Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Dinkes Papua Tanggulangi Ancaman KLB Polio di Dogiyai

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloisius Giyai, M.Kes memberikan tetes manis polio dan pemberian vitamin A pada anak usia 0 – <15 tahun di Puskesmas Modio Kabupaten Dogiyai.( FOTO : Dinkes Papua for Cepos)

JAYAPURA-Kabupaten Dogiyai merupakan salah satu kabupaten di Papua yang cakupan pelaksanaan imunisai Polio masih cukup rendah. Dimana hingga Mei 2019 kemarin masih di angka 23,69%.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang dipimpin langsung Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai,M.Kes., Rabu (22/6) lalu telah turun langsung ke Kabupaten Dogiyai untuk menanggulangi ancaman KLB Polio di daerah tersebut.

 Kadinkes bersama tim turun langsung melakukan imunisasi tetes polio manis di Puskesmas Modio bersama Kadinkes Dogiyai dan timnya. Penunjukkan tempat Puskesmas Modio ini berdasarkan saran dari kadinkes Dogiyai. Meskipun rencana awal, Kadinkes Papua ingin berkunjung ke Puskesmas yang berada di daerah sulit akses seperti Puskesmas Unito, Timepa atau Apowo.

  Pencanangan imunisasi tetes manis Polio di Modio diikuti dengan pemberian vitamin A untuk anak 6 bulan- 59 bulan dan obat cacing untuk anak berusia 1 tahun – 12 tahun.  Dalam kegiatan ini juga ada integrasi program yang dilakukan bersamaan yaitu dengan melakukan pemeriksaan ibu hamil, lansia,  penimbangan bayi balita, pemberian makanan tambahan dan pengobatan kepada masyarakat dan yang lebih penting lagi pencarian kasus lumpuh layu mendadak pada anak di bawah 15 tahun di masyarakat.

 “Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga telah menempatkan 5 orang Satgas Kijang untuk membantu pelayanan kesehatan di Puskesmas Modio selama 8 bulan ke depan di Tahun 2019,” ujar Kadinkes.

 Lebih lanjut drg. Aloysius Giyai,M.Kes menjelaskan bahwa Provinsi Papua telah melaksanakan Sub PIN Polio Putaran 1 dengan cara pemberian vaksin bOPV sebanyak 2 tetes pada seluruh anak yang berumur 0  bulan sampai dengan kurang dari 15  tahun dengan sasaran Daerah sebanyak 934.281 anak dan sasaran Pusdatin sebanyak 977.647 anak, dengan target Cakupan yang diharapkan adalah 95% ;

 “Sub PIN Polio Putaran 1  telah dilaksanakan dari tanggal 18 Maret 2019 sampai dengan 29 April 2019. Per tanggal 9 Mei 2019, sudah 688.684 anak yang diimunisasi tetes kebal manis Polio,” paparnya. 

Baca Juga :  Liga 1 Ditunda, Persipura Liburkan Pemain

  Kemudian, lanjut Giyai, Sub PIN Polio Putaran 2 telah dilaksanakan dari tanggal 13 Mei 2019 dan masih berlangsung hingga hari ini. “Terdapat 6 kabupaten/kota yang cakupannya telah mencapai atau melebihi 95%. Berdasarkan Sasaran PUSDATIN yaitu Kabupaten  Mappi (113,65%), Waropen (112,43%), Keerom (111,31%), Kabupaten Jayapura (101,86%), Biak Numfor (101,11%),  Kepulauan Yapen (97,83%),” kata Kadinkes.

  Selain itu, ada satu kota yang cakupannya sudah di atas 90% yaitu: Kota Jayapura (91,2%). Kemudian terdapat 7 kabupaten yang cakupannya di antara 50%-80% yaitu: Deiyai (86,89%), Merauke (81,78%), Mamberamo Tengah (70,29%), Bovendigul (67,25%), Asmat (65,63%), Puncak (63,75%) dan Nabire (59,97%). 

  “Nah, untuk daerah yang cakupannya di bawah 55% ada 15 kabupaten, Sarmi (50,13%), Supiori (49,91%) Mamberamo Raya (42,99%), Yahukimo (41,09%), Tolikara (39,23%), Jayawijaya (33,6%), Pegunungan Bintang (29,73%), Paniai (29,42), Yalimo (25,7%), Puncak Jaya (24,16%), Dogiyai (23,69%), Intan Jaya (21,06%), Lanny Jaya (17,84%), Mimika (15,64) dan Nduga (0,18%),” ucapnya. 

 Menurutnya,  tindakan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan cakupan kabupaten yang cakupannya masih rendah serta kabupaten yang perlu dibantu yaitu pendampingan penyusunan mikroplanning kepada Kabupaten Paniai, Asmat, Mamberamo Tengah, Puncak, Mimika,  Jayawijaya, Supiori, Intan Jaya, Puncak Jaya,  Deiyai, Dogiyai, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Tolikara dan  Nduga. 

 “Pendampingan penyusunan mikroplanning di 15 kabupaten dengan melibatkan Tim dari Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi, WHO dan UNICEF. Mikroplanning difokuskan kepada pembiayaan transport daerah sulit (150 titik) yang membutuhkan biaya sewa Heli, pesawat, mobil dan motor johnson dengan total biaya Rp 7.990.640.000, belum termasuk Nduga. Dimana rp 2,98 miliar akan dibantu oleh Kemenkes dan sisanya diharapkan bisa dibantu dari lembaga internasional,” katanya.

  Kadinkes juga menyatakan, masih ada 230 ribu vial vaksin bOPV yang akan dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk mendukung pelaksanaan Sub PIN Polio Putaran Kedua. “Kemenkes juga akan membuka KLB Centre/Posko KLB PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) di Papua dan Papua Barat yang berkedudukan di Jayapura dan dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Kesehatan (SAM) Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi atau SAM Bidang Desenteralisasi,” ujarnya.

Baca Juga :  Dinas PUPR Papua Diapreasiasi Pemerintah Pusat

  Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua sudah mengirim 160 ribu vial vaksin bOPV ke 29 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga terdapat peningkatan signifikan dalam peningkatan cakupan pelayanan imunisasi dari 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Deiyai dan Kabupaten Waropen. 

  Meski begitu, masih terdapat 8 kabupaten yang mengalami penurunan cakupan secara signifikan dibanding putaran 1 yaitu Boven Digoel, Asmat, Nabire, Sarmi, Supiori, Mamberamo Raya, Jayawijaya dan Mimika. 

 “Pelaksanaan imunisasi di Papua juga didukung oleh lembaga mitra seperti WHO, UNICEF, CDC, WVI, Palang Merah Internasional,” tuturnya. 

 Pihaknya menegaskan, dalam pelaksanaan Imunisasi Sub PIN Polio juga diikuti dengan pencarian kasus lumpuh layu mendadak pada anak di bawah umur 15 tahun, dengan target > 3/100.000 penduduk < 15 tahun yaitu sebanyak 30   kasus sepanjang tahun 2019.

 “Sampai saat ini telah ditemukan 37 kasus lumpuh layu mendadak sepanjang tahun 2019. Dan telah dilakukan pencarian data terkait kasus lumpuh layu mendadak sepanjang tahun 2018 di 32 RS di seluruh Provinsi Papua, di mana terdapat 12 RS yang melaporkan kasus lumpuh layuh mendadak tersebut,” tegasnya.

  Ditambahkannya, sampai dengan tahun 2019 terdapat 17 kabupaten/kota yang sudah melaporkan kasus lumpuh layu mendadak. Sementara kabupaten yang belum pernah mencari, menemukan dan melaporkan kasus lumpuh layu mendadak sampai dengan tahun 2019 adalah Keerom, Sarmi, Kepulauan Yapen, Mappi, Jayawijaya, Tolikara, Dogiyai, Mamberamo Raya, Nduga, Mamberamo Tengah, Intan Jaya dan Puncak

 “Terkait itu, juga telah dilakukan pemeriksaan virus polio di lingkungan yaitu di Kota Jayapura (Kali Konya, Kali Organda, Kali Acai, Kali Dok 9, dan Kali 45) Kabupaten Jayapura (Kali Komba) dan Kabupaten Yahukimo (Kali Moruko, Kali Wohh, Kali Ia dan Kali Bonto,” imbuhnya. (ist/nat)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloisius Giyai, M.Kes memberikan tetes manis polio dan pemberian vitamin A pada anak usia 0 – <15 tahun di Puskesmas Modio Kabupaten Dogiyai.( FOTO : Dinkes Papua for Cepos)

JAYAPURA-Kabupaten Dogiyai merupakan salah satu kabupaten di Papua yang cakupan pelaksanaan imunisai Polio masih cukup rendah. Dimana hingga Mei 2019 kemarin masih di angka 23,69%.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang dipimpin langsung Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai,M.Kes., Rabu (22/6) lalu telah turun langsung ke Kabupaten Dogiyai untuk menanggulangi ancaman KLB Polio di daerah tersebut.

 Kadinkes bersama tim turun langsung melakukan imunisasi tetes polio manis di Puskesmas Modio bersama Kadinkes Dogiyai dan timnya. Penunjukkan tempat Puskesmas Modio ini berdasarkan saran dari kadinkes Dogiyai. Meskipun rencana awal, Kadinkes Papua ingin berkunjung ke Puskesmas yang berada di daerah sulit akses seperti Puskesmas Unito, Timepa atau Apowo.

  Pencanangan imunisasi tetes manis Polio di Modio diikuti dengan pemberian vitamin A untuk anak 6 bulan- 59 bulan dan obat cacing untuk anak berusia 1 tahun – 12 tahun.  Dalam kegiatan ini juga ada integrasi program yang dilakukan bersamaan yaitu dengan melakukan pemeriksaan ibu hamil, lansia,  penimbangan bayi balita, pemberian makanan tambahan dan pengobatan kepada masyarakat dan yang lebih penting lagi pencarian kasus lumpuh layu mendadak pada anak di bawah 15 tahun di masyarakat.

 “Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga telah menempatkan 5 orang Satgas Kijang untuk membantu pelayanan kesehatan di Puskesmas Modio selama 8 bulan ke depan di Tahun 2019,” ujar Kadinkes.

 Lebih lanjut drg. Aloysius Giyai,M.Kes menjelaskan bahwa Provinsi Papua telah melaksanakan Sub PIN Polio Putaran 1 dengan cara pemberian vaksin bOPV sebanyak 2 tetes pada seluruh anak yang berumur 0  bulan sampai dengan kurang dari 15  tahun dengan sasaran Daerah sebanyak 934.281 anak dan sasaran Pusdatin sebanyak 977.647 anak, dengan target Cakupan yang diharapkan adalah 95% ;

 “Sub PIN Polio Putaran 1  telah dilaksanakan dari tanggal 18 Maret 2019 sampai dengan 29 April 2019. Per tanggal 9 Mei 2019, sudah 688.684 anak yang diimunisasi tetes kebal manis Polio,” paparnya. 

Baca Juga :  Staf dan Guru di Papua Wajib Vaksin

  Kemudian, lanjut Giyai, Sub PIN Polio Putaran 2 telah dilaksanakan dari tanggal 13 Mei 2019 dan masih berlangsung hingga hari ini. “Terdapat 6 kabupaten/kota yang cakupannya telah mencapai atau melebihi 95%. Berdasarkan Sasaran PUSDATIN yaitu Kabupaten  Mappi (113,65%), Waropen (112,43%), Keerom (111,31%), Kabupaten Jayapura (101,86%), Biak Numfor (101,11%),  Kepulauan Yapen (97,83%),” kata Kadinkes.

  Selain itu, ada satu kota yang cakupannya sudah di atas 90% yaitu: Kota Jayapura (91,2%). Kemudian terdapat 7 kabupaten yang cakupannya di antara 50%-80% yaitu: Deiyai (86,89%), Merauke (81,78%), Mamberamo Tengah (70,29%), Bovendigul (67,25%), Asmat (65,63%), Puncak (63,75%) dan Nabire (59,97%). 

  “Nah, untuk daerah yang cakupannya di bawah 55% ada 15 kabupaten, Sarmi (50,13%), Supiori (49,91%) Mamberamo Raya (42,99%), Yahukimo (41,09%), Tolikara (39,23%), Jayawijaya (33,6%), Pegunungan Bintang (29,73%), Paniai (29,42), Yalimo (25,7%), Puncak Jaya (24,16%), Dogiyai (23,69%), Intan Jaya (21,06%), Lanny Jaya (17,84%), Mimika (15,64) dan Nduga (0,18%),” ucapnya. 

 Menurutnya,  tindakan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan cakupan kabupaten yang cakupannya masih rendah serta kabupaten yang perlu dibantu yaitu pendampingan penyusunan mikroplanning kepada Kabupaten Paniai, Asmat, Mamberamo Tengah, Puncak, Mimika,  Jayawijaya, Supiori, Intan Jaya, Puncak Jaya,  Deiyai, Dogiyai, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Tolikara dan  Nduga. 

 “Pendampingan penyusunan mikroplanning di 15 kabupaten dengan melibatkan Tim dari Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi, WHO dan UNICEF. Mikroplanning difokuskan kepada pembiayaan transport daerah sulit (150 titik) yang membutuhkan biaya sewa Heli, pesawat, mobil dan motor johnson dengan total biaya Rp 7.990.640.000, belum termasuk Nduga. Dimana rp 2,98 miliar akan dibantu oleh Kemenkes dan sisanya diharapkan bisa dibantu dari lembaga internasional,” katanya.

  Kadinkes juga menyatakan, masih ada 230 ribu vial vaksin bOPV yang akan dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk mendukung pelaksanaan Sub PIN Polio Putaran Kedua. “Kemenkes juga akan membuka KLB Centre/Posko KLB PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) di Papua dan Papua Barat yang berkedudukan di Jayapura dan dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Kesehatan (SAM) Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi atau SAM Bidang Desenteralisasi,” ujarnya.

Baca Juga :  KPU Papua Minta Tambahan Waktu

  Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua sudah mengirim 160 ribu vial vaksin bOPV ke 29 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga terdapat peningkatan signifikan dalam peningkatan cakupan pelayanan imunisasi dari 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Deiyai dan Kabupaten Waropen. 

  Meski begitu, masih terdapat 8 kabupaten yang mengalami penurunan cakupan secara signifikan dibanding putaran 1 yaitu Boven Digoel, Asmat, Nabire, Sarmi, Supiori, Mamberamo Raya, Jayawijaya dan Mimika. 

 “Pelaksanaan imunisasi di Papua juga didukung oleh lembaga mitra seperti WHO, UNICEF, CDC, WVI, Palang Merah Internasional,” tuturnya. 

 Pihaknya menegaskan, dalam pelaksanaan Imunisasi Sub PIN Polio juga diikuti dengan pencarian kasus lumpuh layu mendadak pada anak di bawah umur 15 tahun, dengan target > 3/100.000 penduduk < 15 tahun yaitu sebanyak 30   kasus sepanjang tahun 2019.

 “Sampai saat ini telah ditemukan 37 kasus lumpuh layu mendadak sepanjang tahun 2019. Dan telah dilakukan pencarian data terkait kasus lumpuh layu mendadak sepanjang tahun 2018 di 32 RS di seluruh Provinsi Papua, di mana terdapat 12 RS yang melaporkan kasus lumpuh layuh mendadak tersebut,” tegasnya.

  Ditambahkannya, sampai dengan tahun 2019 terdapat 17 kabupaten/kota yang sudah melaporkan kasus lumpuh layu mendadak. Sementara kabupaten yang belum pernah mencari, menemukan dan melaporkan kasus lumpuh layu mendadak sampai dengan tahun 2019 adalah Keerom, Sarmi, Kepulauan Yapen, Mappi, Jayawijaya, Tolikara, Dogiyai, Mamberamo Raya, Nduga, Mamberamo Tengah, Intan Jaya dan Puncak

 “Terkait itu, juga telah dilakukan pemeriksaan virus polio di lingkungan yaitu di Kota Jayapura (Kali Konya, Kali Organda, Kali Acai, Kali Dok 9, dan Kali 45) Kabupaten Jayapura (Kali Komba) dan Kabupaten Yahukimo (Kali Moruko, Kali Wohh, Kali Ia dan Kali Bonto,” imbuhnya. (ist/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya