JAYAPURA – Di tengah harga beras medium dan premium yang melonjak naik di pasaran, Perum Bulog Kanwil Papua masih menunggu petunjuk dan regulasi dari pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan program Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah Papua.
Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua, Ahmad Mustari mengatakan pihaknya belum bisa memastikan kapan beras SPHP dapat disalurkan.
“Kami belum bisa memastikan kapan beras SPHP disalurkan, sebab sedang menunggu regulasi dari Bapanas. Sampai dengan hari ini, kami belum mendapat perintah,” kata Ahmad Mustari, Selasa (17/6).
Ketiadaan beras SPHP di pasaran telah membuat pedagang sembako di Jayapura berinisiatif mendatangkan beras dari Sulawesi Selatan. Meskipun harga beras ini lebih tinggi dibandingkan dengan harga beras SPHP, namun masih lebih murah dibandingkan dengan beras medium dan premium.
Ahmad Mustari berharap masyarakat dan pedagang beras tetap bersabar karena stok beras di Papua masih ada. Namun, penyaluran beras SPHP masih menunggu regulasi dari Bapanas.
“Masyarakat dan pedagang beras tetap bersabar, karena stok beras kita masih ada. Hanya saja, kita masih menunggu regulasi dari Bapanas. Jika sudah ada regulasi, maka secepatnya kita salurkan,” ungkapnya.
Menurut Mustari, ketiadaan regulasi yang jelas dari Bapanas telah membuat Perum Bulog Papua kesulitan menyalurkan beras SPHP kepada masyarakat. Padahal, program ini bertujuan untuk membantu masyarakat memperoleh beras dengan harga yang terjangkau.
“Diharapkan Bapanas segera mengeluarkan regulasi yang jelas sehingga Perum Bulog Papua dapat menyalurkan beras SPHP kepada masyarakat,” pungkasnya. (dil/fia).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos