Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

27 Pasien Covid Dipindahkan ke KM Tidar

JAYAPURA-Sebanyak 27 pasien Covid-19 yang selama ini menjalani isolasi terpusat di LPMP Provinsi Papua di Kotaraja secara resmi dipindahkan ke kapal isolasi terapung (isoter) KM Tidar, Sabtu (21/8) kemarin. 

Evakuasi warga terpapar Covid 19 dari LPMP Kotaraja ini dilakukan usai Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., meresmikan pengoperasian KM Tidar sebagai kapal isoter bagi warga kota yang terpapar Covid-19.

“Yang ada di LPMP Kotaraja itu 27 orang, langsung diantar dengan menggunakan 2 bus, masing-masing untuk pasien laki-laki dan  perempuan. Sedangkan 889 warga menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing,” jelas Wali Kota Benhur Tomi Mano, Sabtu (22/8).

Dikatakan, bagi warga yang menjalani isoman, tidak dapat dipaksakan untuk dirawat di kapal isoter. Namun, mesti diperhatikan juga kondisi rumah bagi warga yang menjalani isoman tersebut, sehingga tidak menyebabkan penularan dalam keluarga, tetangga, hingga di lingkungan tempat tinggalnya.

“Bagi yang kondisi rumahnya tidak memungkinkan, kami sarankan mereka bisa isolasi di kapal yang berkapasitas 924 tempat tidur ini. Karena kita pisahkan antara pasien laki-laki dan perempuan. Fasilitas kapal juga telah kita lengkapi, terlebih ada juga dukungan yang luar biasa dari berbagai pihak,” ungkap BTM.

“Pelayanan yang sama kita berikan di LPMP Kotaraja, kita berikan juga di kapal isoter ini. Termasuk fasilitas hiburan yang telah kita penuhi, dari TV hingga nanti kita perkuat jaringan internet, sehingga mendukung asa pemulihan mereka. Mereka bisa enjoy seperti di rumah sendiri,” sambungnya.

Menurut BTM, kapal isoter KM Tidar menerapkan tiga konsep dalam penanganan pasien yang dirawat. Yakni recovery, training motivation, dan olahraga – rekreasi. 

Baca Juga :  Pesan Tipa Untuk Ricardo Salampessy dan Ian Kabes

“Saya yakin, pasien Covid-19 akan sembuh dalam 5 hari dirawat di kapal ini. Saya terima kasih kepada Presiden RI, Menteri Perhubungan dan jajarannya atas bantuan kapal isoter ini dalam mendukung penanganan Covid-19 di Kota Jayapura,” tambahnya.

Wali Kota BTM menjelaskan, pada tahun 2020 lalu Pemkot Jayapura menyewa Hotel Sahid sebesar Rp 4 miliar lebih untuk tempat isolasi mandiri terpadu dan tingkat kesembuhan pasien mencapai 86 persen. Kemudian, pada 2021 menyewa LPMP Kotaraja sebesar Rp 1 miliar, tingkat kesembuhannya mencapai 96 persen.

“Olah sebab itu, dengan kapal isoter KM Tidar ini diharapkan tingkat kesembuhannya mencapai 100 persen. Pasien di kapal ini akan menikmati terbit dan terbenamnya matahari. Menyaksikan Kota Jayapura di waktu malam bak Hongkong, sehingga menambah imunitas, mendorong mereka sembuh lebih cepat,” pungkasnya. 

Secara terpisah, kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di atas KM Tidar nantinya akan dipisahkan. “Di atas kapal sudah ada penyekatan sesuai zona. Jika baru datang 1 sampai 5 hari, dirawat di zona merah. Sementara 6 sampai 10 hari, di zona kuning dan 11-14 hari di zona hijau,” jelas dr. Sri Antari. 

Selain pasien Covid-19 yang selama ini diisolasi di LPMP Kotaraja, menurut dr. Sri Antari, nantinya KM Tidar juga akan menampung warga terpapar Covid-19 yang menjalani isoman di rumah masing-masing.

“Nanti setiap distrik akan mendata pasien yang ada di daerahnya dan akan dicek apakah tempat yang digunakan untuk isoman tersebut layak atau tidak untuk digunakan. Jika layak akan diizinkan melakukan isoman di rumahnya tapi kalau tidak layak akan dipindahkan ke sini,” tuturnya. 

Baca Juga :  Markas KKB Numbuk Telenggen Berhasil Dikuasai

Untuk merawat pasien yang menjalani isolasi, Dinkes Kota Jayapura telah menyiapkan tenaga kesehatan. Menurut dr. Sri Antari, pihaknya telah menyiapkan 3 dokter umum, 6 orang perawat, analis sebanyak 3 orang, tenaga farmasi sebanyak 3 orang, ahli gizi sebanyak 1 orang, spesialis paru (konsultan) sebanyak 1 orang dan dokter anak sebanyak 1 orang. “Dengan ini diharapkan kasus kesembuhan dari Covid-19 semakin meningkat,” pungkasnya.

Sementara itu, Nahkoda KM Tidar, Capt Tamrin Sinurat mengatakan, PT. Pelni sangat mendukung program Pemkot Jayapura dalam melakukan karantina terpusat psien Covid-19 di atas KM Tidar. 

Diakuinya, pengoperasian KM Tidar untuk isolasi dengan sistem stayport (sandar di dermaga) baru pertama kali dilakukan. “Kami selaku kru sangat mendukung program ini. Dimana ini baru pertama kali isolasi terapung yang sandar di dermaga, sementara kapal lain yang jadi isolasi terapung berlabur keluar,” tuturnya.

Meskipun selama pengoperasian sebagai kapal isoter, KM Tidar akan sandar di dermaga, namun menurut Tamrin Sinurat seminggu sekali atau sepuluh hari sekali pihaknya akan berlayar di sekitar perairan Teluk Humboldt. Selain untuk memberikan hiburan kepada pasien, hal ini juga untuk menjaga kondisi kapal khususnya bagian lambung bawah kapal.

“Kalau kita tidak berlayar dalam kondisi lama, akan muncul banyak tiram. Jadi kita juga harus menyelamatkan lambung bawah air kapal terutama saluran-saluran pembuangan air laut supaya kapal tetap dalam kondisi prima seperti pertama kali datang ke sini,” ucapnya. 

Dirinya berharap dengan kondisi kapal yang sudah dihiasi dan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, diharapkan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19 yang dirawat di atas KM Tidar. (gr/cr-265/nat) 

JAYAPURA-Sebanyak 27 pasien Covid-19 yang selama ini menjalani isolasi terpusat di LPMP Provinsi Papua di Kotaraja secara resmi dipindahkan ke kapal isolasi terapung (isoter) KM Tidar, Sabtu (21/8) kemarin. 

Evakuasi warga terpapar Covid 19 dari LPMP Kotaraja ini dilakukan usai Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., meresmikan pengoperasian KM Tidar sebagai kapal isoter bagi warga kota yang terpapar Covid-19.

“Yang ada di LPMP Kotaraja itu 27 orang, langsung diantar dengan menggunakan 2 bus, masing-masing untuk pasien laki-laki dan  perempuan. Sedangkan 889 warga menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing,” jelas Wali Kota Benhur Tomi Mano, Sabtu (22/8).

Dikatakan, bagi warga yang menjalani isoman, tidak dapat dipaksakan untuk dirawat di kapal isoter. Namun, mesti diperhatikan juga kondisi rumah bagi warga yang menjalani isoman tersebut, sehingga tidak menyebabkan penularan dalam keluarga, tetangga, hingga di lingkungan tempat tinggalnya.

“Bagi yang kondisi rumahnya tidak memungkinkan, kami sarankan mereka bisa isolasi di kapal yang berkapasitas 924 tempat tidur ini. Karena kita pisahkan antara pasien laki-laki dan perempuan. Fasilitas kapal juga telah kita lengkapi, terlebih ada juga dukungan yang luar biasa dari berbagai pihak,” ungkap BTM.

“Pelayanan yang sama kita berikan di LPMP Kotaraja, kita berikan juga di kapal isoter ini. Termasuk fasilitas hiburan yang telah kita penuhi, dari TV hingga nanti kita perkuat jaringan internet, sehingga mendukung asa pemulihan mereka. Mereka bisa enjoy seperti di rumah sendiri,” sambungnya.

Menurut BTM, kapal isoter KM Tidar menerapkan tiga konsep dalam penanganan pasien yang dirawat. Yakni recovery, training motivation, dan olahraga – rekreasi. 

Baca Juga :  ASN Provinsi Tak Berminat Pindah ke Tiga DOB?

“Saya yakin, pasien Covid-19 akan sembuh dalam 5 hari dirawat di kapal ini. Saya terima kasih kepada Presiden RI, Menteri Perhubungan dan jajarannya atas bantuan kapal isoter ini dalam mendukung penanganan Covid-19 di Kota Jayapura,” tambahnya.

Wali Kota BTM menjelaskan, pada tahun 2020 lalu Pemkot Jayapura menyewa Hotel Sahid sebesar Rp 4 miliar lebih untuk tempat isolasi mandiri terpadu dan tingkat kesembuhan pasien mencapai 86 persen. Kemudian, pada 2021 menyewa LPMP Kotaraja sebesar Rp 1 miliar, tingkat kesembuhannya mencapai 96 persen.

“Olah sebab itu, dengan kapal isoter KM Tidar ini diharapkan tingkat kesembuhannya mencapai 100 persen. Pasien di kapal ini akan menikmati terbit dan terbenamnya matahari. Menyaksikan Kota Jayapura di waktu malam bak Hongkong, sehingga menambah imunitas, mendorong mereka sembuh lebih cepat,” pungkasnya. 

Secara terpisah, kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di atas KM Tidar nantinya akan dipisahkan. “Di atas kapal sudah ada penyekatan sesuai zona. Jika baru datang 1 sampai 5 hari, dirawat di zona merah. Sementara 6 sampai 10 hari, di zona kuning dan 11-14 hari di zona hijau,” jelas dr. Sri Antari. 

Selain pasien Covid-19 yang selama ini diisolasi di LPMP Kotaraja, menurut dr. Sri Antari, nantinya KM Tidar juga akan menampung warga terpapar Covid-19 yang menjalani isoman di rumah masing-masing.

“Nanti setiap distrik akan mendata pasien yang ada di daerahnya dan akan dicek apakah tempat yang digunakan untuk isoman tersebut layak atau tidak untuk digunakan. Jika layak akan diizinkan melakukan isoman di rumahnya tapi kalau tidak layak akan dipindahkan ke sini,” tuturnya. 

Baca Juga :  Terjadi Patahan dan Ambles, Dua Akses Jalan Tutup Total

Untuk merawat pasien yang menjalani isolasi, Dinkes Kota Jayapura telah menyiapkan tenaga kesehatan. Menurut dr. Sri Antari, pihaknya telah menyiapkan 3 dokter umum, 6 orang perawat, analis sebanyak 3 orang, tenaga farmasi sebanyak 3 orang, ahli gizi sebanyak 1 orang, spesialis paru (konsultan) sebanyak 1 orang dan dokter anak sebanyak 1 orang. “Dengan ini diharapkan kasus kesembuhan dari Covid-19 semakin meningkat,” pungkasnya.

Sementara itu, Nahkoda KM Tidar, Capt Tamrin Sinurat mengatakan, PT. Pelni sangat mendukung program Pemkot Jayapura dalam melakukan karantina terpusat psien Covid-19 di atas KM Tidar. 

Diakuinya, pengoperasian KM Tidar untuk isolasi dengan sistem stayport (sandar di dermaga) baru pertama kali dilakukan. “Kami selaku kru sangat mendukung program ini. Dimana ini baru pertama kali isolasi terapung yang sandar di dermaga, sementara kapal lain yang jadi isolasi terapung berlabur keluar,” tuturnya.

Meskipun selama pengoperasian sebagai kapal isoter, KM Tidar akan sandar di dermaga, namun menurut Tamrin Sinurat seminggu sekali atau sepuluh hari sekali pihaknya akan berlayar di sekitar perairan Teluk Humboldt. Selain untuk memberikan hiburan kepada pasien, hal ini juga untuk menjaga kondisi kapal khususnya bagian lambung bawah kapal.

“Kalau kita tidak berlayar dalam kondisi lama, akan muncul banyak tiram. Jadi kita juga harus menyelamatkan lambung bawah air kapal terutama saluran-saluran pembuangan air laut supaya kapal tetap dalam kondisi prima seperti pertama kali datang ke sini,” ucapnya. 

Dirinya berharap dengan kondisi kapal yang sudah dihiasi dan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, diharapkan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19 yang dirawat di atas KM Tidar. (gr/cr-265/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya