Friday, January 31, 2025
24.7 C
Jayapura

“Suara” Pengungsi Akan Diteruskan ke Presiden

Hentikan Saling Tuding Soal Pengungsi Hoax

JAYAPURA – Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem mendesak perlunya membentuk tim gabungan untuk penanganan pengungsi di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

Sebab menurut Theo, masyarakat di lima kampung di Distrik Oksop yang masih mengungsi di hutan diperlukan penanganan serius. Sekaligus untuk menyudahi saling tuding dengan menganggap bahwa warga yang mengungsi adalah hoax atau tidak benar.

“Tim gabungan ini terdiri dari pemerintah, TNI-Polri, Komnas HAM, pihak gereja, LSM,  pembela HAM dan wartawan,” kata Theo dalam rilisnya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (26/1).

Lanjutnya, tim tersebut harus independen dan melakukan pemantauan langsung di tempat kejadian atau lokasi pengungsi  sehingga melihat langsung dan buktikan kondisi sebenarnya seperti apa  apakah betul hoax atau justru sebuah kebenaran yang akan ditutup-tutupi.

Theo mendorong agar tim gabungan ini segera dibentuk untuk membuktikan fakta di lapangan. Sehingga, tidak terjadi saling tuding. “Tim gabungan ini harus indenpenden, sehingga tidak terjadi saling tuding dan saling serang di media. Kita tidak bisa bangun sebuah tembok, sebab saat ini, ada masyarakat yang menderita di lokasi pengungsian,” terangnya.

Baca Juga :  Wapres Berkantor di Papua, Upaya Mempercepat Pembangunan di Papua

Lanjut Theo, nantinya hasil kerja dan temuan dari tim gabungan disampaikan ke presiden melalui Kementrian HAM. “Pentingnya dilakuan investigasi gabungan untuk menyakinkan kepada Pemerintah Pusat dan semua pihak. Sehingga kita langsung bertemu dengan masyarakat di lokasi pengungsian dan mengetahui isi hati mereka dan apa yang diharapkan,” kata Theo.

Keinginan dan harapan yang disampaikan masyarakat kepada tim itulah yang menjadi  rekomendasi dan disampikan kepada Pemerintah Pusat melalui Kementrian HAM. Sehingga ada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan demi terwujudnya harapan masyarakat di lima kampung yang berada di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua pegunungan.

“Saya harap Pemprov Papua Pegunungan dan Kabupaten Pegunungan Bintang serius menangani nasib pengungsi, sehingga masyarakat tidak berhari-hari atau berminggu-minggu tinggal di pegungsian. Kembalikan mereka ke kampung halamannya agar bisa beraktifitas  seperti biasanya,” pintanya.

Baca Juga :  Tidak Mengabaikan Warga Paro yang Mengungsi

Menurut Theo, para pengungsi ini merasa kehilangan pemimpinnya, harusnya pemerintah serius menangani ini. Karena mereka adalah warga negara yang harus diperhatikan. “Para pengungsi yang saat ini sedang berada di hutan tidak bisa dipandang sebagai kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau separatis, sehingga pemerintah tak membantu mereka,” tegasnya.

“Saya yakin dan percaya bahwa masyarakat di lima kampung di Distrik Oksop merasa kehilangan pemimpin di daerah. Karena sejak mereka mengungsi hingga saat ini, tak ada yang bisa mengunjungi dan melihat keberadaan mereka di lokasi pengungsian,” tutup Theo. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Hentikan Saling Tuding Soal Pengungsi Hoax

JAYAPURA – Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem mendesak perlunya membentuk tim gabungan untuk penanganan pengungsi di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.

Sebab menurut Theo, masyarakat di lima kampung di Distrik Oksop yang masih mengungsi di hutan diperlukan penanganan serius. Sekaligus untuk menyudahi saling tuding dengan menganggap bahwa warga yang mengungsi adalah hoax atau tidak benar.

“Tim gabungan ini terdiri dari pemerintah, TNI-Polri, Komnas HAM, pihak gereja, LSM,  pembela HAM dan wartawan,” kata Theo dalam rilisnya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (26/1).

Lanjutnya, tim tersebut harus independen dan melakukan pemantauan langsung di tempat kejadian atau lokasi pengungsi  sehingga melihat langsung dan buktikan kondisi sebenarnya seperti apa  apakah betul hoax atau justru sebuah kebenaran yang akan ditutup-tutupi.

Theo mendorong agar tim gabungan ini segera dibentuk untuk membuktikan fakta di lapangan. Sehingga, tidak terjadi saling tuding. “Tim gabungan ini harus indenpenden, sehingga tidak terjadi saling tuding dan saling serang di media. Kita tidak bisa bangun sebuah tembok, sebab saat ini, ada masyarakat yang menderita di lokasi pengungsian,” terangnya.

Baca Juga :  Tali Jembatan Putus, Tiga Polisi dan Satu Anggota TNI Hilang

Lanjut Theo, nantinya hasil kerja dan temuan dari tim gabungan disampaikan ke presiden melalui Kementrian HAM. “Pentingnya dilakuan investigasi gabungan untuk menyakinkan kepada Pemerintah Pusat dan semua pihak. Sehingga kita langsung bertemu dengan masyarakat di lokasi pengungsian dan mengetahui isi hati mereka dan apa yang diharapkan,” kata Theo.

Keinginan dan harapan yang disampaikan masyarakat kepada tim itulah yang menjadi  rekomendasi dan disampikan kepada Pemerintah Pusat melalui Kementrian HAM. Sehingga ada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan demi terwujudnya harapan masyarakat di lima kampung yang berada di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua pegunungan.

“Saya harap Pemprov Papua Pegunungan dan Kabupaten Pegunungan Bintang serius menangani nasib pengungsi, sehingga masyarakat tidak berhari-hari atau berminggu-minggu tinggal di pegungsian. Kembalikan mereka ke kampung halamannya agar bisa beraktifitas  seperti biasanya,” pintanya.

Baca Juga :  Wapres Berkantor di Papua, Upaya Mempercepat Pembangunan di Papua

Menurut Theo, para pengungsi ini merasa kehilangan pemimpinnya, harusnya pemerintah serius menangani ini. Karena mereka adalah warga negara yang harus diperhatikan. “Para pengungsi yang saat ini sedang berada di hutan tidak bisa dipandang sebagai kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau separatis, sehingga pemerintah tak membantu mereka,” tegasnya.

“Saya yakin dan percaya bahwa masyarakat di lima kampung di Distrik Oksop merasa kehilangan pemimpin di daerah. Karena sejak mereka mengungsi hingga saat ini, tak ada yang bisa mengunjungi dan melihat keberadaan mereka di lokasi pengungsian,” tutup Theo. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/