BANDAR LAMPUNG, Jawa Pos – Begitu tandukannya membobol gawang Perseru Badak Lampung FC pada menit ke-44, Osvaldo Haay langsung berlari ke arah bench Persebaya Surabaya. Penyerang Persebaya kelahiran Jayapura, Papua, itu berlari mencari kertas bertulisan Say No to Racism (katakan tidak pada rasisme) yang khusus dibawa rekan-rekannya dalam laga di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, tadi malam (20/8) tersebut.
Mantan pemain Persipura Jayapura itu lantas membentangkannya. Menunjukkannya kepada ribuan penonton yang hadir di stadion, juga jutaan lainnya yang menyaksikan lewat televisi.
”Saya orang Papua, saya menolak rasisme,” ujarnya sambil menepuk-nepuk dada. Sontak, tepuk tangan bergemuruh dari para penonton yang memadati stadion.
Selebrasi Osvaldo itu bentuk perlawanannya terhadap pelecehan rasial yang menimpa para mahasiswa Papua di asrama mereka di Surabaya akhir pekan lalu. ”Saya merasa (yang melakukan tindakan rasis, Red) itu semua bukan orang Surabaya. Itu individu yang ingin memecah belah persaudaraan antara Surabaya dengan Papua,” katanya.
Selama dua tahun bermain di Persebaya, Osvaldo mengaku nyaman. ”Semua warga Surabaya itu baik, bersahabat, dan bercandanya blak-blakan seperti kami warga Papua,” katanya. (rid/c11/ttg/JPG)
BANDAR LAMPUNG, Jawa Pos – Begitu tandukannya membobol gawang Perseru Badak Lampung FC pada menit ke-44, Osvaldo Haay langsung berlari ke arah bench Persebaya Surabaya. Penyerang Persebaya kelahiran Jayapura, Papua, itu berlari mencari kertas bertulisan Say No to Racism (katakan tidak pada rasisme) yang khusus dibawa rekan-rekannya dalam laga di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung, tadi malam (20/8) tersebut.
Mantan pemain Persipura Jayapura itu lantas membentangkannya. Menunjukkannya kepada ribuan penonton yang hadir di stadion, juga jutaan lainnya yang menyaksikan lewat televisi.
”Saya orang Papua, saya menolak rasisme,” ujarnya sambil menepuk-nepuk dada. Sontak, tepuk tangan bergemuruh dari para penonton yang memadati stadion.
Selebrasi Osvaldo itu bentuk perlawanannya terhadap pelecehan rasial yang menimpa para mahasiswa Papua di asrama mereka di Surabaya akhir pekan lalu. ”Saya merasa (yang melakukan tindakan rasis, Red) itu semua bukan orang Surabaya. Itu individu yang ingin memecah belah persaudaraan antara Surabaya dengan Papua,” katanya.
Selama dua tahun bermain di Persebaya, Osvaldo mengaku nyaman. ”Semua warga Surabaya itu baik, bersahabat, dan bercandanya blak-blakan seperti kami warga Papua,” katanya. (rid/c11/ttg/JPG)