Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Covid-19 Meningkat, Pelaku Usaha Khawatir Kembali Dilakukan Pembatasan

JAYAPURA-Para pelaku usaha di Kota Jayapura mulai kawatir kembali akibat angka penyebaran Covid-19 di Kota Jayapura kini sudah mulai meningkat lagi. Para pedagang kawatir Pemkot Jayapura kembali melakukan pembatasan aktivitas.

Sri selalu penjual lalapan warung makan di Entrop mengaku, jika angka penyebaran Covid-19 mulai meningkat kembali tentu akan ada kebijakan peraturan baru yang diambil Satgas Covid-19 Kota Jayapura dan pemerintah Kota Jayapura dengan melakukan pembatasan aktivitas warga dan pelaku usaha.

Menurutnya jika dilakukan kembali pembatasan aktivitas sangat berdampak pada pemasukan di warung makannya karena biasanya Ia berjualan sampai dini hari tapi jika ada pembatasan waktu tentu tidak bisa maksimal dalam berjualan.

“Jelas kalau nanti ada pembatasan jam aktivitas warga dan pelaku usaha akibat virus Corona atau varian Omicron meningkat di Kota Jayapura, masyarakat dan pelaku usaha tetap kena imbasnya yakni melalui pembatasan jam aktivitas tentu ini mempengaruhi omset kami,”katanya, Rabu (2/2).

Baca Juga :  Bank Papua Dorong Pedagang di Pasar Se-Kota Jayapura Transaksi Lewat QRIS

Sri mengaku, beberapa bulan ini memang sebelum ada kasus peningkatan masyarakat terpapar Covid-19 pemulihan ekonomi sangat terasa karena aktivitas masyarakat mulai berjalan optimal dimulai dari bulan Oktober 2021 hingga awal minggu ke dua bulan Januari 2022, tapi minggu ke tiga Januari hingga sekarang masyarakat yang terpapar Covid-19 semakin meningkat tentu ini menjadi kekawaatiran para penjual makanan yang berjualan pada malam hari.

Hal senada juga dikatakan Rizal salah satu pemilik warung makan di Entrop yang berjualan lalapan, Rizal mengaku,  rata-rata penjual warung makan lalapan di Entrop berjualan pada malam hari karena tempat jualannya bongkar pasang setelah pada sore harinya pemilik ruko tutup jualan.

Jadi jika nanti masyarakat banyak terpapar Covid-19 dan pemerintah melakukan pembatasan aktivitas tentu banyak penjual makanan di Entrop yang pusing. Karena biasanya berjualan sampa dini hari jam 03.00 WIT tapi kini dibatasi dan dilakukan patroli tentu para pemilik warung makan tidak bisa apa-apa lagi.

Baca Juga :  BI Apresiasi Upaya Pengembangan Kopi dan Ekonomi Kreatif

Selain itu, jika masih banyak warga terpapar Covid-19 tentu akan semakin membuat panik warga untuk tidak mau keluar rumah seperti dulu. Dan ini juga akan mempengaruhi perekonomian semakin menurun kembali.

“Kami berharap pandemi ini segera berlalu, karena sudah cukup lama sekali kita hidup dibawah bayang-bayang virus Corona dan varian lainnya, mau menjalankan aktivitas tidak bisa maksimal, usaha tidak maksimal dan lainnya. Semoga pandemi ini segera berlalu,'”jelasnya.

Sementara itu, karyawan Toko Mekar Sari Entrop Slamet mengakui, memang dampak pandemi yang kembali meningkat tentu akan ada kebijakan baru yang dilakukan Satgas Covid-19 dan pemerintah, pastinya seperti dulu lagi bisa dilakukan pembatasan aktivitas masyarakat dan pelaku usaha dan tentunya ini akan semakin mengurangi omset para pelaku usaha berdampak pada penurunan ekonomi.(dil/gin)

JAYAPURA-Para pelaku usaha di Kota Jayapura mulai kawatir kembali akibat angka penyebaran Covid-19 di Kota Jayapura kini sudah mulai meningkat lagi. Para pedagang kawatir Pemkot Jayapura kembali melakukan pembatasan aktivitas.

Sri selalu penjual lalapan warung makan di Entrop mengaku, jika angka penyebaran Covid-19 mulai meningkat kembali tentu akan ada kebijakan peraturan baru yang diambil Satgas Covid-19 Kota Jayapura dan pemerintah Kota Jayapura dengan melakukan pembatasan aktivitas warga dan pelaku usaha.

Menurutnya jika dilakukan kembali pembatasan aktivitas sangat berdampak pada pemasukan di warung makannya karena biasanya Ia berjualan sampai dini hari tapi jika ada pembatasan waktu tentu tidak bisa maksimal dalam berjualan.

“Jelas kalau nanti ada pembatasan jam aktivitas warga dan pelaku usaha akibat virus Corona atau varian Omicron meningkat di Kota Jayapura, masyarakat dan pelaku usaha tetap kena imbasnya yakni melalui pembatasan jam aktivitas tentu ini mempengaruhi omset kami,”katanya, Rabu (2/2).

Baca Juga :  Juknis Minyak Goreng Satu Harga  Belum Ada

Sri mengaku, beberapa bulan ini memang sebelum ada kasus peningkatan masyarakat terpapar Covid-19 pemulihan ekonomi sangat terasa karena aktivitas masyarakat mulai berjalan optimal dimulai dari bulan Oktober 2021 hingga awal minggu ke dua bulan Januari 2022, tapi minggu ke tiga Januari hingga sekarang masyarakat yang terpapar Covid-19 semakin meningkat tentu ini menjadi kekawaatiran para penjual makanan yang berjualan pada malam hari.

Hal senada juga dikatakan Rizal salah satu pemilik warung makan di Entrop yang berjualan lalapan, Rizal mengaku,  rata-rata penjual warung makan lalapan di Entrop berjualan pada malam hari karena tempat jualannya bongkar pasang setelah pada sore harinya pemilik ruko tutup jualan.

Jadi jika nanti masyarakat banyak terpapar Covid-19 dan pemerintah melakukan pembatasan aktivitas tentu banyak penjual makanan di Entrop yang pusing. Karena biasanya berjualan sampa dini hari jam 03.00 WIT tapi kini dibatasi dan dilakukan patroli tentu para pemilik warung makan tidak bisa apa-apa lagi.

Baca Juga :  Bank Papua Siapkan Guna Mendukung Peningkatan UMKM

Selain itu, jika masih banyak warga terpapar Covid-19 tentu akan semakin membuat panik warga untuk tidak mau keluar rumah seperti dulu. Dan ini juga akan mempengaruhi perekonomian semakin menurun kembali.

“Kami berharap pandemi ini segera berlalu, karena sudah cukup lama sekali kita hidup dibawah bayang-bayang virus Corona dan varian lainnya, mau menjalankan aktivitas tidak bisa maksimal, usaha tidak maksimal dan lainnya. Semoga pandemi ini segera berlalu,'”jelasnya.

Sementara itu, karyawan Toko Mekar Sari Entrop Slamet mengakui, memang dampak pandemi yang kembali meningkat tentu akan ada kebijakan baru yang dilakukan Satgas Covid-19 dan pemerintah, pastinya seperti dulu lagi bisa dilakukan pembatasan aktivitas masyarakat dan pelaku usaha dan tentunya ini akan semakin mengurangi omset para pelaku usaha berdampak pada penurunan ekonomi.(dil/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya