Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Marinus Yaung : Awas Jadi Bumerang

 Terkait aksi ini, pengamat sosial politik Uncen, Marinus Yaung mengingatkan agar kasus ini jangan ditanggapi berlebihan. Ia meminta pemerintah Papua termasuk gubernur dan pejabat lainnya untuk lebih coolingdown . “Jangan justru terlalu reaktif yang justru menarik perhatian KPK.,” tuturnya.

Kata Yaung seharusnya dihitung apakah demo ini menguntungkan gubernur atau justru sebaliknya. “Yang dihadapi ini KPK dan KPK sudah memahami bahwa modus baru perlawanan korupsi di Papua adalah menggunakan aksi massa.  Ini bentuk perlawanan korupsi  di Indonesia ala Papua dan ini sudah dipahami oleh KPK. Jadi apakah teman-teman pemuda ini sudah menghitung baik untung ruginya.  Saya khawatir demo seperti ini semakin meyakinkan KPK bahwa ada dugaan korupsi di lingkup Pemda Papua yang  ingin dilindungi dan dibela sehingga melahirkan citra buruk bagi pemuda yang kesannya melindungi,” jelas Yaung melalui ponselnya. 

 Tak hanya itu, ia menyebut nama baik KNPI juga akan terkena imbasnya. “Yang perlu dipahami bahwa KPK lahir dari semangat anak muda. Ini sesuatu yang sederhana dan tak perlu dibesar-besarkan, mengapa KNPI Papua justru mau menyuarakan isu ini. Saya justru  menilai agar jangan membesarkan isu ini dan biarkan isu ini tenang dulu. Kita sayang Pak Gubernur dan akan kita lindungi sama-sama namun jangan membuat aksi seperti ini,” sarannya. 

Baca Juga :  Panglima TNI dan Kapolri Apresiasi Bupati Puncak Jaya

 Ia meminta publik jangan berpikir  dengan aksi ini bisa memengaruhi kebijakan dan menunda pemberantasan  korupsi di tanah Papua.  Yang ada justru KPK akan semakin mencurigai bahwa ada gerakan melawan upaya pemberantasan korupsi dan ini akan jadi bumerang dan merusak image pemuda karena sejatinya pemuda yang mendorong lahirnya KPK. “Saya percaya masyarakat di Papua akan melindungi dan marah ketika gubernur dikriminalisasi tapi harus dihitung baik, jangan justru jadi bumerang,” sarannya. 

Sebelum melakukan aksi di kantor Gubernur Papua, dari pantauan Cenderawasih Pos massa mulai berkumpul di beberapa titik kumpul yang telah ditentukan salah satunya di lampu merah Abepura depan kantor Pos Abepura.  

Sambil menunggu massa lain yang bergerak dari arah Sentani dan Waena, massa yang berkum pul di Abepura sempat melakukan orasi. Setelah melakukan orasi, massa yang berada di depan Kantor Pos Abepura langsung bergabung dengan massa lainnya yang bergerak dari arah Sentani dan Waena menggunakan sepeda motor dan mobil. Massa terlihat mulai bergerak ke arah kota sekira pukul 12.30 WIT dengan pengawalan aparat Kepolisian. 

Baca Juga :  Menpan RB Batalkan Pelamar CPNS Non OAP di Lanny Jaya

Untuk mengamankan aksi demo ini, sebanyak 500 personel gabungan TNI-Polri diturunkan. Ratusan aparat keamanan itu terdiri dari Brimob Polda Papua,  Dalmas Polda Papua, Polres Jayapura Kota dan TNI.

Kabag Ops Polres Jayapura Kota Kompol Nursalam Saka  menyebutkan ratusan personel gabungan itu selain berada di lapangan namun ada juga yang standby di markas. “Untuk wilayah yang kami ploting yakni Muara Tami, wilayah Jayapura Selatan, Jayapura Utara yang mejadi lokasi lewatnya peserta demo,” terangnya.

Diakuinya, seandainya demo yang diselenggarakan tidak diberikan izin, maka aparat keamanan akan membubarkan peserta demo, hanya saja peserta demo dengan jumlah ratusan orang itu diberikan ruang  dan kesempatan. Sehingga pihak keamanan menjalankan tugas dengan mengamankan demo hingga selesai. (ade/kim/fia/nat) 

 Terkait aksi ini, pengamat sosial politik Uncen, Marinus Yaung mengingatkan agar kasus ini jangan ditanggapi berlebihan. Ia meminta pemerintah Papua termasuk gubernur dan pejabat lainnya untuk lebih coolingdown . “Jangan justru terlalu reaktif yang justru menarik perhatian KPK.,” tuturnya.

Kata Yaung seharusnya dihitung apakah demo ini menguntungkan gubernur atau justru sebaliknya. “Yang dihadapi ini KPK dan KPK sudah memahami bahwa modus baru perlawanan korupsi di Papua adalah menggunakan aksi massa.  Ini bentuk perlawanan korupsi  di Indonesia ala Papua dan ini sudah dipahami oleh KPK. Jadi apakah teman-teman pemuda ini sudah menghitung baik untung ruginya.  Saya khawatir demo seperti ini semakin meyakinkan KPK bahwa ada dugaan korupsi di lingkup Pemda Papua yang  ingin dilindungi dan dibela sehingga melahirkan citra buruk bagi pemuda yang kesannya melindungi,” jelas Yaung melalui ponselnya. 

 Tak hanya itu, ia menyebut nama baik KNPI juga akan terkena imbasnya. “Yang perlu dipahami bahwa KPK lahir dari semangat anak muda. Ini sesuatu yang sederhana dan tak perlu dibesar-besarkan, mengapa KNPI Papua justru mau menyuarakan isu ini. Saya justru  menilai agar jangan membesarkan isu ini dan biarkan isu ini tenang dulu. Kita sayang Pak Gubernur dan akan kita lindungi sama-sama namun jangan membuat aksi seperti ini,” sarannya. 

Baca Juga :  Motoris Pemasok Senjata dan Amunisi Bagi KKB Diamankan

 Ia meminta publik jangan berpikir  dengan aksi ini bisa memengaruhi kebijakan dan menunda pemberantasan  korupsi di tanah Papua.  Yang ada justru KPK akan semakin mencurigai bahwa ada gerakan melawan upaya pemberantasan korupsi dan ini akan jadi bumerang dan merusak image pemuda karena sejatinya pemuda yang mendorong lahirnya KPK. “Saya percaya masyarakat di Papua akan melindungi dan marah ketika gubernur dikriminalisasi tapi harus dihitung baik, jangan justru jadi bumerang,” sarannya. 

Sebelum melakukan aksi di kantor Gubernur Papua, dari pantauan Cenderawasih Pos massa mulai berkumpul di beberapa titik kumpul yang telah ditentukan salah satunya di lampu merah Abepura depan kantor Pos Abepura.  

Sambil menunggu massa lain yang bergerak dari arah Sentani dan Waena, massa yang berkum pul di Abepura sempat melakukan orasi. Setelah melakukan orasi, massa yang berada di depan Kantor Pos Abepura langsung bergabung dengan massa lainnya yang bergerak dari arah Sentani dan Waena menggunakan sepeda motor dan mobil. Massa terlihat mulai bergerak ke arah kota sekira pukul 12.30 WIT dengan pengawalan aparat Kepolisian. 

Baca Juga :  Diwarnai Peresmian Pasar Mama-Mama Papua

Untuk mengamankan aksi demo ini, sebanyak 500 personel gabungan TNI-Polri diturunkan. Ratusan aparat keamanan itu terdiri dari Brimob Polda Papua,  Dalmas Polda Papua, Polres Jayapura Kota dan TNI.

Kabag Ops Polres Jayapura Kota Kompol Nursalam Saka  menyebutkan ratusan personel gabungan itu selain berada di lapangan namun ada juga yang standby di markas. “Untuk wilayah yang kami ploting yakni Muara Tami, wilayah Jayapura Selatan, Jayapura Utara yang mejadi lokasi lewatnya peserta demo,” terangnya.

Diakuinya, seandainya demo yang diselenggarakan tidak diberikan izin, maka aparat keamanan akan membubarkan peserta demo, hanya saja peserta demo dengan jumlah ratusan orang itu diberikan ruang  dan kesempatan. Sehingga pihak keamanan menjalankan tugas dengan mengamankan demo hingga selesai. (ade/kim/fia/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya