JAYAPURA – Persoalan ketersediaan minyak goreng hingga kini masih menjadi isu menarik. Bagaimana tidak, sebagai negara penghasil minyak sawit nomor 1 di dunia mengalahkan Malaysia, Thailand dan Kolombia, ternyata Indonesia masih sempat mengalami kelangkaan minyak goreng.
Kondisi ini sempat membuat ramai aspek sosial masyarakat sampai – sampai terjadi kepanikan dan antrian pembelian dimana – mana. Terkait ini di Jayapura sendiri sudah beberapa kali dilakukan operasi pasar termasuk pengecekan ke gudang penyimpanan untuk memastikan bahwa ketersediaan minyak goreng aman.
“Untuk Jayapura saya melihat tidak mengalami kelangkaan, hanya saja harus diakui bahwa untuk minyak goreng saat ini sudah mulai terjadi kenaikan harga. Agak mahal dimana kenaikan mulai dari Rp 3000 hingga Rp 5000. Tapi soal stok saya pikir tak masalah,” jelas Lina Marlina, salah satu anggota DPRD Kota Jayapura kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (19/3) di Jayapura. Selain itu yang patut disyukuri adalah stok minyak goreng di Jayapura hingga kini masih aman dan ia meminta untuk pemerintah tetap memantau dan responsif.
Apabila ada keluhan maka sesegera mungkin direspon. “Ya untungnya curhatan ibu rumah tangga dan komentar ibu – ibu di media social di Jayapura tidak sekencang dan seramai ibu – ibu di luar sana. Ini karena ketersediaan minyak juga masih aman. Pengawasan juga penting agar tidak terjadi penimbunan maupun panic buying yang akhirnya berdampak pada gejolak ekonomi dan social,” imbuhnya.
Disinggung soal komentar mantan Presiden, Mega Wati yang menyampaikan agar ibu – ibu jangan terlalu menggantungkan memasak dari minyak goreng kata Lina ini cukup sulit. Sebab selama ini masyarakat sudah hidup dengan pola masak menggoreng.
Karenanya ia menganggap kurang tepat jika langsung meminta untuk mengubah kebiasaan memasak. “Selama ini masyarakat saja masih banyak yang berdagang dengan menggunakan minyak goreng dan saya pikir tidak mudah untuk langsung mengarah keluar dari itu,” imbuh politisi PKS tersebut. (ade/tri)