Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Dalangnya Diduga Kelompok Tenius Gwijangge

Motif Ingin Mengacaukan Situasi di Yahukimo

JAYAPURA-Kelompok Tenius Gwijangge diduga menjadi dalang konflik yang terjadi di Kabupaten Yahukimo sepanjang tahun 2021.

Mulai dari pembacokan dua personel TNI Prada Ardi Yudi dan Praka M Alif Nur hingga gugur di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Mei lalu. Pelaku juga merampas dan membawa kabur senjata kedua anggota TNI yang gugur.  

Penyerangan para pekerja jembatan PT Papua Cremon, di Distrik Seradala. Dimana dalam penyerangan tersebut, sejumlah pekerja tewas dan ada warga yang disandera pada Kamis (24/6) lalu. 

Tertembaknya Briptu Kenny Carlos Julian Kipuw dalam kontak tembak pada tanggal 10 Juli lalu. Termasuk tewasnya pemilik kios bernama Yunus Padang Mangalik (45) akibat dibacok di Paradiso Belakang, Prumahan Sosial Momuna Dekai Kabupaten Yahukimo pada Jumat (13/8). Serta pembakaran satu unit swamill dan dua unit rumah warga yang berlokasi di Jalan Paradiso  Belakang, Distrik Dekai dibakara pada Selasa (17/8).

Terakhir, dua karyawan PT. Indo Mulia Baru yakni Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam dibunuh dan jenazahnya dibakar bersama mobil yang dikendarainya di Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Minggu (22/8). Serta, empat anggota Polri terkena rekoset yakni AKP I Putu Edi Wirawan terkena rekoset di leher, Iptu Arif Rahman terkena tembak di helem, Bripka Irwan terkena rekoset di kaki kanan dan Bharatu Nimrot rekoset di tangan kanan saat kontak tembak dengan KKB pada Senin (23/8).

“Dalang konflik di Yahukimo adalah Kelompok Tenius Gwijangge dan kawan-kawannya,” ungkap Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Kombes Pol Faisal Ramadani saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (24/8).

Baca Juga :  Empat Parpol Menolak, Lima Setuju

Menurutnya, konflik yang dilakukan kelompok ini dengan maksud ingin mengacaukan situasi di daerah tersebut. “Untuk situasi perhari ini (kemarin, red) kondusif. Anggota di lapangan meningkatkan patroli,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, patroli ditingkat mulai dari pinggiran kota Dekai hingga dalam kota pasca tewasnya dua karyawan PT. Indo Mulia Baru dan tertembaknya empat anggota Polri.

“Anggota lebih meningkatkan patroli di Yahukimo saat ini. Hal ini mengantisipasi hal serupa terjadi lagi. Untuk kondisi anggota yang tertembak sudah membaik,” kata Kamal kepada Cenderawasih Pos.

Untuk situasi di Yahukimo lanjut Kamal sementara kondusif, sebagaimana laporan yang ia dapatkan dari anggota yang ada di lapangan.

“Sudah ada beberapa tim yang ada di sana. Tim ini melakukan pengejaran dan lidik untuk memastikan posisi kelompok Gwijangge dan kawan-kawannya untuk dilakukan penegakan hukum,” tutur Kamal.

Terkait dengan pihak BPJN Wamena yang meminta Polda Papua untuk memberi jaminan keamanan kepada para pekerja jalan dan jembatan yang ada di wilayah konflik khususnya Yahukimo, Kamal menegaskan bahwa Polda Papua siap mendukung itu.

“Polda Papua mendukung untuk melakukan pengamanan terhadap karyawan yang sedang bekerja, namun kita harus meping terlebih dahulu soal situasi dan kondisi di setiap wilayah konflik,” kata Kamal.

Polda Papua siap mendukung proses pembangunan dan melakukan pengamanan sembari mempelajari situasi dan kondisi di setiap wilayah yang ada di daerah pegunungan. 

Sementara itu, insiden kekerasan terhadap masyarakat sipil di Kabupaten Yahukimo menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Pasalnya, pemerintah memiliki kewajiban untuk memberi rasa aman bagi semua lapisan masyarakat dan memastikan bahwa aktivitas masyarakat bisa tetap berjalan seperti biasa. 

Baca Juga :  Tingkat Penularan Malaria di Lima Kabupaten Masih Tinggi

Terkait insiden kekerasan ini termasuk terakhir pembunuhan dua masyarakat  sipil, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli  masih membangun koordinasi dengan berbagai elemen untuk menciptakan rasa aman.

Selain itu pemerintah menurut Didimus, segera melakukan koordinasi dan menggelar rapat terbatas dengan pihak keamanan untuk selanjutnya diambil langkah-langkah terukur. “Besok kami akan lakukan rapat dengan semua elemen dan kami  siap membackup penuh terutama aparat kepolisian agar penegakan hukum dilakukan dan hak asasi manusia bisa diwujudkan,” jelas Didimus melalui ponselnya, Selasa (24/8). 

Ia meminta pelaku penembakan dan pembunuhan tak wajar ini bisa ditangkap dan diproses hukum sesegera mungkin. 

Hanya diakui meski sudah terjadi beberapa kali namun hingga kini pemerintah belum mendapatkan informasi tentang kelompok siapa yang melakukan. Pemerintah hanya mendapat informasi bahwa yang melakukan berasal dari Egianus Gwijangge. “Itu yang disampaikan aparat keamanan,” tambahnya. 

Untungnya meski baru saja terjadi namun hingga kemarin aktivitas pemerintahan dan masyarakat di Yahukimo berjalan normal. “Kami juga masih menerapkan PPKM sehingga semua kegiatan dibatasi jam 6 sore dan pegawai serta aktifitas perekonomian masyarakat masih normal. Kejadian di kepala air atau dipinggir kota dan di Dekai terbilang kondusif namun kami berharap pihak kepolisian bisa mengungkap siapa pelakunya agar pemerintah bisa memberi rasa aman bagi masyarakat,” pintanya.

 Disinggung soal kejadian kekerasan ini apakah sudah sering terjadi sebelum-sebelumya, kata Didimus aksi pembunuhan ini mulai sering terjadi setelah ada insiden pembunuhan staf KPU. “Dulu ada perang tapi tidak sampai membunuh dengan sadis seperti ini,” tutupnya. (fia/ade/idr/nat)

Motif Ingin Mengacaukan Situasi di Yahukimo

JAYAPURA-Kelompok Tenius Gwijangge diduga menjadi dalang konflik yang terjadi di Kabupaten Yahukimo sepanjang tahun 2021.

Mulai dari pembacokan dua personel TNI Prada Ardi Yudi dan Praka M Alif Nur hingga gugur di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada Mei lalu. Pelaku juga merampas dan membawa kabur senjata kedua anggota TNI yang gugur.  

Penyerangan para pekerja jembatan PT Papua Cremon, di Distrik Seradala. Dimana dalam penyerangan tersebut, sejumlah pekerja tewas dan ada warga yang disandera pada Kamis (24/6) lalu. 

Tertembaknya Briptu Kenny Carlos Julian Kipuw dalam kontak tembak pada tanggal 10 Juli lalu. Termasuk tewasnya pemilik kios bernama Yunus Padang Mangalik (45) akibat dibacok di Paradiso Belakang, Prumahan Sosial Momuna Dekai Kabupaten Yahukimo pada Jumat (13/8). Serta pembakaran satu unit swamill dan dua unit rumah warga yang berlokasi di Jalan Paradiso  Belakang, Distrik Dekai dibakara pada Selasa (17/8).

Terakhir, dua karyawan PT. Indo Mulia Baru yakni Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam dibunuh dan jenazahnya dibakar bersama mobil yang dikendarainya di Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Minggu (22/8). Serta, empat anggota Polri terkena rekoset yakni AKP I Putu Edi Wirawan terkena rekoset di leher, Iptu Arif Rahman terkena tembak di helem, Bripka Irwan terkena rekoset di kaki kanan dan Bharatu Nimrot rekoset di tangan kanan saat kontak tembak dengan KKB pada Senin (23/8).

“Dalang konflik di Yahukimo adalah Kelompok Tenius Gwijangge dan kawan-kawannya,” ungkap Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Kombes Pol Faisal Ramadani saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (24/8).

Baca Juga :  Pemerintah Terapkan PPKM Level 3 di Seluruh Indonesia

Menurutnya, konflik yang dilakukan kelompok ini dengan maksud ingin mengacaukan situasi di daerah tersebut. “Untuk situasi perhari ini (kemarin, red) kondusif. Anggota di lapangan meningkatkan patroli,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, patroli ditingkat mulai dari pinggiran kota Dekai hingga dalam kota pasca tewasnya dua karyawan PT. Indo Mulia Baru dan tertembaknya empat anggota Polri.

“Anggota lebih meningkatkan patroli di Yahukimo saat ini. Hal ini mengantisipasi hal serupa terjadi lagi. Untuk kondisi anggota yang tertembak sudah membaik,” kata Kamal kepada Cenderawasih Pos.

Untuk situasi di Yahukimo lanjut Kamal sementara kondusif, sebagaimana laporan yang ia dapatkan dari anggota yang ada di lapangan.

“Sudah ada beberapa tim yang ada di sana. Tim ini melakukan pengejaran dan lidik untuk memastikan posisi kelompok Gwijangge dan kawan-kawannya untuk dilakukan penegakan hukum,” tutur Kamal.

Terkait dengan pihak BPJN Wamena yang meminta Polda Papua untuk memberi jaminan keamanan kepada para pekerja jalan dan jembatan yang ada di wilayah konflik khususnya Yahukimo, Kamal menegaskan bahwa Polda Papua siap mendukung itu.

“Polda Papua mendukung untuk melakukan pengamanan terhadap karyawan yang sedang bekerja, namun kita harus meping terlebih dahulu soal situasi dan kondisi di setiap wilayah konflik,” kata Kamal.

Polda Papua siap mendukung proses pembangunan dan melakukan pengamanan sembari mempelajari situasi dan kondisi di setiap wilayah yang ada di daerah pegunungan. 

Sementara itu, insiden kekerasan terhadap masyarakat sipil di Kabupaten Yahukimo menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Pasalnya, pemerintah memiliki kewajiban untuk memberi rasa aman bagi semua lapisan masyarakat dan memastikan bahwa aktivitas masyarakat bisa tetap berjalan seperti biasa. 

Baca Juga :  Hujan Deras, Tiga Perumahan di Sentani Terendam

Terkait insiden kekerasan ini termasuk terakhir pembunuhan dua masyarakat  sipil, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli  masih membangun koordinasi dengan berbagai elemen untuk menciptakan rasa aman.

Selain itu pemerintah menurut Didimus, segera melakukan koordinasi dan menggelar rapat terbatas dengan pihak keamanan untuk selanjutnya diambil langkah-langkah terukur. “Besok kami akan lakukan rapat dengan semua elemen dan kami  siap membackup penuh terutama aparat kepolisian agar penegakan hukum dilakukan dan hak asasi manusia bisa diwujudkan,” jelas Didimus melalui ponselnya, Selasa (24/8). 

Ia meminta pelaku penembakan dan pembunuhan tak wajar ini bisa ditangkap dan diproses hukum sesegera mungkin. 

Hanya diakui meski sudah terjadi beberapa kali namun hingga kini pemerintah belum mendapatkan informasi tentang kelompok siapa yang melakukan. Pemerintah hanya mendapat informasi bahwa yang melakukan berasal dari Egianus Gwijangge. “Itu yang disampaikan aparat keamanan,” tambahnya. 

Untungnya meski baru saja terjadi namun hingga kemarin aktivitas pemerintahan dan masyarakat di Yahukimo berjalan normal. “Kami juga masih menerapkan PPKM sehingga semua kegiatan dibatasi jam 6 sore dan pegawai serta aktifitas perekonomian masyarakat masih normal. Kejadian di kepala air atau dipinggir kota dan di Dekai terbilang kondusif namun kami berharap pihak kepolisian bisa mengungkap siapa pelakunya agar pemerintah bisa memberi rasa aman bagi masyarakat,” pintanya.

 Disinggung soal kejadian kekerasan ini apakah sudah sering terjadi sebelum-sebelumya, kata Didimus aksi pembunuhan ini mulai sering terjadi setelah ada insiden pembunuhan staf KPU. “Dulu ada perang tapi tidak sampai membunuh dengan sadis seperti ini,” tutupnya. (fia/ade/idr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya