Saturday, March 15, 2025
24.7 C
Jayapura

Agustus, Papua Lockdown?

*10 Sampel dari Merauke dan Timika  Varian Covid-19 Delta India

JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua rencananya akan mengambil kebijakan menutup akses keluar dan masuk, baik jalur penerbangan maupun perairan.

Penutupan ini akan berlangsung pada tanggal 1 Agustus hingga 31 Agustus mendatang. Namun rencana kebijakan ini akan dibahas dan dimatangkan lebih lanjut pada rapat evaluasi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berskala mikro yang tengah berlangsung dan akan berakhir pada 25 Juli 2021.

Terkait rencana ini, Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., meminta masyarakat Papua agar dapat melakukan persiapan dan mengantisipasi Surat Edaran Gubernur yang akan datang. 

“Penutupan akses keluar-masuk Provinsi Papua dikecualikan pada aktivitas yang berhubungan dengan PON XX Papua 2021 dan Peparnas XVI Papua 2021,” ungkap Gubernur Lukas Enembe melalui Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus dalam rilisnya yang diterima Cenderawasih Pos, Selasa (20/7).

Rifai Darus mengatakan, sebelumnya Senin (19/7) Gubernur Lukas Enembe bersama kepala daerah lainnya di Indonesia menghadiri rapat terbatas via zoom meeting yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkenaan dengan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

“Pasca Rapat Terbatas bersama Presiden tersebut, Gubernur Lukas Enembe selanjutnya pada hari yang sama mengumpulkan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Papua dengan agenda yang berkenaan pandemi Covid-19 di Provinsi Papua,” jelasnya.

Dikatakan, Gubernur Lukas Enembe akan melakukan evaluasi secara berkala terkait penerapan PPKM berskala mikro di Provinsi Papua sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Papua Nomor: 440/7736/SET. “Surat Edaran tersebut masih berlaku hingga tanggal 25 Juli 2021. Untuk itu Gubernur Papua meminta kepada seluruh stakeholders terkait agar dapat bersinergi dan bergerak lebih cepat dan tepat guna memastikan situasi pandemi Covid-19 di tanah Papua tidak semakin parah,” ucapnya.

Gubernur Papua Lukas Enembe mengharapkan agar bupati dan wali kota se-Provinsi Papua dapat menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah maupun yang akan dikeluarkan oleh Pemprov Papua. Hal ini bertujuan untuk memperlancar persiapan penyelenggaraan PON XX Papua 2021 dan Peparnas XVI Papua 2021 serta lebih jauh lagi untuk menyelamatkan setiap nyawa penduduk di tanah Papua dari ancaman virus Covid-19.

“Sebagai tuan rumah PON XX dan Peparnas XVI, Papua akan terus berupaya agar opsi kehadiran penonton dapat menyemarakkan kedua pagelaran tersebut. Untuk itu, Gubernur Lukas Enembe juga berpesan kepada bupati dan wali kota se-Provinsi Papua agar dapat mengebut dan menambah akselerasinya dalam melakukan vaksinasi kepada seluruh warga di Papua demi tercapainya herd immunity jelang PON XX Papua 2021 dan Peparnas XVI Papua 2021 yang akan diselenggarakan 73 hari lagi,” pungkasnya.

Sementara itu, apa yang  dikhawatirkan terkait peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tajam dibarengi dengan tingkat kematian yang tinggi belakangan ini di Kabupaten Merauke terbukti.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang dikirim oleh Dinas Kesehatan Kabupaten  Merauke ke Balitbang Pusat Kesehatan Republik Indonesia, ternyata varian Covid-19 delta dari India  sudah masuk ke Merauke. Diperkirakan, varian delta ini masuk sejak Mei-Juni 2021. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat dihubungi Cenderawasih Pos lewat telpon selulernya mengungkapkan bahwa dari 12 sampel yang dikirim ke Jakarta, 10 diantaranya merupakan varian delta.

Baca Juga :  Masyarakat Mamteng Mulai Terima BLT dan BST

Nevile menjelaskan bahwa dengan masuknya varian Delta asal India tersebut, masyarakat harus  sadar dan lebih Prokes lagi. Sebab, virus yang menyebar di Merauke sekarang ini bukan  seperti  yang sebelumnya. “Virus  varian delta ini penyebarannya cukup tinggi sekitar 7 kali lipat dibandingkan dengan virus sebelumnya. Disamping itu, tingkat  kematian juga lebih tinggi,” beber mantan Direktur RSUD Merauke ini.

Untuk Prokes, masyarakat  ketika keluar rumah wajib menggunakan masker, tidak hanya satu lapis tapi kalau  perlu 2 lapis. Termasuk menjaga jarak dan menghindari. “Tak hanya itu,  sering mencuri tangan dan jika  tidak ada  keperluan yang mendesak seharusnya tinggal berdiam di rumah,” pintanya.

Sekadar diketahui, Kabupaten Merauke sempat mendekati zero kasus pada awal Juni 2021 tepatnya tanggal 4 Juni 2021. Dimana saat itu tinggal  1 kasus dengan jumlah kumulatif terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 916 kasus dengan kematian 54 orang. Namun  langsung melonjak naik  pada tanggal 19 Juni dengan yang dirawat sebanyak 35 orang, kasus kumulatif 954 orang dan meninggal 55 orang. 

Ini terjadi setelah adanya pelaku perjalanan dari Jakarta   yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian pertanggal  19 Juli 2021, jumlah yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif sebanyak 1.789 orang, sembuh 1.274 orang. Sedangkan yang meninggal 94 orang. 

Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Pengendalian Pencegahan dan Penananganan Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, SpOG (K) menyampaikan, masuknya varian Covid-19 delta ke Papua khususnya di Kabupaten Merauke bermakna di Papua telurnya sudah pecah.

“Selama ini kita masih ragu apakah varian ini sudah masuk atau tidak. Namun hari ini bisa dinyatakan varian delta sudah masuk di Papua. Ini bermakna upaya Prokes harus kencang dilakukan. Kita tidak bisa main-main lagi, karena data menunjukan varian delta ini 7 kali lebih ganas menginfeksi,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (20/7).

“Masuknya varian delta memaksa teman-teman yang ada di rumah sakit harus mempersiapkan diri dengan baik. Selain itu masyarakat sebagai garda terdepan yang ada di hulu harus berperan aktif,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, dr. Silwanus Sumule meminta kepada pihak Polda Papua dalam penegakan hukum kepada pelanggar Prokes tidak bisa dianggap main-main lagi dan harus ditegakkan. Dengan demikian upaya kolaborasi bersama  baik yang ada di hulu dan hulir bisa berjalan baik.

Lanjutnya, dari Jayapura dan Mimika hingga kemarin belum ada data yang keluar terkait varian delta. Tetapi bagi pihaknya, ini bukan persoalan dari Jayapura atau Mimika, namun yang pasti di Papua  varian delta sudah ada. 

“Virus ini yang menggerakkan adalah manusia. Artinya virus yang menempel pada mausia lainnya bergerak dan ada kemungkinan tanda petik virus ini sudah bergerak ke kabupaten lain. Tetapi secara sains harus  diambil sampel dimana dia berada, baru kita bisa mengatakan di kota Jayapura ada atau tidak,”  jelasnya. 

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri berharap penangan dari posko Covid-19 bisa memberikan data yang akurat.

“Kami dari pihak kepolisian hanya membantu pemerintah untuk melakukan kontrol bagaimana pemberlakuan PPKM terbatas di tanah Papua,” jelasnya, Selasa (20/7).

Kapolda menyebutkan,  Provinsi Papua sudah masuk pada level 4. Untuk itu dirinya berharap salat Idul Adha kali ini tidak membuat  Papua menjadi PPKM darurat.

Baca Juga :  Pemkot Sebut Klaim dari RSUD Jayapura yang Terlambat

“Kami berharap masyarakat di tanah Papua harus tumbuh kesadarannya, kalau berharap pada petugas kita sangat terbatas. Jika masyarakat  tumbuh kesadaran melaksanakan Prokes dengan baik dan benar,  mengikuti anjuran pemerintah maka bisa mencegah menekan lajunya perkembangan Covid di tanah Papua,” paparnya.

Polda Papua diakuinya  akan membantu pemerintah untuk menegakan aturan. Pihaknya akan memperketat jika nanti pemerintah kota memberlakukan  PPKM Darurat dengan menutup jalur masuk dari Keerom atau Sentani. 

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika juga melaporkan varian Covid-19 delta asal India sudah masuk di wilayah itu. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan sampel spesimen usap yang dikirim ke laboratorium  milik Lembaga Eijkman di RSPI Sulianti Soroso, Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra mengatakan dari 20 spesimen usap pasien positif Covid-19 dari Papua yang dikirim ke Jakarta pekan lalu, 10 di antaranya terkonfirmasi merupakan varian delta.

Di sisi lain, menurutnya dalam pekan terakhir ini jumlah orang terpapar Covid-19 di Mimika melonjak drastis.

Bahkan sejak 1 Juli hingga 19 Juli, tercatat sudah 19 warga Mimika meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Adapun pada Senin (19/7) lalu terdapat empat kasus kematian pasien COVID-19 di Mimika. Satu diantaranya yaitu seorang misionaris Gereja Katolik yang sudah bertahun-tahun berkarya di Papua yaitu Pastor Henslok SCJ. 

“Kita di Mimika sekarang ini memasuki fase kritis. Kami perkirakan ini akan berlangsung sampai pekan depan. Jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit  meningkat drastis, kebanyakan dengan kondisi berat dan kritis,” kata Reynold yang dikutip dari LKBN Antara, Senin (19/7).

Saat ini terdapat dua rumah sakit di Timika yang menangani perawatan pasien Covid-19 yaitu RSUD Mimika dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dilaporkan semakin kewalahan lantaran pasien Covid-19 yang datang untuk dirawat membludak.

Saat ini, katanya, terdapat sedikitnya 37 pasien dengan kondisi sedang dan berat masih menjalani perawatan di kedua rumah sakit itu. Sementara hampir sebagian besar pasien COVID-19 dengan gejala ringan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan oleh petugas Puskesmas terdekat.

Pemkab Mimika sejak 7 Juli lalu hingga 7 Agustus mendatang menerapkan kebijakan PPKM berbasis mikro.

Reynold berharap warga Mimika, terutama di Timika dan sekitarnya menghindari kerumunan dan benar-benar menjalankan protokol kesehatan.

“Kita punya peluang untuk menghentikan wabah ini, dengan syarat asal masyarakat patuh dan taat menjalnkan protokol kesehatan,” imbaunya.

Selain itu, Reynold mengimbau warga setempat untuk sementara waktu tidak keluar rumah , dan melakukan pekerjaan dari rumah.

Untuk mengatasi semakin langkanya ketersediaan oksigen medis di dua rumah sakit di Timika itu, Pemkab Mimika sudah meminta bantuan PT Freeport Indonesia dan pihak TNI AU untuk mendatangkan 1.000 tabung oksigen isi ulang dari Surabaya.

“Ada tiga opsi yang kami siapkan untuk mengatasi situasi kondisi yang kritis saat ini yaitu PT Freeport membantu menyediakan oksigen medis dari Tembagapura, membantu biaya pengiriman oksigen medis dari Surabaya dan kini Freeport sedang menunggu hasil uji kelayakan gas industri ke gas medis,” tutup.(ulo/fia/nat)

*10 Sampel dari Merauke dan Timika  Varian Covid-19 Delta India

JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua rencananya akan mengambil kebijakan menutup akses keluar dan masuk, baik jalur penerbangan maupun perairan.

Penutupan ini akan berlangsung pada tanggal 1 Agustus hingga 31 Agustus mendatang. Namun rencana kebijakan ini akan dibahas dan dimatangkan lebih lanjut pada rapat evaluasi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berskala mikro yang tengah berlangsung dan akan berakhir pada 25 Juli 2021.

Terkait rencana ini, Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., meminta masyarakat Papua agar dapat melakukan persiapan dan mengantisipasi Surat Edaran Gubernur yang akan datang. 

“Penutupan akses keluar-masuk Provinsi Papua dikecualikan pada aktivitas yang berhubungan dengan PON XX Papua 2021 dan Peparnas XVI Papua 2021,” ungkap Gubernur Lukas Enembe melalui Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus dalam rilisnya yang diterima Cenderawasih Pos, Selasa (20/7).

Rifai Darus mengatakan, sebelumnya Senin (19/7) Gubernur Lukas Enembe bersama kepala daerah lainnya di Indonesia menghadiri rapat terbatas via zoom meeting yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo berkenaan dengan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

“Pasca Rapat Terbatas bersama Presiden tersebut, Gubernur Lukas Enembe selanjutnya pada hari yang sama mengumpulkan sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Papua dengan agenda yang berkenaan pandemi Covid-19 di Provinsi Papua,” jelasnya.

Dikatakan, Gubernur Lukas Enembe akan melakukan evaluasi secara berkala terkait penerapan PPKM berskala mikro di Provinsi Papua sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Papua Nomor: 440/7736/SET. “Surat Edaran tersebut masih berlaku hingga tanggal 25 Juli 2021. Untuk itu Gubernur Papua meminta kepada seluruh stakeholders terkait agar dapat bersinergi dan bergerak lebih cepat dan tepat guna memastikan situasi pandemi Covid-19 di tanah Papua tidak semakin parah,” ucapnya.

Gubernur Papua Lukas Enembe mengharapkan agar bupati dan wali kota se-Provinsi Papua dapat menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah maupun yang akan dikeluarkan oleh Pemprov Papua. Hal ini bertujuan untuk memperlancar persiapan penyelenggaraan PON XX Papua 2021 dan Peparnas XVI Papua 2021 serta lebih jauh lagi untuk menyelamatkan setiap nyawa penduduk di tanah Papua dari ancaman virus Covid-19.

“Sebagai tuan rumah PON XX dan Peparnas XVI, Papua akan terus berupaya agar opsi kehadiran penonton dapat menyemarakkan kedua pagelaran tersebut. Untuk itu, Gubernur Lukas Enembe juga berpesan kepada bupati dan wali kota se-Provinsi Papua agar dapat mengebut dan menambah akselerasinya dalam melakukan vaksinasi kepada seluruh warga di Papua demi tercapainya herd immunity jelang PON XX Papua 2021 dan Peparnas XVI Papua 2021 yang akan diselenggarakan 73 hari lagi,” pungkasnya.

Sementara itu, apa yang  dikhawatirkan terkait peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tajam dibarengi dengan tingkat kematian yang tinggi belakangan ini di Kabupaten Merauke terbukti.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang dikirim oleh Dinas Kesehatan Kabupaten  Merauke ke Balitbang Pusat Kesehatan Republik Indonesia, ternyata varian Covid-19 delta dari India  sudah masuk ke Merauke. Diperkirakan, varian delta ini masuk sejak Mei-Juni 2021. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat dihubungi Cenderawasih Pos lewat telpon selulernya mengungkapkan bahwa dari 12 sampel yang dikirim ke Jakarta, 10 diantaranya merupakan varian delta.

Baca Juga :  Terus Dipantau Pasca Pengumuman MSG

Nevile menjelaskan bahwa dengan masuknya varian Delta asal India tersebut, masyarakat harus  sadar dan lebih Prokes lagi. Sebab, virus yang menyebar di Merauke sekarang ini bukan  seperti  yang sebelumnya. “Virus  varian delta ini penyebarannya cukup tinggi sekitar 7 kali lipat dibandingkan dengan virus sebelumnya. Disamping itu, tingkat  kematian juga lebih tinggi,” beber mantan Direktur RSUD Merauke ini.

Untuk Prokes, masyarakat  ketika keluar rumah wajib menggunakan masker, tidak hanya satu lapis tapi kalau  perlu 2 lapis. Termasuk menjaga jarak dan menghindari. “Tak hanya itu,  sering mencuri tangan dan jika  tidak ada  keperluan yang mendesak seharusnya tinggal berdiam di rumah,” pintanya.

Sekadar diketahui, Kabupaten Merauke sempat mendekati zero kasus pada awal Juni 2021 tepatnya tanggal 4 Juni 2021. Dimana saat itu tinggal  1 kasus dengan jumlah kumulatif terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 916 kasus dengan kematian 54 orang. Namun  langsung melonjak naik  pada tanggal 19 Juni dengan yang dirawat sebanyak 35 orang, kasus kumulatif 954 orang dan meninggal 55 orang. 

Ini terjadi setelah adanya pelaku perjalanan dari Jakarta   yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian pertanggal  19 Juli 2021, jumlah yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif sebanyak 1.789 orang, sembuh 1.274 orang. Sedangkan yang meninggal 94 orang. 

Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Pengendalian Pencegahan dan Penananganan Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, SpOG (K) menyampaikan, masuknya varian Covid-19 delta ke Papua khususnya di Kabupaten Merauke bermakna di Papua telurnya sudah pecah.

“Selama ini kita masih ragu apakah varian ini sudah masuk atau tidak. Namun hari ini bisa dinyatakan varian delta sudah masuk di Papua. Ini bermakna upaya Prokes harus kencang dilakukan. Kita tidak bisa main-main lagi, karena data menunjukan varian delta ini 7 kali lebih ganas menginfeksi,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (20/7).

“Masuknya varian delta memaksa teman-teman yang ada di rumah sakit harus mempersiapkan diri dengan baik. Selain itu masyarakat sebagai garda terdepan yang ada di hulu harus berperan aktif,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, dr. Silwanus Sumule meminta kepada pihak Polda Papua dalam penegakan hukum kepada pelanggar Prokes tidak bisa dianggap main-main lagi dan harus ditegakkan. Dengan demikian upaya kolaborasi bersama  baik yang ada di hulu dan hulir bisa berjalan baik.

Lanjutnya, dari Jayapura dan Mimika hingga kemarin belum ada data yang keluar terkait varian delta. Tetapi bagi pihaknya, ini bukan persoalan dari Jayapura atau Mimika, namun yang pasti di Papua  varian delta sudah ada. 

“Virus ini yang menggerakkan adalah manusia. Artinya virus yang menempel pada mausia lainnya bergerak dan ada kemungkinan tanda petik virus ini sudah bergerak ke kabupaten lain. Tetapi secara sains harus  diambil sampel dimana dia berada, baru kita bisa mengatakan di kota Jayapura ada atau tidak,”  jelasnya. 

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri berharap penangan dari posko Covid-19 bisa memberikan data yang akurat.

“Kami dari pihak kepolisian hanya membantu pemerintah untuk melakukan kontrol bagaimana pemberlakuan PPKM terbatas di tanah Papua,” jelasnya, Selasa (20/7).

Kapolda menyebutkan,  Provinsi Papua sudah masuk pada level 4. Untuk itu dirinya berharap salat Idul Adha kali ini tidak membuat  Papua menjadi PPKM darurat.

Baca Juga :  Jelang Kick Off, Persipura Minus 5 Pemain

“Kami berharap masyarakat di tanah Papua harus tumbuh kesadarannya, kalau berharap pada petugas kita sangat terbatas. Jika masyarakat  tumbuh kesadaran melaksanakan Prokes dengan baik dan benar,  mengikuti anjuran pemerintah maka bisa mencegah menekan lajunya perkembangan Covid di tanah Papua,” paparnya.

Polda Papua diakuinya  akan membantu pemerintah untuk menegakan aturan. Pihaknya akan memperketat jika nanti pemerintah kota memberlakukan  PPKM Darurat dengan menutup jalur masuk dari Keerom atau Sentani. 

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika juga melaporkan varian Covid-19 delta asal India sudah masuk di wilayah itu. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan sampel spesimen usap yang dikirim ke laboratorium  milik Lembaga Eijkman di RSPI Sulianti Soroso, Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra mengatakan dari 20 spesimen usap pasien positif Covid-19 dari Papua yang dikirim ke Jakarta pekan lalu, 10 di antaranya terkonfirmasi merupakan varian delta.

Di sisi lain, menurutnya dalam pekan terakhir ini jumlah orang terpapar Covid-19 di Mimika melonjak drastis.

Bahkan sejak 1 Juli hingga 19 Juli, tercatat sudah 19 warga Mimika meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

Adapun pada Senin (19/7) lalu terdapat empat kasus kematian pasien COVID-19 di Mimika. Satu diantaranya yaitu seorang misionaris Gereja Katolik yang sudah bertahun-tahun berkarya di Papua yaitu Pastor Henslok SCJ. 

“Kita di Mimika sekarang ini memasuki fase kritis. Kami perkirakan ini akan berlangsung sampai pekan depan. Jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit  meningkat drastis, kebanyakan dengan kondisi berat dan kritis,” kata Reynold yang dikutip dari LKBN Antara, Senin (19/7).

Saat ini terdapat dua rumah sakit di Timika yang menangani perawatan pasien Covid-19 yaitu RSUD Mimika dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dilaporkan semakin kewalahan lantaran pasien Covid-19 yang datang untuk dirawat membludak.

Saat ini, katanya, terdapat sedikitnya 37 pasien dengan kondisi sedang dan berat masih menjalani perawatan di kedua rumah sakit itu. Sementara hampir sebagian besar pasien COVID-19 dengan gejala ringan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan oleh petugas Puskesmas terdekat.

Pemkab Mimika sejak 7 Juli lalu hingga 7 Agustus mendatang menerapkan kebijakan PPKM berbasis mikro.

Reynold berharap warga Mimika, terutama di Timika dan sekitarnya menghindari kerumunan dan benar-benar menjalankan protokol kesehatan.

“Kita punya peluang untuk menghentikan wabah ini, dengan syarat asal masyarakat patuh dan taat menjalnkan protokol kesehatan,” imbaunya.

Selain itu, Reynold mengimbau warga setempat untuk sementara waktu tidak keluar rumah , dan melakukan pekerjaan dari rumah.

Untuk mengatasi semakin langkanya ketersediaan oksigen medis di dua rumah sakit di Timika itu, Pemkab Mimika sudah meminta bantuan PT Freeport Indonesia dan pihak TNI AU untuk mendatangkan 1.000 tabung oksigen isi ulang dari Surabaya.

“Ada tiga opsi yang kami siapkan untuk mengatasi situasi kondisi yang kritis saat ini yaitu PT Freeport membantu menyediakan oksigen medis dari Tembagapura, membantu biaya pengiriman oksigen medis dari Surabaya dan kini Freeport sedang menunggu hasil uji kelayakan gas industri ke gas medis,” tutup.(ulo/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya