JAYAPURA – Bank Indonesia akui, volume transaksi ARIS di wilayah kerja Bank Indonesia yang meliputi Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan mengalami peningkatan.
Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Tommy Andreas menjelaskan, transaksi penggunaan QRIS di Papua dari 4 provinsi yang ada tercatat mengalami kenaikan dua kali lipat dari target yang telah ditentukan.
“Sampai dengan bulan Juni 2024, tercatat transaksi QRIS capai 5,3 juta transaksi atau meningkat 182 persen dari target 2,9 juta masyarakat untuk pengggunaan non tunai sampai dengan bulan Juni 2024 hampir 2 kali lipat dari target kami hingga akhir tahun 2024,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (19/7) kemarin.
Diakuinya, peningkatan penggunaan QRIS Ini merupakan upaya semua pihak, yang terus mendorong peningkatan penggunaan transaksi QRIS di Tanah Papua.
Peningkatan penggunaan QRIS juga didukung dengan kegiatan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Jadi bisa dikatakan, transaksi penggunaan QRIS bagi masyarakat, tidak hanya kalangan anak muda kaum milenial tapi juga orang tua (gen X) juga turut berpartisipasi.
“Memang jika dilihat intensitas penggunaan handphone, banyak mendominasi anak-anak muda, tentunya mereka akan sangat familiar menggunakan transaksi non-tunai (QRIS ), ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (19/7) kemarin.
Diakuinya, dalam peningkatan transaksi non tunai, pihaknya melakukan pencanangan QRIS bersama Aprindo ( Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) Papua.
“Dalam program duta QRIS, dimana semua kasir-kasir anggota APRINDO untuk mensosialisasikan penggunaan QRIS kepada konsumen setiap kali transaksi, agar konsumen terbiasa menggunakan transaksi non tunai dan sangat membantu peningkatan volume transaksi QRIS di masyarakat, ” jelasnya. (ana/ary)