Wednesday, April 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Soal Amunisi OPM, Bahaya Jika Tak Dijelaskan

Dosen jurusan hukum  internasional Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Fery Kareth, SH., M.Hum

JAYAPURA-Pihak Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih diminta memberikan penjelasan terkait informasi yang disampaikan oleh pengamat sosial politik, Marinus Yaung yang menyebut bahwa disinyalir ada oknum-oknum aparat keamanan yang menjual amunisi diakhir masa tugasnya kepada pihak TPN/OPM. 

Informasi tersebut diperkuat dengan gambar yang menunjukkan ratusan peluru yang digelar di dalam honai dan ada beberapa pria yang diduga dari kelompok TPN/OPM. Menurut dosen jurusan hukum  internasional Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Fery Kareth, SH., M.Hum., bila informasi tersebut mendapat klarifikasi konkrit maka publik akan mempercayai bahwa betul ada penjualan amunisi yang dilakukan oknum aparat keamanan kepada kelompok sipil bersenjata.

 “Ini bahaya bila tak segera diklarifikasi dan saya lihat sudah dua hari beredar namun pihak yang dituding tak merespon serius. Kemarin saya membaca pihak Kodam ada bersuara tapi tak lengkap juga,” kata Fery melalui ponselnya, Rabu (24/7) kemarin. Apalagi penyampaian dari Marinus Yaung menurutnya dilengkapi dengan gambar sehingga bila publik tak mendapat informasi yang berimbang maka otomatis publik akan menerima  bahwa ini kabar yang benar. Harusnya diberikan penjelasan atau klarifikasi apakah betul seperti itu atau tidak. 

Baca Juga :  Tercatat 7 Orang Meninggal Dunia Akibat KKB

 “Harusnya internal Kodam dan Polda bisa mensikapi ini, bukan dibiarkan menjadi bola liar begitu saja,” bebernya. Namun disini Fery juga mempertanyakan kapasitas Marinus Yaung yang memberi informasi seperti itu. 

“Nah dia menulis atau berkomentar sebagai apa? Apakah dosen atau pengamat politik. Sebab kalau di kampus Uncen saya jarang bertemu  Marinus Yaung. Ini juga harus jelas,” katanya. 

Selain itu Marinus Yaung dikatakan harus bisa mempertanggungjawabkan informasi yang sudah dibuang agar tidak  sekedar menyudutkan satu dua pihak. “Saya pikir Marinus Yaung juga perlu menjelasan dasar dia menyampaikan informasi tersebut apa,” pungkasnya. (ade/nat) 

Dosen jurusan hukum  internasional Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Fery Kareth, SH., M.Hum

JAYAPURA-Pihak Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih diminta memberikan penjelasan terkait informasi yang disampaikan oleh pengamat sosial politik, Marinus Yaung yang menyebut bahwa disinyalir ada oknum-oknum aparat keamanan yang menjual amunisi diakhir masa tugasnya kepada pihak TPN/OPM. 

Informasi tersebut diperkuat dengan gambar yang menunjukkan ratusan peluru yang digelar di dalam honai dan ada beberapa pria yang diduga dari kelompok TPN/OPM. Menurut dosen jurusan hukum  internasional Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Fery Kareth, SH., M.Hum., bila informasi tersebut mendapat klarifikasi konkrit maka publik akan mempercayai bahwa betul ada penjualan amunisi yang dilakukan oknum aparat keamanan kepada kelompok sipil bersenjata.

 “Ini bahaya bila tak segera diklarifikasi dan saya lihat sudah dua hari beredar namun pihak yang dituding tak merespon serius. Kemarin saya membaca pihak Kodam ada bersuara tapi tak lengkap juga,” kata Fery melalui ponselnya, Rabu (24/7) kemarin. Apalagi penyampaian dari Marinus Yaung menurutnya dilengkapi dengan gambar sehingga bila publik tak mendapat informasi yang berimbang maka otomatis publik akan menerima  bahwa ini kabar yang benar. Harusnya diberikan penjelasan atau klarifikasi apakah betul seperti itu atau tidak. 

Baca Juga :  Bersama Kita Jaga Papua Aman dan Damai!

 “Harusnya internal Kodam dan Polda bisa mensikapi ini, bukan dibiarkan menjadi bola liar begitu saja,” bebernya. Namun disini Fery juga mempertanyakan kapasitas Marinus Yaung yang memberi informasi seperti itu. 

“Nah dia menulis atau berkomentar sebagai apa? Apakah dosen atau pengamat politik. Sebab kalau di kampus Uncen saya jarang bertemu  Marinus Yaung. Ini juga harus jelas,” katanya. 

Selain itu Marinus Yaung dikatakan harus bisa mempertanggungjawabkan informasi yang sudah dibuang agar tidak  sekedar menyudutkan satu dua pihak. “Saya pikir Marinus Yaung juga perlu menjelasan dasar dia menyampaikan informasi tersebut apa,” pungkasnya. (ade/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya