Thursday, April 24, 2025
29.7 C
Jayapura

Soal MBG, Terkesan yang Penting Ada Laporan

JAYAPURA – Launching Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan di beberapa titik di Papua nampaknya masih menyisakan sejumlah pertanyaan dan koreksi. Program yang menjadi “jualan” Presiden Prabowo dan wakilnya, Gibran ini dianggap lambat menurunkan petunjuk teknis. Alhasil banyak daerah yang ingin segera running malah harus menunggu berbulan-bulan untuk menjalankan program tersebut.

“Seperti tidak siap, padahal sudah diumumkan saat kampanye dulu bahwa ini program unggulan yang wajib dilaksanakan tapi buktinya sampai sekarang masih banyak yang bertanya soal juknis,” beber Gunawan, satu pegiat sosial di Jayapura melalui ponselnya, Selasa (22/4). Selain itu ia menangkap kesan bahwa program ini seperti belum siap 100 persen.

Baca Juga :  NCF Digelar Untuk Tingkatkan Kreatifitas Pelajar

Masih banyak pihak penyelenggara yang meraba-raba apakah akan berjalan sesuai yang diinginkan atau hanya semangat di awal saja. Gunawan juga berfikir bagaimana program ini lebih banyak menyentuh anak-anak sekolah yang berada di wilayah kota. Wilayah yang sejatinya pemenuhan gizinya jauh lebih baik dibanding daerah terpencil atau pinggiran kota.

“Di Abe ramai sekali dan seperti ingin menunjukkan bahwa semua sudah berjalan, saya berfikir kenapa harus kencang di wilayah kota? mengapa tidak menyasar dari pinggiran dimana anak-anak di pinggiran yang justru membutuhkan kepastian gizi jika kita berbicara pemenuhan gizi,” singgungnya.

JAYAPURA – Launching Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan di beberapa titik di Papua nampaknya masih menyisakan sejumlah pertanyaan dan koreksi. Program yang menjadi “jualan” Presiden Prabowo dan wakilnya, Gibran ini dianggap lambat menurunkan petunjuk teknis. Alhasil banyak daerah yang ingin segera running malah harus menunggu berbulan-bulan untuk menjalankan program tersebut.

“Seperti tidak siap, padahal sudah diumumkan saat kampanye dulu bahwa ini program unggulan yang wajib dilaksanakan tapi buktinya sampai sekarang masih banyak yang bertanya soal juknis,” beber Gunawan, satu pegiat sosial di Jayapura melalui ponselnya, Selasa (22/4). Selain itu ia menangkap kesan bahwa program ini seperti belum siap 100 persen.

Baca Juga :  Awasi Pengunaan HP pada Anak, Cegah Jerat Eksploitasi Seksual di Ruang Digital

Masih banyak pihak penyelenggara yang meraba-raba apakah akan berjalan sesuai yang diinginkan atau hanya semangat di awal saja. Gunawan juga berfikir bagaimana program ini lebih banyak menyentuh anak-anak sekolah yang berada di wilayah kota. Wilayah yang sejatinya pemenuhan gizinya jauh lebih baik dibanding daerah terpencil atau pinggiran kota.

“Di Abe ramai sekali dan seperti ingin menunjukkan bahwa semua sudah berjalan, saya berfikir kenapa harus kencang di wilayah kota? mengapa tidak menyasar dari pinggiran dimana anak-anak di pinggiran yang justru membutuhkan kepastian gizi jika kita berbicara pemenuhan gizi,” singgungnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya