JAYAPURA – Beredarnya Video yang berdurasi 0:43 detik di WhatsApp group memperlihatkan ratusan masyarakat mengungsi dari kabupaten Nduga ke Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/12). Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jayawijaya AKBP. Heri Wibowo saat dihubungi tak menampik informasi tersebut. Ia membenarkan ada warga yang meninggalkan rumahnya dalam jumlah besar menuju lokasi lain.
Pihak Polres sendiri telah melakukan pengecekan dimana lokasi masa berada. Namun Heri engan menyebutkan bahwa itu adalah masa mengungsi dan ia juga tidak menyebutkan secara detail terkait dengan jumlah dari massa tersebut.
“Betul informasi tersebut ada, kita juga baru cek ke lokasi. Tetapi belum bisa dipastikan bahwa itu pengungsian,” sebut Heri dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun Cenderawasih Pos diketahui warga tersebut berasal dari distrik Kroptak, Kabupaten Nduga yang dikabarkan mengungsi akibat konflik yang terjadi pada, 7 Desember 2024 lalu.
Saat ini ratusan massa tersebut telah tiba di Kota Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua pada, Minggu (22/12) kemarin.
Ratusan pengungsi yang tiba di Wamena melalui jalan panjang berkilo meter dari distrik Kroptak, Kabupaten Nduga menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya untuk menyelamatkan diri dari konflik sosial yang terjadi di daerah tersebut.
Diketahui masa mengungsi tersebut terdiri dari Balita (bayi di bawah lima tahun), Ibu hamil, orang lanjut usia (lansia) dan lain sebagainya. Mereka berasal dari kampung berbeda yakni; Miniem, Kroptak, Komoroam, Pesat, Gol, dan Golparek distrik Kroptak, Kabupaten Nduga.
Dalam video yang beredar tersebut terlihat ratusan warga tinggal di posko darurat yang dibangun warga masyarakat setempat di jalan Irian Atas kota Wamena, untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan.
Kondisi ini kembali menyoroti dampak konflik berkepanjangan di Papua, terutama masyarakat sipil. Karena itu perlu ada langkah-langkah nyata untuk memastikan keselamatan serta kesejahteraan warga yang terdampak.
Sebelumnya berbagai pihak dari tokoh agama juga telah menyoroti kejadian ini. Dikatakan pasca informasi pengungsian ini beredar, pihaknya Keuskupan Jayapura bersama tim SKPKC Fransiskan Papua, serta Departemen Hukum dan HAM GIDI langsung membentuk tim invetigasi independen untuk memnatau situasi di lapangan.
Hasil investigasi, menemukan fakta bahwa masyarakat sipil di Distrik Oskop sudah mengungsi ke hutan sejak awal Desember 2024. Jumlahnya diperkirakam mencapai mencapai 401 jiwa, dengan rincian, anak-anak berusia 2 bulan sampai 12 tahun sekira mencapai 30 orang. Perempuan, ibu hamil, lansia, dan pemuda, sekira 115 orang yang ikut dalam pengungsian tersebut. (kar/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos