Saturday, April 20, 2024
30.7 C
Jayapura

Memastikan Emergency Used Authorization Vaksin Covid-19

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi, dan Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., di Swiss Belhotel Jayapura, Selasa (24/11) kemarin. ( FOTO: Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi, menyebutkan bahwa perihal vaksin Covid-19, Presiden RI, Ir. Joko Widodo, akan mengumumkan pada waktunya nanti.

“Sekarang, sedang kita cermati, pelajari, kita siapkan sungguh-sungguh. Termasuk tenaga yang mem-vaksin harus terlatih betul. Jenis vaksin juga akan kita cek secara benar,” terang Muhadjir Effendi menjawab Cenderawasih Pos di sela-sela kunjungan kerjanya di Kota Jayapura, Selasa (24/11) kemarin.

Namun, sambung Menko Effendi,  yang terpenting perihal vaksin ini adalah emergency used authorization  atau dengan kata lain, otoritas penggunaan vaksin karena alasan darurat.

“Dan itu harus dijamin, dan dikeluarkan BPOM kalau prosedurnya sudah betul-betul dipastikan aman dengan data-data yang akurat. Misalnya dicoba pada level 3 yaitu pada manusia/orang dan memang orang itu sudah terbukti aman. Itu saja, kalau itu sudah selesai nanti bisa diumumkan,” sambungnya.

Baca Juga :  Logistik Mulai Digeser ke Kampung-kampung

Secara terpisah, Tim Adaptasi Kebiasaan Baru Ikatan Dokter Indonesia (IDI) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga secara terus menerus memberikan dukungan terhadap penanganan Covid-19 di tingkat daerah.

Humas PB Ikatan Dokter Indonesia, dr. Halik Malik, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya melakukan kampanye 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) maupun optimalisasi 3T (tracing, test, treat), tetapi juga mempersiapkan vaksinasi Covid-19.

“Dalam persiapan vaksinasi Covid-19, dimana para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menjadi ujung tombak sebagai vaksinator atau yang memberikan imunisasi. Termasuk komunikator tentang pencegahan dan upaya vaksinasi sebagai bagian dari penanganan Covid-19. Dengan demikian, ke depan vaksinasi itu berhasil untuk membentuk kekebalan secara keseluruhan dari pandemi Covid 19,” jelas dr. Halik Malik kepada Cenderawasih Pos.

Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan vaksin Covid-19 sebagai bagian dalam penanganan Covid-19 yang dilakukan. Kementerian Kesehatan RI memberikan jatah 1,9 juta vaksin bagi provinsi Papua.

Baca Juga :  47 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di Hamadi

Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., megaku bersyukur perihal vaksin Covid-19 tersebut. Namun, menurutnya, membutuhkan waktu agar semua rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, divaksin Covid-19.

“Vaksin itu, setelah ada dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun (untuk semuanya dapat divaksin). Karena jumlah kita (rakyat Indonesia) ada 270 juta jiwa,” ungkapWagub Klemen Tinal.

Dengan kata lain, sambung Wagub Tinal, asumsinya membutuhkan 2 tahun bagi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mendapatkan vaksin secara menyeluruh.

“Sehari saja, sejuta orang kita layani dan masih butuh 270 hari. Belum termasuk hari off, istirahat, dan libur, sehingga 2 tahun itu baru bisa divaksin semua masyarakat seperti Polio waktu itu,” pungkasnya. (gr/nat)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi, dan Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., di Swiss Belhotel Jayapura, Selasa (24/11) kemarin. ( FOTO: Gratianus Silas/Cepos)

JAYAPURA-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi, menyebutkan bahwa perihal vaksin Covid-19, Presiden RI, Ir. Joko Widodo, akan mengumumkan pada waktunya nanti.

“Sekarang, sedang kita cermati, pelajari, kita siapkan sungguh-sungguh. Termasuk tenaga yang mem-vaksin harus terlatih betul. Jenis vaksin juga akan kita cek secara benar,” terang Muhadjir Effendi menjawab Cenderawasih Pos di sela-sela kunjungan kerjanya di Kota Jayapura, Selasa (24/11) kemarin.

Namun, sambung Menko Effendi,  yang terpenting perihal vaksin ini adalah emergency used authorization  atau dengan kata lain, otoritas penggunaan vaksin karena alasan darurat.

“Dan itu harus dijamin, dan dikeluarkan BPOM kalau prosedurnya sudah betul-betul dipastikan aman dengan data-data yang akurat. Misalnya dicoba pada level 3 yaitu pada manusia/orang dan memang orang itu sudah terbukti aman. Itu saja, kalau itu sudah selesai nanti bisa diumumkan,” sambungnya.

Baca Juga :  Pelaku Diduga Oknum TNI

Secara terpisah, Tim Adaptasi Kebiasaan Baru Ikatan Dokter Indonesia (IDI) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga secara terus menerus memberikan dukungan terhadap penanganan Covid-19 di tingkat daerah.

Humas PB Ikatan Dokter Indonesia, dr. Halik Malik, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya melakukan kampanye 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) maupun optimalisasi 3T (tracing, test, treat), tetapi juga mempersiapkan vaksinasi Covid-19.

“Dalam persiapan vaksinasi Covid-19, dimana para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menjadi ujung tombak sebagai vaksinator atau yang memberikan imunisasi. Termasuk komunikator tentang pencegahan dan upaya vaksinasi sebagai bagian dari penanganan Covid-19. Dengan demikian, ke depan vaksinasi itu berhasil untuk membentuk kekebalan secara keseluruhan dari pandemi Covid 19,” jelas dr. Halik Malik kepada Cenderawasih Pos.

Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan vaksin Covid-19 sebagai bagian dalam penanganan Covid-19 yang dilakukan. Kementerian Kesehatan RI memberikan jatah 1,9 juta vaksin bagi provinsi Papua.

Baca Juga :  Kontak Tembak, Tiga Anggota TNI Tertembak

Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE., MM., megaku bersyukur perihal vaksin Covid-19 tersebut. Namun, menurutnya, membutuhkan waktu agar semua rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, divaksin Covid-19.

“Vaksin itu, setelah ada dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun (untuk semuanya dapat divaksin). Karena jumlah kita (rakyat Indonesia) ada 270 juta jiwa,” ungkapWagub Klemen Tinal.

Dengan kata lain, sambung Wagub Tinal, asumsinya membutuhkan 2 tahun bagi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mendapatkan vaksin secara menyeluruh.

“Sehari saja, sejuta orang kita layani dan masih butuh 270 hari. Belum termasuk hari off, istirahat, dan libur, sehingga 2 tahun itu baru bisa divaksin semua masyarakat seperti Polio waktu itu,” pungkasnya. (gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya