Saturday, April 19, 2025
26.7 C
Jayapura

Masih Ada 45.247 Kasus, Siapkan 245 Kader Malaria Untuk Deteksi Penyebaran 

  Menurut Sri Antari, trend jumlah kasus berdasarkan data terbaru Dinkes, Distrik Heram sangat mengejutkan dibandingkan Muara Tami yang sebelumnya jadi dominan. Adapun penyebaran kasus di lima distrik dari yang paling tertinggi adalah, Distrik Heram 10.292 kasus, Abepura 9.968, Muara Tami 8.980, Jayapura Utara 7.627 kasus, Jayapura Selatan 7.032 dan wilayah luar 1.348.

  “Kalau riil secara jumlah penduduk, Distrik Muara Tami masih dominan, karena kalau melihat di tingkat kampung,  Koya Barat paling tinggi sebanyak 5.020 kasus dibanding kampung yang lain masih di bawah angka 3 ribu kasus,” ungkapnya.

  Selain upaya penanganan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu tingginya kasus malaria di Kota Jayapura, khususnya Distrik Muara Tami adalah kondisi geografis wilayah yang dominan rawa-rawa.

Baca Juga :  Telkom Sediakan Paket Indihome Terbaru 20Mbps

  Adapun penyebaran tertinggi tingkat kelurahan di 5 Distrik, posisi pertama di Muara Tami Koya Barat sebanyak 5.020 kasus, disusul Kelurahan Hedam Distrik Heram 3.533 kasus, Awiyo Distrik Abepura 3.431 kasus, Gurabesi di Jayapura Utara 2.949 dan Entrop Japsel 2.389 kasus.

  Upaya yang dilakukan oleh Dinas terkait adalah menyediakan tes malaria secara gratis di masing-masing Puskesmas. “Untuk mendeteksi penyebaran kita ada 245 kader malaria yang siap dan standby di masing-masing wilayah kerjanya,” ungkapnya.

  Faktor lingkungan dapat berupa kondisi iklim yang dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan hidup nyamuk, seperti curah hujan, suhu, kelembaban dan kebersihan lingkungan serta tempat perindukan nyamuk berupa genangan air payau (kolam, tambak), sawah, irigasi, rawa dan sebagainya.

Baca Juga :  Pemilu Sukses, Pj Wali Kota Beri Apresiasi 

   Pengendalian vektor merupakan cara utama untuk mencegah dan mengurangi penularan penyakit Malaria. WHO merekomendasikan pengendalian vektor malaria yang efektif, yaitu dengan kelambu berinsektisida dan sisa penyemprotan dalam ruangan.

  “Untuk mencegah penyebaran malaria, masyarakat harus mengenal malaria lebih dalam, kami juga lewat kader rutin melakukan sosialisasi,” pungkasnya.

    Menurut Sri Antari upaya pencegahan tersebut tidak cukup, karena melihat dari faktor penyebab terjadinya malaria khususnya faktor lingkungan, butuh kesadaran masyarakat. “Faktor lingkungan itu juga sangat besar sumbangsihnya terhadap keberlangsungan kasus ini, untuk masyarakat harus peduli terhadap lingkungan seperti drainase yang ada di sekitar rumah maupun di pemukiman warga,” ungkapnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  Menurut Sri Antari, trend jumlah kasus berdasarkan data terbaru Dinkes, Distrik Heram sangat mengejutkan dibandingkan Muara Tami yang sebelumnya jadi dominan. Adapun penyebaran kasus di lima distrik dari yang paling tertinggi adalah, Distrik Heram 10.292 kasus, Abepura 9.968, Muara Tami 8.980, Jayapura Utara 7.627 kasus, Jayapura Selatan 7.032 dan wilayah luar 1.348.

  “Kalau riil secara jumlah penduduk, Distrik Muara Tami masih dominan, karena kalau melihat di tingkat kampung,  Koya Barat paling tinggi sebanyak 5.020 kasus dibanding kampung yang lain masih di bawah angka 3 ribu kasus,” ungkapnya.

  Selain upaya penanganan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu tingginya kasus malaria di Kota Jayapura, khususnya Distrik Muara Tami adalah kondisi geografis wilayah yang dominan rawa-rawa.

Baca Juga :  Ratusan Botol Miras Sitaan Dimusnahkan

  Adapun penyebaran tertinggi tingkat kelurahan di 5 Distrik, posisi pertama di Muara Tami Koya Barat sebanyak 5.020 kasus, disusul Kelurahan Hedam Distrik Heram 3.533 kasus, Awiyo Distrik Abepura 3.431 kasus, Gurabesi di Jayapura Utara 2.949 dan Entrop Japsel 2.389 kasus.

  Upaya yang dilakukan oleh Dinas terkait adalah menyediakan tes malaria secara gratis di masing-masing Puskesmas. “Untuk mendeteksi penyebaran kita ada 245 kader malaria yang siap dan standby di masing-masing wilayah kerjanya,” ungkapnya.

  Faktor lingkungan dapat berupa kondisi iklim yang dapat mempengaruhi jumlah dan kelangsungan hidup nyamuk, seperti curah hujan, suhu, kelembaban dan kebersihan lingkungan serta tempat perindukan nyamuk berupa genangan air payau (kolam, tambak), sawah, irigasi, rawa dan sebagainya.

Baca Juga :  Pemilu Sukses, Pj Wali Kota Beri Apresiasi 

   Pengendalian vektor merupakan cara utama untuk mencegah dan mengurangi penularan penyakit Malaria. WHO merekomendasikan pengendalian vektor malaria yang efektif, yaitu dengan kelambu berinsektisida dan sisa penyemprotan dalam ruangan.

  “Untuk mencegah penyebaran malaria, masyarakat harus mengenal malaria lebih dalam, kami juga lewat kader rutin melakukan sosialisasi,” pungkasnya.

    Menurut Sri Antari upaya pencegahan tersebut tidak cukup, karena melihat dari faktor penyebab terjadinya malaria khususnya faktor lingkungan, butuh kesadaran masyarakat. “Faktor lingkungan itu juga sangat besar sumbangsihnya terhadap keberlangsungan kasus ini, untuk masyarakat harus peduli terhadap lingkungan seperti drainase yang ada di sekitar rumah maupun di pemukiman warga,” ungkapnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya