa bebek gorengnya enak,” kenang Mashudi, pemilik rumah makan Bebek Cak Yudi, kepada Jawa Pos. Kesan pertama itu berlanjut pada rangkaian repeat order. Pesanan pertama berlanjut pada pesanan berikutnya. Demikian seterusnya.

Sembari bercerita tentang kedatangan pertama Megawati, Mashudi menunjukkan rombongnya. Pria 62 tahun itu mengatakan bahwa gerobak beratap tenda tersebut adalah lapak dagangnya yang pertama. Dulu dia berkeliling mendorong rombongnya. Karena itu, setelah kini punya warung, dia ingin mengabadikan kenangan dan perjuangan masa lalunya lewat gerobak yang dipajang di warung.

Baca Juga :  Fasilitas Akan Dilengkapi, Penempatan Personel di Pos Untuk Beri Rasa Aman

Setiap hari Bebek Cak Yudi hanya buka tiga jam. Mulai pukul 15.00 hingga 18.00 WIB. Dalam waktu singkat itu, sekitar 250 porsi bebek goreng dan empal ludes terjual. ’’Maksimal buka sampai jam 7 malam. Tapi jarang. Sebelum magrib, semua makanan sudah habis,” kata Hadi Purwanto, putra pertama Mashudi.

Tidak hanya bebek dan empal, sambal pencit juga menjadi favorit para pembeli. Jika kehabisan bebek atau empal, mereka pantang pulang dengan tangan kosong. Sambal pencit menjadi incaran. Meski hanya sedikit dan tanpa bebek.   

’’Kalau kata mereka, walaupun hanya makan nasi putih, tapi kalau pakai sambal pencit dari sini, rasanya pasti enak. Rasanya seperti makan nasi bebek,” ucap Hadi. Karena itu, menurut Hadi, terkadang sambal pencit diberikan secara cuma-cuma. Sebab, mereka sudah jauh-jauh datang, tetapi tidak kebagian bebek goreng.

Pria kelahiran Surabaya, 1 Maret 1980, itu mengatakan bahwa pelanggan Bebek Cak Yudi berasal dari berbagai kalangan. Mulai masyarakat biasa, figur publik, hingga pejabat. Ya polisi, anggota TNI, wali kota, bupati, gubernur, sampai presiden.

Bebek Cak Yudi juga tidak hanya punya pelanggan di Surabaya atau wilayah Indonesia lainnya. Kini bebek goreng yang digandengkan dengan sambal pencit itu juga bisa dinikmati oleh WNI di mancanegara. Yaitu, Amerika, Singapura, dan Malaysia.

Untuk pengiriman jarak jauh, seperti ke Amerika, Hadi mengatakan bahwa bebeknya diolah dengan cara yang berbeda. Pertama, bebek dimasak basah. Kemudian, semua bumbu pelengkap disajikan secara terpisah. Termasuk serundeng, sambal pencit, dan minyak bebek. Olahan tersebut bisa bertahan hingga 24 jam. ’’Walaupun sudah seharian, bebek masih enak dimakan,’’ ucapnya.

Bebek Cak Yudi rupanya memang susah dilupakan. Megawati setelah tidak menjabat presiden pun masih sering memesan bebek goreng. Namun, bukan dia yang menyambangi warung, melainkan bebek dan paketannya yang dikirim ke kediamannya di Jakarta. Yang pesan pun ajudannya. Jumlah pesanan bervariasi. Mulai puluhan hingga ratusan bungkus.

Baca Juga :  Perketat Pengawasan, Seritifikasi Karantina Mudah dan Terjangkau

”Enggak harus lagi di Surabaya. Kalau lagi ada acara di Jakarta atau daerah lain, masih suka pesan. Waktu pelantikan Presiden Joko Widodo, beliau minta untuk diantar ke istana,” ujar Mashudi.

Bagi masyarakat Indonesia, terutama Surabaya, Bebek Cak Yudi memang istimewa. Rasanya enak. Setiap hari  pelanggan berdatangan. Kamis pertengahan Desember itu misalnya. Bebek Cak Yudi yang baru buka pada pukul 15.00 WIB sudah diserbu pembeli sejak siang. Kebanyakan adalah pelanggan tetap.

Salah satunya Dani Satria Utomo. Pria 47 tahun itu tiba di warung sekitar 30 menit sebelum jam buka. Kebiasaan tersebut dia lakukan tiap kali pengin makan Bebek Cak Yudi.

”Sengaja datang lebih awal biar nggak ngantre. Karena biasanya baru buka, warung langsung penuh. Bisa nggak kebagian tempat,” kata penduduk Jalan Rungkut Asri, Kecamatan Rungkut, Surabaya, itu. Jarak dari rumahnya ke Bebek Cak Yudi berkisar 17 kilometer.

Dani rela menempuh perjalanan jauh demi bebek goreng favoritnya. Tepat pukul 15.00 WIB, Bebek Cak Yudi buka. Dani memesan paket nasi paha bebek goreng dan es teh manis. Hari itu, dia beruntung. Mashudi-lah yang membuatkan langsung pesanannya.

”Jadi teringat saat diajak orang tua  makan di sini pada 1987. Waktu itu saya masih SMP. Pertama kali makan langsung suka. Dagingnya empuk dan bersih. Apalagi sambal pencit-nya. Pedasnya pas,” ucap Dani.

Sore itu, dia lahap menyantap bebek buatan Mashudi. Keringat membasahi wajahnya yang semringah. Kurang dari 20 menit, seporsi nasi bebek goreng dihabiskan Dani tanpa sisa. Bagi penggemar bebek goreng seperti Dani, Bebek Cak Yudi sangat istimewa. Meski sudah mencicipi hampir semua olahan bebek goreng di Kota Pahlawan dan Madura, Dani menganggap Bebek Cak Yudi sebagai yang terbaik. (*/c6/hep/JPG)

Mashudi Memelopori Perpaduan Bebek Goreng dan Sambal Pencit (16)

Bagi Megawati Soekarnoputri, makan bebek goreng di Surabaya berarti menyambangi Bebek Cak Yudi. Favorit presiden perempuan pertama Republik Indonesia itu adalah paha bebek goreng bertabur serundeng. Cocolannya jelas sambal mangga muda alias sambal pencit.

SEPTIAN NUR HADI, Surabaya

Megawati Soekarnoputri kali pertama berkunjung ke rumah makan Bebek Cak Yudi pada pertengahan 1985. Ketika itu Megawati belum menjabat presiden. Dia baru merintis karier politiknya. Perempuan kelahiran Jogjakarta pada 23 Januari 1947 itu datang bersama sang adik, Guruh Soekarno Putra.

Rumah makan yang Megawati sambangi adalah lokasi lawas Bebek Cak Yudi di Jalan Tanjung Pinang. Sekarang Bebek Cak Yudi terletak di Jalan Tanjung Torawitan No 39, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Pada kunjungan perdana itu, Megawati memesan sepotong bebek bagian paha. Guruh juga memesan bagian yang sama. Kakak beradik itu meminta bebek pesanan mereka digoreng kering. Kurang dari lima menit kemudian, pesanan tersaji. Lengkap dengan taburan serundeng dan sambal pencit.

Megawati dan Guruh tidak langsung menyantap hidangan di depan mereka. Sesekali jari telunjuk Megawati menekan daging bebek. Mungkin ingin mengetahui tingkat keempukan daging. Setelah itu, mereka mencicipi sambal pencit dan serundeng.

Wajah mereka terlihat bingung. Maklum, ketika itu belum ada warung yang menyajikan bebek goreng plus sambal mangga muda di Kota Pahlawan. Baru Bebek Cak Yudi saja.

”Bebek pun lantas dimakan. Sempat diam sebentar. Tapi, Ibu Mega menyukainya. Dia bilang kalau rasa bebek gorengnya enak,” kenang Mashudi, pemilik rumah makan Bebek Cak Yudi, kepada Jawa Pos. Kesan pertama itu berlanjut pada rangkaian repeat order. Pesanan pertama berlanjut pada pesanan berikutnya. Demikian seterusnya.

Sembari bercerita tentang kedatangan pertama Megawati, Mashudi menunjukkan rombongnya. Pria 62 tahun itu mengatakan bahwa gerobak beratap tenda tersebut adalah lapak dagangnya yang pertama. Dulu dia berkeliling mendorong rombongnya. Karena itu, setelah kini punya warung, dia ingin mengabadikan kenangan dan perjuangan masa lalunya lewat gerobak yang dipajang di warung.

Baca Juga :  Saya dan Ibunya Sempat Larang karena Tahu Capeknya Jadi Atlet 

Setiap hari Bebek Cak Yudi hanya buka tiga jam. Mulai pukul 15.00 hingga 18.00 WIB. Dalam waktu singkat itu, sekitar 250 porsi bebek goreng dan empal ludes terjual. ’’Maksimal buka sampai jam 7 malam. Tapi jarang. Sebelum magrib, semua makanan sudah habis,” kata Hadi Purwanto, putra pertama Mashudi.

Tidak hanya bebek dan empal, sambal pencit juga menjadi favorit para pembeli. Jika kehabisan bebek atau empal, mereka pantang pulang dengan tangan kosong. Sambal pencit menjadi incaran. Meski hanya sedikit dan tanpa bebek.   

’’Kalau kata mereka, walaupun hanya makan nasi putih, tapi kalau pakai sambal pencit dari sini, rasanya pasti enak. Rasanya seperti makan nasi bebek,” ucap Hadi. Karena itu, menurut Hadi, terkadang sambal pencit diberikan secara cuma-cuma. Sebab, mereka sudah jauh-jauh datang, tetapi tidak kebagian bebek goreng.

Pria kelahiran Surabaya, 1 Maret 1980, itu mengatakan bahwa pelanggan Bebek Cak Yudi berasal dari berbagai kalangan. Mulai masyarakat biasa, figur publik, hingga pejabat. Ya polisi, anggota TNI, wali kota, bupati, gubernur, sampai presiden.

Bebek Cak Yudi juga tidak hanya punya pelanggan di Surabaya atau wilayah Indonesia lainnya. Kini bebek goreng yang digandengkan dengan sambal pencit itu juga bisa dinikmati oleh WNI di mancanegara. Yaitu, Amerika, Singapura, dan Malaysia.

Untuk pengiriman jarak jauh, seperti ke Amerika, Hadi mengatakan bahwa bebeknya diolah dengan cara yang berbeda. Pertama, bebek dimasak basah. Kemudian, semua bumbu pelengkap disajikan secara terpisah. Termasuk serundeng, sambal pencit, dan minyak bebek. Olahan tersebut bisa bertahan hingga 24 jam. ’’Walaupun sudah seharian, bebek masih enak dimakan,’’ ucapnya.

Bebek Cak Yudi rupanya memang susah dilupakan. Megawati setelah tidak menjabat presiden pun masih sering memesan bebek goreng. Namun, bukan dia yang menyambangi warung, melainkan bebek dan paketannya yang dikirim ke kediamannya di Jakarta. Yang pesan pun ajudannya. Jumlah pesanan bervariasi. Mulai puluhan hingga ratusan bungkus.

Baca Juga :  Kerinduan ke Tanah Suci yang Dinanti-nanti

”Enggak harus lagi di Surabaya. Kalau lagi ada acara di Jakarta atau daerah lain, masih suka pesan. Waktu pelantikan Presiden Joko Widodo, beliau minta untuk diantar ke istana,” ujar Mashudi.

Bagi masyarakat Indonesia, terutama Surabaya, Bebek Cak Yudi memang istimewa. Rasanya enak. Setiap hari  pelanggan berdatangan. Kamis pertengahan Desember itu misalnya. Bebek Cak Yudi yang baru buka pada pukul 15.00 WIB sudah diserbu pembeli sejak siang. Kebanyakan adalah pelanggan tetap.

Salah satunya Dani Satria Utomo. Pria 47 tahun itu tiba di warung sekitar 30 menit sebelum jam buka. Kebiasaan tersebut dia lakukan tiap kali pengin makan Bebek Cak Yudi.

”Sengaja datang lebih awal biar nggak ngantre. Karena biasanya baru buka, warung langsung penuh. Bisa nggak kebagian tempat,” kata penduduk Jalan Rungkut Asri, Kecamatan Rungkut, Surabaya, itu. Jarak dari rumahnya ke Bebek Cak Yudi berkisar 17 kilometer.

Dani rela menempuh perjalanan jauh demi bebek goreng favoritnya. Tepat pukul 15.00 WIB, Bebek Cak Yudi buka. Dani memesan paket nasi paha bebek goreng dan es teh manis. Hari itu, dia beruntung. Mashudi-lah yang membuatkan langsung pesanannya.

”Jadi teringat saat diajak orang tua  makan di sini pada 1987. Waktu itu saya masih SMP. Pertama kali makan langsung suka. Dagingnya empuk dan bersih. Apalagi sambal pencit-nya. Pedasnya pas,” ucap Dani.

Sore itu, dia lahap menyantap bebek buatan Mashudi. Keringat membasahi wajahnya yang semringah. Kurang dari 20 menit, seporsi nasi bebek goreng dihabiskan Dani tanpa sisa. Bagi penggemar bebek goreng seperti Dani, Bebek Cak Yudi sangat istimewa. Meski sudah mencicipi hampir semua olahan bebek goreng di Kota Pahlawan dan Madura, Dani menganggap Bebek Cak Yudi sebagai yang terbaik. (*/c6/hep/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya