Wednesday, April 30, 2025
28.1 C
Jayapura

11 Terduga Teroris Jaringan Makassar Ditangkap di Merauke

AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum ( FOTO: Yulius Sulo/Cepos)

JAYAPURA-Sebanyak 11 orang terduga teroris kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD) ditangkap Densus 88 Antiteror dibackup Polres Merauke di Merauke, Jumat (28/5) hingga Minggu (30/5). Para pelaku ditangkap di beberapa distrik di Kabupaten Merauke.

Awalnya Densus 88 Antiteror dibackup Polres Merauke menangkap 10 terduga teroris pada Jumat (28/5). Mereka yang ditangkap masing-masing berinisial  AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS,  YK, AP dan IK. Sementara, Minggu (30/5) dilaporkan satu terduga teroris kembali diamankan.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menyampaikan, mereka adalah kelompok Ansor Daulah yang merupakan rangkaian dari kasus  yang terjadi beberapa bulan lalu di Makassar. 

“Mereka ini ada di Merauke dan kembali ke Makassar melakukan kegiatan bom bunuh diri yang terjadi di Makassar. Setelah itu kembali lagi ke Merauke,” jelas Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Minggu (30/5).

Dikatakan, keberadaan kelompok ini di Merauke sudah lama. Dari Mabes Polri khususnya Densus 88 diakuinya cukup lama melakukan monitoring terhadap kelompok ini di daerah  Merauke, hingga diputuskan untuk dilakukan penangkapan agar tidak melakukan aksi di Papua khususnya di Kabupaten Merauke.

“Kita lakukan penangkapan terhadap 10 orang termasuk sepasang suami isteri. Para pelaku akan dibawa ke Jayapura dan dilakukan penahanan di Mako Brimob sembari menunggu proses lanjutan. Baik penyelidikan maupun langkah-langkah penanganan penindakan lanjutan terhadap kelompok lainnya yang belum kita lakukan penangkapan,” jelasnya.

Kapolda Mathius Fakhiri berharap dapat mengamankan semua pelaku, sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman terhadap masyarakat yang ada di tanah Papua khususnya yang ada di Kabupaten Merauke.

Dijelaskan Kapolda, dari informasi awal. pelaku pernah melakukan beberapa aksi di Merauke namun gagal, sehingga rangkaian ini termonitor dan dilakukan penangkapan.

“Pengembangan tetap kita lakukan  dengan berbagai macam barang bukti yang sudah kami amankan. Kita melakukan langkah-langkah cepat karena kita tidak mau aksi ini dilakukan di tanah Papua,”  tegas Kapolda.

Baca Juga :  Polisi Sebut KKB Bakar Pesawat di Intan Jaya

Lanjut Kapolda, profesi para pelaku bermacam-macam. Ada yang menjadi buruh, tukang dan lebih banyak pada kegiatan keagamaan. Keberadaan mereka di Merauke cukup lama, bahkan hampir semua ada korelasinya dan mereka sudah dibayat. 

“Ada salah satu masjid di Merauke tempat mereka kumpul untuk melakukan salat dan pertemuan tertutup,” tutupnya.

Secara terpisah, Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum., menambahkan bahwa Densus 88 Antiteror dibackup Kepolisian Resor Merauke dan  Brimob awalnya menangkap 10 terduga teroris di sejumlah distrik di Merauke sejak Jumat (28/5) mulai pukul 16.00 WIT  sampai Sabtu (29/5).  

Dari 11 terduga teroris tersebut, 10 diantaranya berhasil ditangkap pada Jumat  sore sempai Sabtu dinihari. Sedangkan  1 terduga  teroris lainnya berhasil ditangkap, Minggu (30/5). 

Dikatakan, penangkapan ini dilakukan di sejumlah distrik, yakni Distrik  Kurik, Distrik Jagebob, Distrik Tanah Miring,  dan  Distrik Merauke. “Para terduga teroris tersebut sementara ini dalam pemeriksaan,” jelas Kapolres Untung Sangaji. 

Kapolres Untung Sangaji menyebutkan, dalam penggerebekan itu, selain mengamankan para terduga teroris,  juga diamankan sejumlah barang bukti yang berbahaya bagi masyarakat.   

Para terdua teroris  ini, lanjut Kapolres, menargetkan sejumlah  gereja yang ada di Merauke. Namun sebelum melakukan aksinya, para terduga teroris terlebih dahulu diamankan. “Kemarin mungkin mereka sudah mau  tembak-tembak  gereja dengan bom tapi karena kita sudah penuh di gereja sehingga tidak melakukan aksinya. Hari Minggu kita harus jaga ketat  gereja lagi di Merauke,’’ tandasnya. 

Meski  telah menangkap  11 terduga teroris tersebut, namun  Kapolres menjelaskan bahwa saat ini masih terus  dikembangkan. Kendati begitu, Kapolres  belum mau berkomentar banyak karena menurutnya   kasus  ini masih terus dikembangkan. “Masih terus dikembangkan. Jangan sampai kita sudah terlalu  banyak memberi komentar,” terangnya. 

Belum diketahui  secara pasti kelompok mana terduga teroris yang ditangkap di Merauke tersebut. Namun informasi yang  diterima media ini mengungkakan bahwa  jaringan yang ditangkap tersebut berafiliasi dengan jaringan teroris Makassar. Sejak tahun 2017 lalu,   keberadaan para terduga teroris ini  sudah dipantau oleh aparat.  

Baca Juga :  Pigai Minta Jokowi dan Moeldoko Diperiksa 

Sementara  itu, untuk wilayah Distrik Merauke, titik-titik yang menjadi sasaran penangkapan dan penggeledahan tersebut adalah Gang Papua I, Gang Papua II, Simpang Tiga Kantor Lurah Samkai dan   Gang Sayur. Saat  penangkapan para terduga teroris,  Kapolres Untung Sangaji memerintahkan perwira jaga, SPKT dan penjagaan maupun di Polsek untuk siaga penuh secara berkesinambungan sehubungan pengungkapan kasus  tersebut bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror. “Jadi di mohon  agar memperketat penjagaan di seluruh Merauke dimana saja. Tidak ada tamu dan kenalan yang datang. Anda bersiaga dan bertanggungjawab penuh dengan kondisi apapun. 1 x 24 jam   segera mengirim SMS atau WA di induk Polres Merauke,” tegasnya.

Kapolres  juga memerintahkan patroli malam untuk terus bergerak memantau  dari posisi-posisi yang berbeda. 

Sementara itu, Minggu (30/5) kemarin, Kapolres Untung Sangaji  mengungkapkan, bahwa dari 10 terduga teroris  yang ditangkap sebelumnya tersebut  bertambah 1 orang sehingga menjadi 11 orang. 

“Tadi ada tambahan 1 orang yang berhasil ditangkap, sehingga kalau kemarin jumlahnya 10 sekarang  menjadi 11 orang,” tambahnya di sela-sela mengikuti deklarasi akbar dukungan PON XX di depan Kantor Bupati Merauke, Minggu  (30/5). 

Kapolres juga menjelaskan bahwa ada barang bukti tidak bisa diambil Jihandak karena bahan peledaknya cair. “Kalau goyang saat bersentuhan, langsung meledak, sehingga kita mundur dulu. Jadi kemarin itu ada barang bukti yang kita tidak berani dan tinggalkan dulu. Karena itu barang peledak cair,” katanya.  

Dirinya menjelaskan bahwa barang bukti tersebut ada di Jagebob dan tempat lainnya. “Tidak perlu saya  sebutkan secara rinci karena nanti takut teman-teman kena imbasnya,” tandas. 

Kapolres   kembali menegaskan bahwa yang menjadi target ledakan bom dari para terduga teroris tersebut adalah sejumlah gereja yang ada di Merauke.  (fia/ulo/nat)  

AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum ( FOTO: Yulius Sulo/Cepos)

JAYAPURA-Sebanyak 11 orang terduga teroris kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD) ditangkap Densus 88 Antiteror dibackup Polres Merauke di Merauke, Jumat (28/5) hingga Minggu (30/5). Para pelaku ditangkap di beberapa distrik di Kabupaten Merauke.

Awalnya Densus 88 Antiteror dibackup Polres Merauke menangkap 10 terduga teroris pada Jumat (28/5). Mereka yang ditangkap masing-masing berinisial  AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS,  YK, AP dan IK. Sementara, Minggu (30/5) dilaporkan satu terduga teroris kembali diamankan.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D Fakhiri menyampaikan, mereka adalah kelompok Ansor Daulah yang merupakan rangkaian dari kasus  yang terjadi beberapa bulan lalu di Makassar. 

“Mereka ini ada di Merauke dan kembali ke Makassar melakukan kegiatan bom bunuh diri yang terjadi di Makassar. Setelah itu kembali lagi ke Merauke,” jelas Kapolda Mathius Fakhiri kepada wartawan, Minggu (30/5).

Dikatakan, keberadaan kelompok ini di Merauke sudah lama. Dari Mabes Polri khususnya Densus 88 diakuinya cukup lama melakukan monitoring terhadap kelompok ini di daerah  Merauke, hingga diputuskan untuk dilakukan penangkapan agar tidak melakukan aksi di Papua khususnya di Kabupaten Merauke.

“Kita lakukan penangkapan terhadap 10 orang termasuk sepasang suami isteri. Para pelaku akan dibawa ke Jayapura dan dilakukan penahanan di Mako Brimob sembari menunggu proses lanjutan. Baik penyelidikan maupun langkah-langkah penanganan penindakan lanjutan terhadap kelompok lainnya yang belum kita lakukan penangkapan,” jelasnya.

Kapolda Mathius Fakhiri berharap dapat mengamankan semua pelaku, sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman terhadap masyarakat yang ada di tanah Papua khususnya yang ada di Kabupaten Merauke.

Dijelaskan Kapolda, dari informasi awal. pelaku pernah melakukan beberapa aksi di Merauke namun gagal, sehingga rangkaian ini termonitor dan dilakukan penangkapan.

“Pengembangan tetap kita lakukan  dengan berbagai macam barang bukti yang sudah kami amankan. Kita melakukan langkah-langkah cepat karena kita tidak mau aksi ini dilakukan di tanah Papua,”  tegas Kapolda.

Baca Juga :  Penalti Pahabol Ditepis, Persipura Berbagi Poin

Lanjut Kapolda, profesi para pelaku bermacam-macam. Ada yang menjadi buruh, tukang dan lebih banyak pada kegiatan keagamaan. Keberadaan mereka di Merauke cukup lama, bahkan hampir semua ada korelasinya dan mereka sudah dibayat. 

“Ada salah satu masjid di Merauke tempat mereka kumpul untuk melakukan salat dan pertemuan tertutup,” tutupnya.

Secara terpisah, Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum., menambahkan bahwa Densus 88 Antiteror dibackup Kepolisian Resor Merauke dan  Brimob awalnya menangkap 10 terduga teroris di sejumlah distrik di Merauke sejak Jumat (28/5) mulai pukul 16.00 WIT  sampai Sabtu (29/5).  

Dari 11 terduga teroris tersebut, 10 diantaranya berhasil ditangkap pada Jumat  sore sempai Sabtu dinihari. Sedangkan  1 terduga  teroris lainnya berhasil ditangkap, Minggu (30/5). 

Dikatakan, penangkapan ini dilakukan di sejumlah distrik, yakni Distrik  Kurik, Distrik Jagebob, Distrik Tanah Miring,  dan  Distrik Merauke. “Para terduga teroris tersebut sementara ini dalam pemeriksaan,” jelas Kapolres Untung Sangaji. 

Kapolres Untung Sangaji menyebutkan, dalam penggerebekan itu, selain mengamankan para terduga teroris,  juga diamankan sejumlah barang bukti yang berbahaya bagi masyarakat.   

Para terdua teroris  ini, lanjut Kapolres, menargetkan sejumlah  gereja yang ada di Merauke. Namun sebelum melakukan aksinya, para terduga teroris terlebih dahulu diamankan. “Kemarin mungkin mereka sudah mau  tembak-tembak  gereja dengan bom tapi karena kita sudah penuh di gereja sehingga tidak melakukan aksinya. Hari Minggu kita harus jaga ketat  gereja lagi di Merauke,’’ tandasnya. 

Meski  telah menangkap  11 terduga teroris tersebut, namun  Kapolres menjelaskan bahwa saat ini masih terus  dikembangkan. Kendati begitu, Kapolres  belum mau berkomentar banyak karena menurutnya   kasus  ini masih terus dikembangkan. “Masih terus dikembangkan. Jangan sampai kita sudah terlalu  banyak memberi komentar,” terangnya. 

Belum diketahui  secara pasti kelompok mana terduga teroris yang ditangkap di Merauke tersebut. Namun informasi yang  diterima media ini mengungkakan bahwa  jaringan yang ditangkap tersebut berafiliasi dengan jaringan teroris Makassar. Sejak tahun 2017 lalu,   keberadaan para terduga teroris ini  sudah dipantau oleh aparat.  

Baca Juga :  Soal Honorer Sudah Hampir Selesai

Sementara  itu, untuk wilayah Distrik Merauke, titik-titik yang menjadi sasaran penangkapan dan penggeledahan tersebut adalah Gang Papua I, Gang Papua II, Simpang Tiga Kantor Lurah Samkai dan   Gang Sayur. Saat  penangkapan para terduga teroris,  Kapolres Untung Sangaji memerintahkan perwira jaga, SPKT dan penjagaan maupun di Polsek untuk siaga penuh secara berkesinambungan sehubungan pengungkapan kasus  tersebut bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror. “Jadi di mohon  agar memperketat penjagaan di seluruh Merauke dimana saja. Tidak ada tamu dan kenalan yang datang. Anda bersiaga dan bertanggungjawab penuh dengan kondisi apapun. 1 x 24 jam   segera mengirim SMS atau WA di induk Polres Merauke,” tegasnya.

Kapolres  juga memerintahkan patroli malam untuk terus bergerak memantau  dari posisi-posisi yang berbeda. 

Sementara itu, Minggu (30/5) kemarin, Kapolres Untung Sangaji  mengungkapkan, bahwa dari 10 terduga teroris  yang ditangkap sebelumnya tersebut  bertambah 1 orang sehingga menjadi 11 orang. 

“Tadi ada tambahan 1 orang yang berhasil ditangkap, sehingga kalau kemarin jumlahnya 10 sekarang  menjadi 11 orang,” tambahnya di sela-sela mengikuti deklarasi akbar dukungan PON XX di depan Kantor Bupati Merauke, Minggu  (30/5). 

Kapolres juga menjelaskan bahwa ada barang bukti tidak bisa diambil Jihandak karena bahan peledaknya cair. “Kalau goyang saat bersentuhan, langsung meledak, sehingga kita mundur dulu. Jadi kemarin itu ada barang bukti yang kita tidak berani dan tinggalkan dulu. Karena itu barang peledak cair,” katanya.  

Dirinya menjelaskan bahwa barang bukti tersebut ada di Jagebob dan tempat lainnya. “Tidak perlu saya  sebutkan secara rinci karena nanti takut teman-teman kena imbasnya,” tandas. 

Kapolres   kembali menegaskan bahwa yang menjadi target ledakan bom dari para terduga teroris tersebut adalah sejumlah gereja yang ada di Merauke.  (fia/ulo/nat)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya