Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Piutang PT. Air Minum Jayapura Capai Rp 31,6 Miliar

JAYAPURA – PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani (Perseroda) terus meningkatkan pelayanan dari sisi infrastruktur, akan tetapi masih terkendala biaya , yang mana piutangnya mencapai Rp 31,6 miliar.

Direktur Utama PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani (Perseroda)  Entis Sutisna menjelaskan, berdasarkan data selama  4 tahun terakhir yakni tahun 2019 sampai dengan semester satu tahun 2023,  tercatat piutang pelanggan sekitar Rp  31,6 miliar.

Lanjutnya, piutang tersebut  terbagi, rumah tangga itu 84% kemudian niaga 9% dan 7% itu instasi pemerintah, TNI dan sosial. “Piutang rumah tangga yang paling besar hingga 84 Persen dan kami saat ini sudah melakukan penertiban yaitu setiap dua bulan menunggak langsung meterannya kami putus, ” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (19/9) kemarin.

Baca Juga :  Pertamina Rangkul UMKM melalui Program Kemitraan

Lanjutnya,  tunggakan yang cukup besar artinya tingkat kesadaran pelanggan masih kurang untuk membayar kewajibannya. Sementara jumlah  sambungan rumah sekitar 37.612 pelanggan, tapi yang datang membayar  hanya 47% dari 37.612 pelanggan.

“Jadi ada 53% pelanggan yang masih menunggak atau tidak mau membayar. Ini yang  menjadi dilema juga bagi kami. Saat ini kami sedang menggalakkan pemutusan, kita tidak toleransi lagi jadi masyarakat yang umur piutangnya 2 bulan sudah langsung diputus, ” tandasya. (ana/ary)

JAYAPURA – PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani (Perseroda) terus meningkatkan pelayanan dari sisi infrastruktur, akan tetapi masih terkendala biaya , yang mana piutangnya mencapai Rp 31,6 miliar.

Direktur Utama PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani (Perseroda)  Entis Sutisna menjelaskan, berdasarkan data selama  4 tahun terakhir yakni tahun 2019 sampai dengan semester satu tahun 2023,  tercatat piutang pelanggan sekitar Rp  31,6 miliar.

Lanjutnya, piutang tersebut  terbagi, rumah tangga itu 84% kemudian niaga 9% dan 7% itu instasi pemerintah, TNI dan sosial. “Piutang rumah tangga yang paling besar hingga 84 Persen dan kami saat ini sudah melakukan penertiban yaitu setiap dua bulan menunggak langsung meterannya kami putus, ” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (19/9) kemarin.

Baca Juga :  Program Tukar Poin Ajak Masyarakat Gunakan BBM Berkualitas

Lanjutnya,  tunggakan yang cukup besar artinya tingkat kesadaran pelanggan masih kurang untuk membayar kewajibannya. Sementara jumlah  sambungan rumah sekitar 37.612 pelanggan, tapi yang datang membayar  hanya 47% dari 37.612 pelanggan.

“Jadi ada 53% pelanggan yang masih menunggak atau tidak mau membayar. Ini yang  menjadi dilema juga bagi kami. Saat ini kami sedang menggalakkan pemutusan, kita tidak toleransi lagi jadi masyarakat yang umur piutangnya 2 bulan sudah langsung diputus, ” tandasya. (ana/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya