Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Harga Bawang Putih Tembus Rp 100 Ribu/kg

Muslika seorang penjual komoditas pertanian di Pasar Sentral Hamadi saat menunjukkan stok bawang merah yang dijualnya, Senin (6/5).( FOTO : Yohana/Cepos)

Supaya Turun, Pemerintah Harus Datangkan Stok

JAYAPURA – Hari pertama puasa, pedagang dan konsumen mengeluh kesulitan mendapatkan stok bawang. Baik itu bawang merah maupun bawang putih yang biasanya didatangkan langsung dari Surabaya dan Makasar.

 Akibat kesulitan bawang tersebut harga bawang di pasaran naik drastis hingga tembus Rp 100 ribu /kg. Hal yang cukup memprihatinkan bahkan untuk stok bawang lokal dari Arso dan Koya pun tidak dapat diperoleh pedagang.

 Muslika seorang penjual komoditas pertanian di Pasar Sentral Hamadi mengatakan, dirinya sudah tiga hari ini tidak berjualan bawang putih karena stok habis. Tidak ada kiriman masuk dari Surabaya maupun Makasar. Kalau  berharap stok lokal juga sulit, produksi bawang lokal khususnya bawang merah dari Arso dan Koya hasilnya tidak sebagus dari Makasar ataupun Surabaya.

 “Kami hanya berjualan bawang merah lokal itupun terbatas. Sudah tiga hari ini saya hanya dapat jual 10 kg saja dengan harga Rp 90 ribu/kg naik dari harga sebelumnya Rp 40-45 ribu/kg. Yang paling parah adalah bawang putih kami jual Rp 100 ribu/kg naik dari harga Rp 35 ribu/kg,” kata Muslika kepada Cenderawasih Pos, Senin (6/5).

Baca Juga :  KKP Tetapkan Koya Timur Kampung Perikanan Budidaya Nila

 Diakuinya, bukan hanya itu saja, hampir semua komoditas pertanian khususnya bumbu dapur mengalami kenaikan harga seperti halnya tomat dari Rp 10 ribu naik menjadi Rp 20 ribu/kg, cabai rawit dari Rp 60 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg. 

 Untuk cabai rawit pihaknya datangkan dari Manokwari karena stok di Jayapura juga kosong. Menurutnya kondisi seperti ini akan bertahan lama karena jika pemerintah belum turun tangan untuk mendatangkan stok, secara otomatis harga melambung di pasaran.

 Sementara itu, Irfan salah seorang distributor bawang dan juga pengecer di Youtefa mengatakan bahwa pihaknya sama sekali belum menerima kiriman bawang dari Surabaya, baik itu bawang merah maupun bawang putih.

“Pada kenyataanya kami kekurangan stok, sehingga kalau harga mahal di pasaran, konsumen tidak perlu kaget. Hal ini sudah berjalan sekitar seminggu dan kondisi paling parah terjadi pada 3 hari terakhir ini,” jelasnya.

Diakuinya, untuk stok bawang putih sendiri sudah diimpor dari China akan tetatapi belum bisa secepatnya masuk ke Jayapura. Sedangkan untuk bawang merah pihaknya mengandalkan distributor dari Surabaya atau tidak Makasar, namun jika kondisi seperti ini berarti belum ada stok yang bisa dikirimkan ke Jayapura.

Baca Juga :  Swiss-Belhotel Tawarkan Paket 111th Jayapura Package 

Selain itu, Ani seorang konsumen rumah tangga juga mengakui bahwa dirinya sangat kaget dengan kenaikan harga bawang saat ini, karena bukan hanya bawang putih saja tetapi juga bawang merah.

“Biasanyakan hanya cabai rawit yang mahal, kemudian bawang putih, sekarang malah semuanya mahal. Kami jadi mau belanja ragu-ragu karena selain mahal stok terbatas, ya kami harapkan pemerintah bisa secepatnya mengatasi kondisi ini jangan sampai ada permainan di balik kejadian ini,” terangnya.

Sebelumnya Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Hubungan  Antar Lembaga Suhanto dalam kunjungannya melakukan pemantauan langsung di lapangan untuk mengetahui harga dan stok komoditi bahan pokok menyambut Puasa dan Lebaran menjelaskan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan pengiriman bawang putih impor dan juga mengoptimalkan stok dari wilayah barat ke Papua.

“Jika kami temukan adanya permainan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, pastinya akan kemi berikan tindakan tegas berupa pencabutan SIUP agar para pelaku tidak dapat berusaha lagi,” tegasnya.(ana/ary)

Muslika seorang penjual komoditas pertanian di Pasar Sentral Hamadi saat menunjukkan stok bawang merah yang dijualnya, Senin (6/5).( FOTO : Yohana/Cepos)

Supaya Turun, Pemerintah Harus Datangkan Stok

JAYAPURA – Hari pertama puasa, pedagang dan konsumen mengeluh kesulitan mendapatkan stok bawang. Baik itu bawang merah maupun bawang putih yang biasanya didatangkan langsung dari Surabaya dan Makasar.

 Akibat kesulitan bawang tersebut harga bawang di pasaran naik drastis hingga tembus Rp 100 ribu /kg. Hal yang cukup memprihatinkan bahkan untuk stok bawang lokal dari Arso dan Koya pun tidak dapat diperoleh pedagang.

 Muslika seorang penjual komoditas pertanian di Pasar Sentral Hamadi mengatakan, dirinya sudah tiga hari ini tidak berjualan bawang putih karena stok habis. Tidak ada kiriman masuk dari Surabaya maupun Makasar. Kalau  berharap stok lokal juga sulit, produksi bawang lokal khususnya bawang merah dari Arso dan Koya hasilnya tidak sebagus dari Makasar ataupun Surabaya.

 “Kami hanya berjualan bawang merah lokal itupun terbatas. Sudah tiga hari ini saya hanya dapat jual 10 kg saja dengan harga Rp 90 ribu/kg naik dari harga sebelumnya Rp 40-45 ribu/kg. Yang paling parah adalah bawang putih kami jual Rp 100 ribu/kg naik dari harga Rp 35 ribu/kg,” kata Muslika kepada Cenderawasih Pos, Senin (6/5).

Baca Juga :  Reklamasi Pelabuhan Jayapura Rampung

 Diakuinya, bukan hanya itu saja, hampir semua komoditas pertanian khususnya bumbu dapur mengalami kenaikan harga seperti halnya tomat dari Rp 10 ribu naik menjadi Rp 20 ribu/kg, cabai rawit dari Rp 60 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg. 

 Untuk cabai rawit pihaknya datangkan dari Manokwari karena stok di Jayapura juga kosong. Menurutnya kondisi seperti ini akan bertahan lama karena jika pemerintah belum turun tangan untuk mendatangkan stok, secara otomatis harga melambung di pasaran.

 Sementara itu, Irfan salah seorang distributor bawang dan juga pengecer di Youtefa mengatakan bahwa pihaknya sama sekali belum menerima kiriman bawang dari Surabaya, baik itu bawang merah maupun bawang putih.

“Pada kenyataanya kami kekurangan stok, sehingga kalau harga mahal di pasaran, konsumen tidak perlu kaget. Hal ini sudah berjalan sekitar seminggu dan kondisi paling parah terjadi pada 3 hari terakhir ini,” jelasnya.

Diakuinya, untuk stok bawang putih sendiri sudah diimpor dari China akan tetatapi belum bisa secepatnya masuk ke Jayapura. Sedangkan untuk bawang merah pihaknya mengandalkan distributor dari Surabaya atau tidak Makasar, namun jika kondisi seperti ini berarti belum ada stok yang bisa dikirimkan ke Jayapura.

Baca Juga :  Harga dan Stok Komoditi Pertanian di Saga Group Relatif Stabil

Selain itu, Ani seorang konsumen rumah tangga juga mengakui bahwa dirinya sangat kaget dengan kenaikan harga bawang saat ini, karena bukan hanya bawang putih saja tetapi juga bawang merah.

“Biasanyakan hanya cabai rawit yang mahal, kemudian bawang putih, sekarang malah semuanya mahal. Kami jadi mau belanja ragu-ragu karena selain mahal stok terbatas, ya kami harapkan pemerintah bisa secepatnya mengatasi kondisi ini jangan sampai ada permainan di balik kejadian ini,” terangnya.

Sebelumnya Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Hubungan  Antar Lembaga Suhanto dalam kunjungannya melakukan pemantauan langsung di lapangan untuk mengetahui harga dan stok komoditi bahan pokok menyambut Puasa dan Lebaran menjelaskan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan pengiriman bawang putih impor dan juga mengoptimalkan stok dari wilayah barat ke Papua.

“Jika kami temukan adanya permainan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, pastinya akan kemi berikan tindakan tegas berupa pencabutan SIUP agar para pelaku tidak dapat berusaha lagi,” tegasnya.(ana/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya