Friday, March 29, 2024
24.7 C
Jayapura

Satu Lagi Pahlawan Demokrasi Gugur

PEMAKAMAN: Agnes Rawar didampingi anaknya Daniel dan Julius Mambieuw saat berada di makam almarhum Marten Tori Mambieuw di TPU Kampung Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (23/4). 

SENTANI-Satu lagi pahlawan demokrasi dilaporkan gugur usai menjalankan tugasnya melaksanakan Pemilu Serentak 2019, Rabu (17/4) lalu.

Setelah sebelumnya seorang ketua KPPS di Kabupaten Boven Digoel dilaporkan meninggal dunia karena kelelahan usai menjalankan tugas, Sabtu (20/4) lalu, kali ini seorang ketua KPPS di Sentani, Kabupaten Jayapura, dilaporkan meninggal dunia, Senin (22/4).  

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, Marten Tori Mambieuw yang bertugas sebagai ketua KPPS di TPS 16 Kampung Ifar Besar, diduga kelelahan usai melaksanakan tugasnya mulai dari persiapan Pemilu Serentak hingga pelaksanaan pemungutan dan penghitungan serta membayar atau menyerahkan honor anggota KPPS. 

Agnes Rawar istri almarhum yang ditemui Cenderawasih Pos di rumahnya di Kampung Ifar Besar  Kompleks Rindam XVII/Cenderawasih mengatakan, selama ini almarhum tidak pernah mengeluh sakit.

Sebelum meninggal dunia almarhum menurutnya sempat berbincang-bincang dengan rekan-rekannya di rumahnya, Senin (22/4) lalu dan tiba-tiba jatuh dari tempat duduk.

“Almarhum meninggal tanpa ada keluhan sakit sebelumnya,” ungkap Agnes Rawar yang saat ini tinggal bersama dua anaknya Daniel dan Julius Mambieuw hasil pernikahannya dengan almarhum Marten Tori Mambieuw.

Baca Juga :  Ganjar Masuk Radar PAN Papua

Agnes menduga kepergian suaminya untuk selamanya itu akibat kelelahan usai menjalankan tugas Pemilu. Pasalnya, selain menyiapkan pelaksanaan pemungutan suara di TPS 16, almarhum juga mengkoordinir tiga TPS lain yang menjadi tanggung jawabnya. 

“Seminggu sebelum pelaksanaan Pemilu itu, almarhum  sangat sibuk untuk mengurus persiapan pelaksanaan proses pemilihan umum di kampung Ifar Besar itu. Kesibukannya bukan saja di TPS 16, tapi ada tiga TPS lainnya juga menjadi tanggung jawabnya. Rasa tanggung jawabnya itu betul-betul ia kerjakan selama persiapan Pemilu hingga selesai,” jelasnya. 

“Semua tugas benar-benar ia selesaikan. Bahkan sebelum meninggal, almarhum masih sempat membagi semua honor petugas lainnya. Petugas yang jauh ditelepon atau honornya diantar langsung,” sambungnya dengan nada sedih. 

Selain kelelahan, Agnes mengatakan, tanggung jawab yang tinggi untuk menyukseskan pelaksanaan Pemilu di kampungnya membuat almarhum tertekan. Apalagi saat pemungutan suara, sempat terjadi keterlambatan pendistribusian logistik surat dan kota suara di TPS tempatnya bertugas, sehingga hal itu sangat mengganggu pikiran almarhum saat itu.
“Hampir seminggu itu kami tidak pernah melihat beliau itu istirahat baik siang maupun malam khususnya menjelang hari Pemilu. Apalagi saat hari pelaksanaan Pemilu, almarhum sempat terlihat stres dan kecewa, karena logistik Pemilu baru didistribusikan  pukul 11.00. padahal warga sudah berada di TPS sejak pukul 07.00,” bebernya.

Baca Juga :  Angka Kesembuhan Capai 50 Persen, Salut Buat Petugas Kesehatan

Sementara itu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si., menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas gugurnya seorang penyelenggara Pemilu Serentak di Kabupaten Jayapura.

Menurutnya, tugas dan tanggung jawab almarhum sangat luar biasa untuk menyukseskan Pemilu di Kabupaten Jayapura hingga selesai.

Terkait meninggalnya ketua KPPS di kampung Ifar Besar, Bupati Mathius Awoitauw mengaku telah mengistruksikan lembaga terkait untuk menyerahkan santunan kepada yang bersangkutan.

“Sebagai pemerintah, kami  mengucapkan  turut berduka cita atas meninggalnya petugas KPPS TPS 16,” pungkasnya. (roy/nat)

PEMAKAMAN: Agnes Rawar didampingi anaknya Daniel dan Julius Mambieuw saat berada di makam almarhum Marten Tori Mambieuw di TPU Kampung Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (23/4). 

SENTANI-Satu lagi pahlawan demokrasi dilaporkan gugur usai menjalankan tugasnya melaksanakan Pemilu Serentak 2019, Rabu (17/4) lalu.

Setelah sebelumnya seorang ketua KPPS di Kabupaten Boven Digoel dilaporkan meninggal dunia karena kelelahan usai menjalankan tugas, Sabtu (20/4) lalu, kali ini seorang ketua KPPS di Sentani, Kabupaten Jayapura, dilaporkan meninggal dunia, Senin (22/4).  

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, Marten Tori Mambieuw yang bertugas sebagai ketua KPPS di TPS 16 Kampung Ifar Besar, diduga kelelahan usai melaksanakan tugasnya mulai dari persiapan Pemilu Serentak hingga pelaksanaan pemungutan dan penghitungan serta membayar atau menyerahkan honor anggota KPPS. 

Agnes Rawar istri almarhum yang ditemui Cenderawasih Pos di rumahnya di Kampung Ifar Besar  Kompleks Rindam XVII/Cenderawasih mengatakan, selama ini almarhum tidak pernah mengeluh sakit.

Sebelum meninggal dunia almarhum menurutnya sempat berbincang-bincang dengan rekan-rekannya di rumahnya, Senin (22/4) lalu dan tiba-tiba jatuh dari tempat duduk.

“Almarhum meninggal tanpa ada keluhan sakit sebelumnya,” ungkap Agnes Rawar yang saat ini tinggal bersama dua anaknya Daniel dan Julius Mambieuw hasil pernikahannya dengan almarhum Marten Tori Mambieuw.

Baca Juga :  Angka Kesembuhan Capai 50 Persen, Salut Buat Petugas Kesehatan

Agnes menduga kepergian suaminya untuk selamanya itu akibat kelelahan usai menjalankan tugas Pemilu. Pasalnya, selain menyiapkan pelaksanaan pemungutan suara di TPS 16, almarhum juga mengkoordinir tiga TPS lain yang menjadi tanggung jawabnya. 

“Seminggu sebelum pelaksanaan Pemilu itu, almarhum  sangat sibuk untuk mengurus persiapan pelaksanaan proses pemilihan umum di kampung Ifar Besar itu. Kesibukannya bukan saja di TPS 16, tapi ada tiga TPS lainnya juga menjadi tanggung jawabnya. Rasa tanggung jawabnya itu betul-betul ia kerjakan selama persiapan Pemilu hingga selesai,” jelasnya. 

“Semua tugas benar-benar ia selesaikan. Bahkan sebelum meninggal, almarhum masih sempat membagi semua honor petugas lainnya. Petugas yang jauh ditelepon atau honornya diantar langsung,” sambungnya dengan nada sedih. 

Selain kelelahan, Agnes mengatakan, tanggung jawab yang tinggi untuk menyukseskan pelaksanaan Pemilu di kampungnya membuat almarhum tertekan. Apalagi saat pemungutan suara, sempat terjadi keterlambatan pendistribusian logistik surat dan kota suara di TPS tempatnya bertugas, sehingga hal itu sangat mengganggu pikiran almarhum saat itu.
“Hampir seminggu itu kami tidak pernah melihat beliau itu istirahat baik siang maupun malam khususnya menjelang hari Pemilu. Apalagi saat hari pelaksanaan Pemilu, almarhum sempat terlihat stres dan kecewa, karena logistik Pemilu baru didistribusikan  pukul 11.00. padahal warga sudah berada di TPS sejak pukul 07.00,” bebernya.

Baca Juga :  Empat Kabupaten Direkomendasikan PSU

Sementara itu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE., M.Si., menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas gugurnya seorang penyelenggara Pemilu Serentak di Kabupaten Jayapura.

Menurutnya, tugas dan tanggung jawab almarhum sangat luar biasa untuk menyukseskan Pemilu di Kabupaten Jayapura hingga selesai.

Terkait meninggalnya ketua KPPS di kampung Ifar Besar, Bupati Mathius Awoitauw mengaku telah mengistruksikan lembaga terkait untuk menyerahkan santunan kepada yang bersangkutan.

“Sebagai pemerintah, kami  mengucapkan  turut berduka cita atas meninggalnya petugas KPPS TPS 16,” pungkasnya. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya