Pedagang Pasar Potikelek Wamena yang terlihat tak banyak menjual tomat karena petani tomat mengalami gagal panen, Rabu (29/1). ( FOTO: Denny/ Cepos )
WAMENA –Musim penghujan yang menguyur Kota Wamena setiap hari, menyebabkan petani tomat di Jayawijaya mengalami gagal panen hingga pedagang banyak yang mendatangkan tomat dari Jayapura. Kondisi ini menyebabkan harga tomat melambung dari Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) Jayawijaya Lukas Waika Kossay mengakui jika saat ini di pasaran Jayawijaya sedang terjadi kenaikan harga tomat karena harga normalnya per kilogram Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg.
“Tomat di kabupaten Jayawijaya itu tomat basah dan cepat busuk. Untuk mengatasi kebutuhan tomat, didatangkan tomat dari Jayapura sehingga ada kenaikan harga di pasaran,”ungkap Lukas Rabu (29/1) kemarin
Lanjutnya, pengiriman tomat dari Jayapura ini harus dilakukan karena petani di Jayawijaya gagal panen karena curah hujan tinggi.
“Petani kita di sini gagal panen karena curah hujan yang terus terusan mengguyur Jayawijaya, sehingga perlu mendatangkan stok tomat dari Arso, Nimbokrang dan Genyem,”ujar Lukas Kossay.
Untuk prediksi kenaikan harga tomat, Dinsnakerindag tidak bisa dipastikan sampai kapan karena tergantung curah hujan. Kalau hujan terus maka petani tomat di sini tidak bisa menjamin pemenuhan kebutuhan tomat . “Petani baru bisa tanam pada saat musim kering,’’ucapnya.
Ditambahkan, apabila petani tidak mengalami gagal panen, biasanya produksi tomat di Jayawijaya kadang dikirim ke Jayapura.
Sementara itu dari pantauwan Cenderawasih Pos di Pasar Safridarwin Wamena, tak banyak pedagang asli Jayawijaya yang menjual tomat dipasaran, hanya beberapa pedagang yang menjual tomat namun tidak banyak ditemukan seperti bulan lalu. (jo/ary)
Pedagang Pasar Potikelek Wamena yang terlihat tak banyak menjual tomat karena petani tomat mengalami gagal panen, Rabu (29/1). ( FOTO: Denny/ Cepos )
WAMENA –Musim penghujan yang menguyur Kota Wamena setiap hari, menyebabkan petani tomat di Jayawijaya mengalami gagal panen hingga pedagang banyak yang mendatangkan tomat dari Jayapura. Kondisi ini menyebabkan harga tomat melambung dari Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) Jayawijaya Lukas Waika Kossay mengakui jika saat ini di pasaran Jayawijaya sedang terjadi kenaikan harga tomat karena harga normalnya per kilogram Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg.
“Tomat di kabupaten Jayawijaya itu tomat basah dan cepat busuk. Untuk mengatasi kebutuhan tomat, didatangkan tomat dari Jayapura sehingga ada kenaikan harga di pasaran,”ungkap Lukas Rabu (29/1) kemarin
Lanjutnya, pengiriman tomat dari Jayapura ini harus dilakukan karena petani di Jayawijaya gagal panen karena curah hujan tinggi.
“Petani kita di sini gagal panen karena curah hujan yang terus terusan mengguyur Jayawijaya, sehingga perlu mendatangkan stok tomat dari Arso, Nimbokrang dan Genyem,”ujar Lukas Kossay.
Untuk prediksi kenaikan harga tomat, Dinsnakerindag tidak bisa dipastikan sampai kapan karena tergantung curah hujan. Kalau hujan terus maka petani tomat di sini tidak bisa menjamin pemenuhan kebutuhan tomat . “Petani baru bisa tanam pada saat musim kering,’’ucapnya.
Ditambahkan, apabila petani tidak mengalami gagal panen, biasanya produksi tomat di Jayawijaya kadang dikirim ke Jayapura.
Sementara itu dari pantauwan Cenderawasih Pos di Pasar Safridarwin Wamena, tak banyak pedagang asli Jayawijaya yang menjual tomat dipasaran, hanya beberapa pedagang yang menjual tomat namun tidak banyak ditemukan seperti bulan lalu. (jo/ary)