“Saat Pilkada kemarin mereka semua pilih saya, jadi tidak mungkin saya setelah jadi walikota baru mau menyusahkan mereka lewat kalimat rasis yang dituding oknum-oknum saat ini,” jelasnya.
Dikatakan bahwa dalam video cuplikan berdurasi kurang dari satu menit itu, Abisai Rollo menyinggung soal aksi pemalangan dan demonstrasi yang kerap terjadi di Kota Jayapura kadang berujung anarkis yang menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat.
“Masyarakat kampung adat saja sudah sepakat untuk tidak demo dan palang memalang, berarti masyarakat yang lainnya juga harus mematuhi hal tersebut, karena poin kesepakatan yang sudah kita jalankan di 7 kampung adat ini dibuat dan disepakati oleh Ondoafi dan para kepala suku yang merupakan pemilik wilayah Kota Jayapura ini,” tegasnya.
Selain itu pernyataan tersebut terlontas dari sesi dialog antara Wali Kota dan warga dalam program Turun Kampung (Turkam) di sejumlah kampung di Jayapura, yang kembali disampaikan Abisai Rollo dalam press rilis program 100 hari kerjaannya.
WaliKota menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak bermaksud menyinggung kelompok masyarakat dari wilayah pegunungan, justru mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengedepankan dialog dalam menyampaikan aspirasi.
Bagi Abisai Rollo, semua persoalan yang ada di kota ini bisa diselesaikan dengan cara diskusi dan berdialog, bukan dengan palang memalang dan demo, apalagi berujung anarkis, tentu ini sangat meresahkan masyarakat yang lainnya.
“Saya minta seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kota Jayapura ini untuk sama-sama kita jaga keamanan dan rawat kebersamaan yang ada agar, kota ini tetap aman, tentram dan nyaman bagi semua suku bangsa yang ada,” tutupnya.(kim/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos