JAYAPURA – Polemik yang terjadi di Kabupaten Paniai, Pj Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk tugaskan Kadis Kesehatan setempat turun ke lokasi untuk menangani kasus yang ada.
“Saya sudah perintahkan Kadis Kesehatan Provinsi Papua Tengah untuk turun langsung ke Paniai tangani kasus yang sedang terjadi di daerah tersebut,” ucap Ribka Haluk, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Minggu (26/5).
Selain itu, Ribka Haluk juga meminta Direktur Rumah Sakit Paniai tetap membuka pelayanan di rumah sakit. Sebab menurutnya, masyarakat wajib mendapatkan penanganan medis.
“Rumah sakit tetap buka, sebab pelayanan kepada masyarakat itu perlu. Dan masyarakat tidak perlu takut, kalau sakit tetap berobat ke rumah sakit.
Kepada para dokter dan Direktur Rumah Sakit, saya minta tetap melaksanakan tugas sebagaimana biasanya dengan tetap dibackup keamanannya,” ujarnya.
Pj Gubernur juga meminta para Forkopimda di Paniai tetap solid, dan yang terpenting menjaga dan memberikan rasa aman kepada masyarakat di daerah tersebut tanpa terkecuali.
“Siapapun yang ada di Paniai harus dijaga dan dilindungi, dan saya minta masyarakat jangan mudah percaya dengan isu yang berkembang di media sosial terutama informasi yang belum tentu kebenarannya,” imbaunya.
Ribka juga meminta Pemda setempat tetap berkoordinasi melakukan pengamanan di tempat tempat vital seperti rumah sakit, sekolah, gedung pemerintahan dan lainnya. Dan masyarakat diminta tetap tenang.
“Saya harap masyarakat tidak mudah terprovokasi, para tokoh sama sama menjaga tempat vital di Paniai. Dan semua lapisan masyarakat baik yang ada di dalam maupun yang bersebarangan harus bersatu membangun Pania dan Provinsi Papua Tengah secara keseluruhan,” ucap Ribka.
Sementara itu, terkait keberadaaan aparat di RSUD Paniai, Ribka menjelaskan aparat untuk mengamankan rumah sakit dari hal hal yang tidak diinginkan. Sebab, tenaga medis di daerah tersebut merasa takut lantaran diancam melalui media sosial setelah sebelumnya ada peristiwa baku tembak di Paniai. Juga adanya alat alat penting milik rumah sakit.
“Jika memang masyarakat tidak mau adanya aparat di sana, maka tokoh agama, kepala suku, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda dan semua pihak yang ada di daerah tersebut harus menjaga keamanan di sana. Terlebih RSUD Paniai merupakan rumah sakit rujukan dari 4 kabupaten yakni Paniai, Dogiyai, Deiyai, dan Intan Jaya,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolres Paniai, AKBP Abdul Syukur Felani, menegaskan tidak benar aparat TNI-Polri melakukan pengusiran di rumah sakit. Ia meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.
“Kami dari TNI-Polri mengamankan RSUD karena RSUD adalah objek vital yang perlu diamankan agar memberikan rasa aman kepada masyarakat. Justru kehadiran TNI-Polri untuk memberikan rasa aman baik kepada pasien maupun petugas kesehatan,” ucap Kapolres dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos.
Sementara itu, terkait adanya penutupan pintu IGD. Kapolres menerangkan penutupan tersebut adalah tindakan pencegahan yang dilakukan petugas RSUD dan merupakan inisiatif sendiri dari petugas RSUD. Hal ini dikarenakan kunci pintu mengalami kerusakan, dan petugas yang bertugas pada Minggu pagi belum datang.
“Sehingga untuk mencegah terjadinya pencurian di dalam ruangan tersebut, petugas RSUD melakukan penutupan. Dan penutupan tersebut dilakukan untuk mencegah hilangnya alat-alat di dalam ruangan RSUD, dan tindakan tersebut adalah inisiatif petugas medis sendiri,” kata Kapolres.
Kapolres mengklaim kondisi RSUD Paniai saat ini dalam keadaan aman dan kondusif.
“Kami imbau masyarakat tidak mudah percaya terhadap berita berita yang tidak benar atau hoax,” pungkasnya. (fia)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos