Dirinya juga mengetahui bila di dalam rekening Bidang Transportasi masih terdapat uang dengan jumlah kurang lebih Rp 251 juta. Kemudian saksi lll, Hermani yang menjabat sebagai Angkutan Bidang Transportasi saat itu bertugas sebagai pembagian makanan kepada para sopir transportasi PON. Ia mengaku setiap hari memberi makan sopir, namun untuk jumlah ia mengaku tidak tahu.
“Saya tidak tahu untuk jumlah sopir setiap harinya, saya berikan nasi kotak, saya tidak hitung,” uangkap Hermani kepada hakim.
Hal yang sama juga disampaikan Melianto anggota bidang transportasi dan kordinator keuangannya. Dalam kesaksiannya ia mengaku membantu pengumpulan SPJ untuk BBM setiap hari. Dalam keterangannya Ia menyebutkan bahwa ada dua kelompok sopir transportasi PON saat itu, yang pertama sopir lokal sekira 100 lebih dan sopir dari luar sebanyak kurang lebih 100 orang.
Sidang juga menghadirkan penyediaan usaha makan minum (Catering) Josias Anter. Dalam keterangannya Josias mengatakan bahwa saat itu ia selaku pemilik rumah makan Suasana Sambal berkerja sama dengan PB PON untuk menyediakan makanan untuk para sopir transportasi. Tak sendiri Josias saat itu juga mengandeng rumah makan Anugrah untuk penyaluran nasi kotak kepada para sopir.
“Benar melayani catering makanan untuk transportasi selama PON melayani setiapkali pesanan setiap hari,” jawab Josias ketika ditanya majelis hakim. Ia diketahui memiliki dua pul masing-masing berlokasi di Nendali Sentani dan di PTC Entrop. Setiap hari pihaknya mendropkan nasi kotak itu di dua tempat tersebut untuk para sopir.
“Rata rata per hari 600-700 kotak per hari, itu untuk pagi, siang, dan malam. Kita memiliki dua pul untuk tempat para sopir beristirahat yakni di PTC dan di Nendali Sentani,” ungkapnya. Diketahui ia memiliki 26 Kariawan, 6 diantaranya Chef dari Surabaya. Jelasnya selama 34 hari full ia mengeluarkan sebanyak 15.919 kotak dengan harga perkotak Rp 75.000 sehingga jika ditotal keseluruhannya selama 34 hari tersebut pemilik rumah makan Suasana Sambal itu meraup keuntungan Rp 1.193.925.000 Milyar.
Namun dari jumlah tersebut dirinya hanya mendapatkan sebesar Rp 843.925.000 juta dan sisanya di bidang transportasi masih sebanyak Rp. 350.000.000. “Untuk modal awal sudah dikembalikan, tetapi kalau keuntungan, kami sebenarnya tidak untung juga. Kalau dilihat kami tekor Rp 350 juta karena saat penagihan kordinator sampaikan tidak ada,” ungkapnya.Josias mengaku tidak ada kontrak tetapi ditunjukkan langsung, karena swakelola.
Saksi lain, Aliance seorang Pembantu Bidang Pemasaran ll mengatakan selama menjabat dirinya mengelolah dana oprasional sebesar Rp 1,9 M lebih. Ia mengaku dana tersebut telah habis untuk belanja ATK, makan minum, perjalanan dinas dan lainnya. “Sehari bisa sampai 20 orang untuk konsumsi, bisa menghabiskan Rp 2 juta lebih untuk makanan siang dan malam,” jelasnya.
Terakhir saksi Rosye, mengaku secara keseluruhan ia mengaku tidak mengetahui pasti terkait dengan masalah yang dihadapi saat ini. Jelas Rosye tugas pokoknya saat itu untuk mengelola dana sponsor yang masuk. Ia pun mengaku tidak tahu pasti dana sponsor yang masuk karena setiap dana sponsor tidak semua melalui rekening sponsorship.
Ia mengaku mengetahui adanya dana yang masuk, namun ia tidak tahu pasti terkait jumlah total keseluruhan dana sponsor yang masuk. Disaat yang sama JPU memberikan bukti rekening koran kepada majelis hakim terkait dengan jumlah dana yang masuk kedalam rekening sponsor.
“Baru saya tahu setelah Jaksa menunjukkan rekening koran. Sebelumnya saya tidak tahu sama sekali walaupun saya juga ikut tanda tangan dalam pembuatan rekening baru,” ungkapnya. Diketahui dana yang masuk kedalam rek sponsor tersebut sebesar Rp 3,8 miliar dan dana tersebut dipindahkan kedalam rekening tim inti yang ditanda tangani oleh ketua harian dan bendahara umum PB PON XX Papua dan bendahara sponsorship.
Diketahui dana tersebut kata bendahara sponsorship itu berdasarkan keterangan dari bendahara umum PB PON XX Papua digunakan untuk pembayaran bonus-bonus atlet. Adapun rekening sponsorship diblokir oleh Yunus Wonda selaku Ketua Harian PON XX Papua dan Theodorus Rumbiak selaku bendahara umum Pengurus Besar PON sekira Desember atau Januari sudah PON (2022). (kar)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos