Thursday, September 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Optimis Papua Akan Semakin Maju

Ketiganya merupakan siswa terbaik dari sejumlah daerah di Papua.  Alfred Moreno Masoka sendiri berasal dari SMA Lentera Harapan, Kabupaten Jayapura. Ia anak dari pasangan Heri Masoka dan Susana Wafu Milena. Sedang Markus Ramandei berasal dari SMA Negeri Waren, Kabupaten Waropen. Anak dari David Ramandei dan Selepa Imbiri.

Sementara, Simon Rovnom Marisan berasal dari SMA Negeri 1 Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor. Anak dari Ekber Imanuel Marisan dan Meti Imelda Wanma. Sebagai penerima Sang Merah Putih adalah Jeklin Stin Karoba Medlama. Ia adalah siswi asal SMA YPPK Taruna Bakti.

Seorangw arga bernama Nurlinda mengaku kagum dengan tarian kolosal. 

“Ikut senang, meriahnya sama dengan dengan tahun tahun sebelumnya,” katanya.

Sementara itu, Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Petrus Patridge Rudolf Renwarin berharap pemuda Papua berpikir kreatif dan kritis serta berorientasi kemajuan.

Baca Juga :  Kabar Pasar Ditutup Hoax

“Jangan sampai terkungkung dengan pikiran pikiran yang justru menghambat diri, melainkan mengembangkan diri sebagai pemuda untuk mengisi kemerdekaan,” kata Wakapolda.

Menurutnya, banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dengan melibatkan diri dalam organisasi kepemudaan serta membangun kerjasama dengan pemerintah untuk melakukan berbagai kegiatan positif dalam mengisi kemerdekaan.

Pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, upacara turut dihadiri pelajar, mahasiswa, paguyuban, serta masyarakat sekitar.

Sementara ditempat lain di sudut Kota Jayapura, ada juga upacara bendera yang digelar ditempat tak biasa. Komunitas Rumah Bakau Jayapura menggelar upacara di dalam hutan bakau. Tempat yang dipenuhi dengan lumpur dan jauh dari kata nyaman. Kegiatan ini melibatkan  sejumlah komunitas, paguyuban, ormas hingga anak sekolah.

“Ini kali ketiga yang kami gelar. Pertama tahun 2018   kemudian vakum carena covid dan  dilanjutkan tahun 2023 dan tahun 2024,” kata Ketua  Panitia, Rahmatullah.

Baca Juga :  Ditahan di PNG, Tim Survey BTS Kominfo Akhirnya Dideportasi

Pria yang berprofesi sebagai guru di SD Inpres Tanjung Ria ini menyampaikan bahwa pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada peserta upacara dan public  terkait kondisi hutan bakau di Jayapura. Hutan yang menjadi dapur bagi masyarakat di Kampung Engros maupun Tobati.

“Tapi mirisnya hutan ini masih babak belur akibat ulah manusia. Ada banyak sekali sampah di akar-akar pohonnya. Ini belum lagi dengan ancaman pengalihfungsian lahan. Artinya masih ada perjuangan  yang harus dilakukan untuk mempertahankan hutan bakau ini dan kami senang karena banyak teman – teman yang akhirnya mulai paham,” singkatnya. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Ketiganya merupakan siswa terbaik dari sejumlah daerah di Papua.  Alfred Moreno Masoka sendiri berasal dari SMA Lentera Harapan, Kabupaten Jayapura. Ia anak dari pasangan Heri Masoka dan Susana Wafu Milena. Sedang Markus Ramandei berasal dari SMA Negeri Waren, Kabupaten Waropen. Anak dari David Ramandei dan Selepa Imbiri.

Sementara, Simon Rovnom Marisan berasal dari SMA Negeri 1 Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor. Anak dari Ekber Imanuel Marisan dan Meti Imelda Wanma. Sebagai penerima Sang Merah Putih adalah Jeklin Stin Karoba Medlama. Ia adalah siswi asal SMA YPPK Taruna Bakti.

Seorangw arga bernama Nurlinda mengaku kagum dengan tarian kolosal. 

“Ikut senang, meriahnya sama dengan dengan tahun tahun sebelumnya,” katanya.

Sementara itu, Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Petrus Patridge Rudolf Renwarin berharap pemuda Papua berpikir kreatif dan kritis serta berorientasi kemajuan.

Baca Juga :  Diduga Gunakan Dana Desa

“Jangan sampai terkungkung dengan pikiran pikiran yang justru menghambat diri, melainkan mengembangkan diri sebagai pemuda untuk mengisi kemerdekaan,” kata Wakapolda.

Menurutnya, banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dengan melibatkan diri dalam organisasi kepemudaan serta membangun kerjasama dengan pemerintah untuk melakukan berbagai kegiatan positif dalam mengisi kemerdekaan.

Pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, upacara turut dihadiri pelajar, mahasiswa, paguyuban, serta masyarakat sekitar.

Sementara ditempat lain di sudut Kota Jayapura, ada juga upacara bendera yang digelar ditempat tak biasa. Komunitas Rumah Bakau Jayapura menggelar upacara di dalam hutan bakau. Tempat yang dipenuhi dengan lumpur dan jauh dari kata nyaman. Kegiatan ini melibatkan  sejumlah komunitas, paguyuban, ormas hingga anak sekolah.

“Ini kali ketiga yang kami gelar. Pertama tahun 2018   kemudian vakum carena covid dan  dilanjutkan tahun 2023 dan tahun 2024,” kata Ketua  Panitia, Rahmatullah.

Baca Juga :  Siap Bantu Kirim Logistik Pemilu ke Wilayah Sulit Dijangkau

Pria yang berprofesi sebagai guru di SD Inpres Tanjung Ria ini menyampaikan bahwa pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada peserta upacara dan public  terkait kondisi hutan bakau di Jayapura. Hutan yang menjadi dapur bagi masyarakat di Kampung Engros maupun Tobati.

“Tapi mirisnya hutan ini masih babak belur akibat ulah manusia. Ada banyak sekali sampah di akar-akar pohonnya. Ini belum lagi dengan ancaman pengalihfungsian lahan. Artinya masih ada perjuangan  yang harus dilakukan untuk mempertahankan hutan bakau ini dan kami senang karena banyak teman – teman yang akhirnya mulai paham,” singkatnya. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya