Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Perlu Adanya Tim Pencari Fakta

JAYAPURA-Aktivis Kemanusiaan Natalius Pigai mengatakan melihat kasus Kiwirok yang makin urgensi maka ia menyatakan agar perlu adanya pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF).

Natalius Pigai mengatakan, peristiwa Kiwirok yang menewaskan seorang tenaga kesehatan dan selanjutnya juga korban di aparat TNI juga TPN-OPM. “Jika sedari awal aparat tidak membangun opini liar maka sebenarnya mudah menemukan pemicu, pelaku dan korban. Ternyata beberapa versi yang muncul yang dapat menjadi bukti petunjuk untuk mencari apa sebenarnya yang terjadi maka akan dengan mudah menemukan pemicu dan mencari solusi yang tepat,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (25/9). 

Bahkan menurut Pigai ada beberapa informasi yang sejak kejadian itu sampai dengan saat ini ada muncul berbasis pada asas praduga tidak bersalah.

Baca Juga :  Untuk Papua Belum Dibuka

“Beberapa infomasi yang  muncul berbasis pada asas praduga tidak bersalah yaitu kematian Nakes karena ditembak mati oleh KKB. Tenaga kesehatan mati karena masuk jurang yang memang terjal saat melarikan diri. Tenaga kesehatan mati karena dianiaya, Dokter pegang senjata dan diduga menembak mati satu anggota TPN/OPM.  Ada warga sipil ikut bakar rumah sakit,  diduga ada aktor sipil yang bermain. Adanya pengakuan para nakes bahwa mereka sangat mengenal baik para pelaku. Tenaga kesehatan yang dinyatakan hilang menyatakan ada bunyi tembakan dari dalam rumah sakit. Asosiasi Kesehatan melaporkan peristiwa nakes ke international,” bebernya.

Ia juga mengatakan, Komnas HAM RI juga tidak menyebut aktor pelaku. Bisa saja dilakukan oleh aparat karena kepentingan tertentu dan bisa juga aktor politik sebagai otak di balik peristiwa Kiwirok. “Bisa saja murni dilakukan oleh TPN-OPM,” tambahnya. 

Baca Juga :  Tiga Pengoplos Miras Masih Jadi Saksi

Untuk itu Pigai meminta semua informasi dan pernyataan cenderung membingungkan maka ia meminta perlu ada tim pencari fakta.

“Pemda bentuk Tim  Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kiwirok khususnya peristiwa yang menimpa tenaga kesehatan dan kerusakan rumah sakit. Selanjutnya hasil TGPF disampaikan oleh pemerintah,” pungkasnya. (fia/roy/oel/nat)

JAYAPURA-Aktivis Kemanusiaan Natalius Pigai mengatakan melihat kasus Kiwirok yang makin urgensi maka ia menyatakan agar perlu adanya pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF).

Natalius Pigai mengatakan, peristiwa Kiwirok yang menewaskan seorang tenaga kesehatan dan selanjutnya juga korban di aparat TNI juga TPN-OPM. “Jika sedari awal aparat tidak membangun opini liar maka sebenarnya mudah menemukan pemicu, pelaku dan korban. Ternyata beberapa versi yang muncul yang dapat menjadi bukti petunjuk untuk mencari apa sebenarnya yang terjadi maka akan dengan mudah menemukan pemicu dan mencari solusi yang tepat,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (25/9). 

Bahkan menurut Pigai ada beberapa informasi yang sejak kejadian itu sampai dengan saat ini ada muncul berbasis pada asas praduga tidak bersalah.

Baca Juga :  Untuk Papua Belum Dibuka

“Beberapa infomasi yang  muncul berbasis pada asas praduga tidak bersalah yaitu kematian Nakes karena ditembak mati oleh KKB. Tenaga kesehatan mati karena masuk jurang yang memang terjal saat melarikan diri. Tenaga kesehatan mati karena dianiaya, Dokter pegang senjata dan diduga menembak mati satu anggota TPN/OPM.  Ada warga sipil ikut bakar rumah sakit,  diduga ada aktor sipil yang bermain. Adanya pengakuan para nakes bahwa mereka sangat mengenal baik para pelaku. Tenaga kesehatan yang dinyatakan hilang menyatakan ada bunyi tembakan dari dalam rumah sakit. Asosiasi Kesehatan melaporkan peristiwa nakes ke international,” bebernya.

Ia juga mengatakan, Komnas HAM RI juga tidak menyebut aktor pelaku. Bisa saja dilakukan oleh aparat karena kepentingan tertentu dan bisa juga aktor politik sebagai otak di balik peristiwa Kiwirok. “Bisa saja murni dilakukan oleh TPN-OPM,” tambahnya. 

Baca Juga :  Kasus ini Murni Provokasi yang Dilakukan KKB

Untuk itu Pigai meminta semua informasi dan pernyataan cenderung membingungkan maka ia meminta perlu ada tim pencari fakta.

“Pemda bentuk Tim  Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kiwirok khususnya peristiwa yang menimpa tenaga kesehatan dan kerusakan rumah sakit. Selanjutnya hasil TGPF disampaikan oleh pemerintah,” pungkasnya. (fia/roy/oel/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya