Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

PLN Bantu Perahu Listrik, Nelayan Raja Ampat Tak Lagi Pusing Biaya BBM

RAJA AMPAT – PT PLN (Persero) menghadirkan green fishery bagi nelayan di Kampung Sauwandarek, Raja Ampat, Papua Barat. Lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN menyulap semua infrastruktur perikanan dan ekonomi kelautan dari hulu ke hilir di Raja Ampat berbasis listrik dari sumber yang ramah lingkungan.

Bantuan yang diberikan diantaranya 3 unit motor perahu listrik, alat fishfinder dan cold storage  berkapasitas 318 liter untuk membuat es batu dan mengawetkan ikan hasil tangkapan. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 5,4 kWp juga dibangun sebagai sumber energi dalam menggunakan alat-alat bantuan yang diberikan oleh PLN.

Manfaat dukungan PLN langsung dirasakan Vecky Saweyai, salah satu nelayan Kampung Sauwandarek. Dirinya mengaku bantuan ini dapat menghemat biaya karena tidak perlu membeli BBM untuk perahunya dan kini ia tidak lagi khawatir ikan hasil tangkapannya cepat membusuk dengan cold storage.

“Sangat bersyukur karena sudah ada bantuan lagi yaitu mesin tempel (mesin motor perahu). Kami membandingkan, dulu kami memakai mesin tempel 15 pk (dengan BBM) kami pergi ke Waisai membeli es bisa membutuhkan 20 sampai 25 liter bahan bakar untuk pulang pergi. Tetapi sekarang mesin tempel listrik mempermudah kami,” papar Vecky.

Baca Juga :  Sektor Perikanan jadi Salah Satu Potensi Unggulan

Sebagai perbandingan, untuk 25 liter BBM dengan asumsi harga 15 ribu per liter, Vecky harus mengeluarkan Rp 375 ribu untuk setiap perjalanannya. Sedangkan dengan perahu listrik dengan jarak tempuh yang sama hanya membutuhkan 4 kWh atau setara Rp 5.800.

Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam mengapresiasi kepedulian PLN terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Sauwandarek. Akses yang cukup sulit karena harus ditempuh oleh perjalanan laut selama kurang lebih 3 jam dari Kota Sorong tidak menjadi halangan PLN tetap memberikan pelayanan kelistrikan maksimal.  “Saya harap bantuan ini dapat meningkatkan potensi kita yang ada di dalam kampung khususnya ekonomi,” tambah Orideko.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan dukungan perseroan untuk mendorong nelayan naik kelas secara ekonomi dijalankan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Electrifying Marine. Langkah mendorong perekonomian nelayan ini juga sejalan dengan prinsip Creating Shared Value (CSV) yang dikedepankan perusahaan.

“Dalam menjalankan program TJSL, PLN tak hanya sekedar memberikan bantuan saja. Namun justru, lewat program TJSL ini masyarakat penerima manfaat mampu terdorong secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan yang sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs),” tegas Darmawan.

Baca Juga :  BI Dorong Masyarakat Manfaatkan Pemberian PPnBM 50 Persen

Ia melanjutkan, skema green fishery ini adalah menyulap seluruh infrastruktur kebutuhan nelayan menjadi berbasis listrik. “Kami mengoperasikan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yaitu PLTS di Pulau Sauwandarek untuk memenuhi kebutuhan listrik para nelayan ini,”tegas Darmawan.

Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat, Budiono menambahkan, program green fishery ini dapat membawa manfaat berkelanjutan dan mendorong ekonomi masyarakat sekitar.

“Program green fishery ini memudahkan masyarakat mendapatkan es batu. Dikelola oleh Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM),  program tersebut berdampak mengefisiensi penggunaan bahan bakar. Para nelayan tidak perlu lagi jauh-jauh ke Waisai yang jarak tempuhnya sampai 40 kilometer hanya untuk membeli es batu untuk mengawetkan ikan,” ungkap Budiono.

Green fishery sendiri merupakan program hasil kolaborasi mahasiswa Politeknik Saint Paul Kota Sorong bersama PLN UIW Papua dan Papua Barat yang mendapat juara 1 Energy Transition Innovation Challenge (ETIC) 2022 di Bali.(*/ary)

RAJA AMPAT – PT PLN (Persero) menghadirkan green fishery bagi nelayan di Kampung Sauwandarek, Raja Ampat, Papua Barat. Lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN menyulap semua infrastruktur perikanan dan ekonomi kelautan dari hulu ke hilir di Raja Ampat berbasis listrik dari sumber yang ramah lingkungan.

Bantuan yang diberikan diantaranya 3 unit motor perahu listrik, alat fishfinder dan cold storage  berkapasitas 318 liter untuk membuat es batu dan mengawetkan ikan hasil tangkapan. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 5,4 kWp juga dibangun sebagai sumber energi dalam menggunakan alat-alat bantuan yang diberikan oleh PLN.

Manfaat dukungan PLN langsung dirasakan Vecky Saweyai, salah satu nelayan Kampung Sauwandarek. Dirinya mengaku bantuan ini dapat menghemat biaya karena tidak perlu membeli BBM untuk perahunya dan kini ia tidak lagi khawatir ikan hasil tangkapannya cepat membusuk dengan cold storage.

“Sangat bersyukur karena sudah ada bantuan lagi yaitu mesin tempel (mesin motor perahu). Kami membandingkan, dulu kami memakai mesin tempel 15 pk (dengan BBM) kami pergi ke Waisai membeli es bisa membutuhkan 20 sampai 25 liter bahan bakar untuk pulang pergi. Tetapi sekarang mesin tempel listrik mempermudah kami,” papar Vecky.

Baca Juga :  Warga Kobakma Bisa Nikmati Listrik 12 Jam

Sebagai perbandingan, untuk 25 liter BBM dengan asumsi harga 15 ribu per liter, Vecky harus mengeluarkan Rp 375 ribu untuk setiap perjalanannya. Sedangkan dengan perahu listrik dengan jarak tempuh yang sama hanya membutuhkan 4 kWh atau setara Rp 5.800.

Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam mengapresiasi kepedulian PLN terhadap kesejahteraan masyarakat di Kampung Sauwandarek. Akses yang cukup sulit karena harus ditempuh oleh perjalanan laut selama kurang lebih 3 jam dari Kota Sorong tidak menjadi halangan PLN tetap memberikan pelayanan kelistrikan maksimal.  “Saya harap bantuan ini dapat meningkatkan potensi kita yang ada di dalam kampung khususnya ekonomi,” tambah Orideko.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan dukungan perseroan untuk mendorong nelayan naik kelas secara ekonomi dijalankan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Electrifying Marine. Langkah mendorong perekonomian nelayan ini juga sejalan dengan prinsip Creating Shared Value (CSV) yang dikedepankan perusahaan.

“Dalam menjalankan program TJSL, PLN tak hanya sekedar memberikan bantuan saja. Namun justru, lewat program TJSL ini masyarakat penerima manfaat mampu terdorong secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan yang sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs),” tegas Darmawan.

Baca Juga :  Turunkan Intelijen Cek Perkembangan BBM

Ia melanjutkan, skema green fishery ini adalah menyulap seluruh infrastruktur kebutuhan nelayan menjadi berbasis listrik. “Kami mengoperasikan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yaitu PLTS di Pulau Sauwandarek untuk memenuhi kebutuhan listrik para nelayan ini,”tegas Darmawan.

Sementara itu General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat, Budiono menambahkan, program green fishery ini dapat membawa manfaat berkelanjutan dan mendorong ekonomi masyarakat sekitar.

“Program green fishery ini memudahkan masyarakat mendapatkan es batu. Dikelola oleh Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM),  program tersebut berdampak mengefisiensi penggunaan bahan bakar. Para nelayan tidak perlu lagi jauh-jauh ke Waisai yang jarak tempuhnya sampai 40 kilometer hanya untuk membeli es batu untuk mengawetkan ikan,” ungkap Budiono.

Green fishery sendiri merupakan program hasil kolaborasi mahasiswa Politeknik Saint Paul Kota Sorong bersama PLN UIW Papua dan Papua Barat yang mendapat juara 1 Energy Transition Innovation Challenge (ETIC) 2022 di Bali.(*/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya