Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Vaksin Booster Dibuka Tahun Depan

*BPOM Keluarkan EUA untuk Vaksin Sputnik-V

JAKARTA, Jawa Pos-Pemerintah membuka ruang akses vaksinasi booster bagi masyarakat tahun depan. Vaksinasi booster akan dilakukan secara berbayar atau mandiri bagi 27 juta orang. Vaksinasi menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. 

‘’Untuk mereka yang akan melakukan boosting dan vaksinasi mandiri juga akan dibukakan ruangan untuk tahun depan,’’ ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, kemarin (25/8). 

Ani menjelaskan, meski membuka akses vaksinasi berbayar, namun pemerintah tetap menjamin vaksinasi gratis tetap berlanjut. Vaksinasi gratis diutamakan bagi masyarakat kurang mampu. Terutama para penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. ‘’Vaksin mandiri ini untuk masyarakat yang mampu,’’ imbuhnya. 

Pada kesempatan terpisah, Ani menyebut, pada dasarnya kebijakan soal vaksin mengikuti dinamika situasi yang terjadi. Apabila kondisi pandemi masih berlangsung dan target herd immunity harus dikejar, maka pemerintah akan tetap berupaya memenuhi melalui mekanisme vaksin gratis yang pendanaannya dari APBN. 

‘’Namun, seiring dengan kemungkinan pandemi berubah menjadi endemic dan tentu memunculkan kebutuhan untuk booster, maka kita memungkinkan untuk dibuka vaksin mandiri,’’ urai mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu. 

Terkait dengan merek vaksin yang akan dipakai untuk booster akan ditentukan di kemudian hari. Namun, Ani menuturkan bahwa pemerintah berharap tahun depan sudah bisa memproduksi vaksin Merah Putih. 

Baca Juga :  Numbuk Kembali Menanduk, 2 Prajurit TNI Gugur

Baik Menkeu, Menkes, dan BPJS Kesehatan nantinya akan menyisir siapa saja yang bisa menggunakan vaksin mandiri dan siapa saja yang bisa menggunakan vaksin gratis. 

Dalam RAPBN 2022, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 38,44 triliun untuk pengadaan vaksin. Adapun sesuai target pemerintah, sebanyak 189 juta penduduk akan menerima vaksin gratis dan 27 orang menerima vaksinasi mandiri.

Pemerintah juga mengalokasikan untuk dukungan vaksin pusat sebesar Rp 3 triliun. Secara keseluruhan pada 2022, pemerintah mengalokasikan dana Rp 77,05 triliun untuk penanganan kesehatan. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Rapat Dengae Pendapat (RDP) dengan Komisi IX kemarin menyatakan bahwa Indonesia telah menduduki rangking 6 dalam vaksinasi Covid-19 lengkap.  “Indonesia telah mencapai 59 juta (yang divaksin),” katanya. Tiongkok dan India menjadi negara tertinggi dalam pemberian vaksin Covid-19. 

Program vaksinasi di Indonesia akan mencapai 300 jutaan pada akhir tahun ini. Ada beberapa daerah yang memiliki pencapaian vaksinasi tinggi. Cakupan vaksinasi di Jakarta dan Bali sudah mencapai 100 persen. “Ada beberapa daerah yang masih tertinggal, yaitu Lampung, Maluku Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan Papua,” ungkap Budi. 

Baca Juga :  Pegunungan Bintang Siaga, Polisi Tingkatkan Patroli

Di sisi lain, BPOM kembali memberikan emergency use authorization (EUA)  vaksin Covid-19 dari Sputnik-V. Kepala BPOM Penny K Lukito membeberkan vaksin ini merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center  of Epidemiology and Microbiology di Russia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S). Vaksin ini didaftarkan oleh PT. Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA.

“Vaksin Sputnik-V digunakan dengan indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas,” kata Penny. Vaksin tersebut  diberikan secara  injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk dua kali penyuntikan dalam rentang waktu tiga minggu. Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu -20 derajat celcius sampai 20 derajat celcius..

“Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan  efikasi sebesar 91,6 persen,” kata Penny. Berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanannya, efek samping ini memberikan  efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang. Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu, badan lemas, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi. (dee/lyn/JPG)

*BPOM Keluarkan EUA untuk Vaksin Sputnik-V

JAKARTA, Jawa Pos-Pemerintah membuka ruang akses vaksinasi booster bagi masyarakat tahun depan. Vaksinasi booster akan dilakukan secara berbayar atau mandiri bagi 27 juta orang. Vaksinasi menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. 

‘’Untuk mereka yang akan melakukan boosting dan vaksinasi mandiri juga akan dibukakan ruangan untuk tahun depan,’’ ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, kemarin (25/8). 

Ani menjelaskan, meski membuka akses vaksinasi berbayar, namun pemerintah tetap menjamin vaksinasi gratis tetap berlanjut. Vaksinasi gratis diutamakan bagi masyarakat kurang mampu. Terutama para penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. ‘’Vaksin mandiri ini untuk masyarakat yang mampu,’’ imbuhnya. 

Pada kesempatan terpisah, Ani menyebut, pada dasarnya kebijakan soal vaksin mengikuti dinamika situasi yang terjadi. Apabila kondisi pandemi masih berlangsung dan target herd immunity harus dikejar, maka pemerintah akan tetap berupaya memenuhi melalui mekanisme vaksin gratis yang pendanaannya dari APBN. 

‘’Namun, seiring dengan kemungkinan pandemi berubah menjadi endemic dan tentu memunculkan kebutuhan untuk booster, maka kita memungkinkan untuk dibuka vaksin mandiri,’’ urai mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu. 

Terkait dengan merek vaksin yang akan dipakai untuk booster akan ditentukan di kemudian hari. Namun, Ani menuturkan bahwa pemerintah berharap tahun depan sudah bisa memproduksi vaksin Merah Putih. 

Baca Juga :  Penerimaan CPNS 2019 Dipastikan Oktober

Baik Menkeu, Menkes, dan BPJS Kesehatan nantinya akan menyisir siapa saja yang bisa menggunakan vaksin mandiri dan siapa saja yang bisa menggunakan vaksin gratis. 

Dalam RAPBN 2022, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 38,44 triliun untuk pengadaan vaksin. Adapun sesuai target pemerintah, sebanyak 189 juta penduduk akan menerima vaksin gratis dan 27 orang menerima vaksinasi mandiri.

Pemerintah juga mengalokasikan untuk dukungan vaksin pusat sebesar Rp 3 triliun. Secara keseluruhan pada 2022, pemerintah mengalokasikan dana Rp 77,05 triliun untuk penanganan kesehatan. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Rapat Dengae Pendapat (RDP) dengan Komisi IX kemarin menyatakan bahwa Indonesia telah menduduki rangking 6 dalam vaksinasi Covid-19 lengkap.  “Indonesia telah mencapai 59 juta (yang divaksin),” katanya. Tiongkok dan India menjadi negara tertinggi dalam pemberian vaksin Covid-19. 

Program vaksinasi di Indonesia akan mencapai 300 jutaan pada akhir tahun ini. Ada beberapa daerah yang memiliki pencapaian vaksinasi tinggi. Cakupan vaksinasi di Jakarta dan Bali sudah mencapai 100 persen. “Ada beberapa daerah yang masih tertinggal, yaitu Lampung, Maluku Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan Papua,” ungkap Budi. 

Baca Juga :  Polri Turut Cerdaskan Anak Bangsa

Di sisi lain, BPOM kembali memberikan emergency use authorization (EUA)  vaksin Covid-19 dari Sputnik-V. Kepala BPOM Penny K Lukito membeberkan vaksin ini merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center  of Epidemiology and Microbiology di Russia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S). Vaksin ini didaftarkan oleh PT. Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA.

“Vaksin Sputnik-V digunakan dengan indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas,” kata Penny. Vaksin tersebut  diberikan secara  injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk dua kali penyuntikan dalam rentang waktu tiga minggu. Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu -20 derajat celcius sampai 20 derajat celcius..

“Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan  efikasi sebesar 91,6 persen,” kata Penny. Berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanannya, efek samping ini memberikan  efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang. Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu, badan lemas, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi. (dee/lyn/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya