WAMENA-Puluhan Ribu masyarakat Lapago yang berasal dari sembilan kabupaten di Pegunungan Tengah Papua menghadiri syukuran 10 tahun kepemimpinan Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom, SE., M.Si., yang digelar di lapangan Honai Lama, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (19/5).
Masyarakat terlihat tumpah ruanh dan memadati lapangan tempat pelaksanaan syukuran, kemarin.
Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom, SE., M.Si., menyatakan sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih karunia baik itu secara pribadi dan keluarga maupun untuk masyarakat Lanny Jaya dan seluruh masyarakat Lapago.
Befa Yigibalom juga merasa sangat bahagia karena ini merupakan moment penting untuk bisa memuaskan ratusan ribu masyarakat terkait hal menuju Provinsi Pegunungan Tengah.
“Tadi saya buka dan melihat ratusan ribu masyarakat bukan yang seribu atau dua ribu yang sering demo. Saya yakin masyarakat yang besar ini, mereka tidak tahu sebab akibat dan siap menerima Provinsi Pegunungan tengah Papua karena mereka orang yang mengerti,” ungkapnya di Wamena, Kamis (19/5) kemarin.
Ia menyatakan kalaupun nanti mereka turun dalam jumlah yang besar ke DPRD Jayawijaya melakukan aksi menerima DOB, bisa juga.
Befa Yigibalom menegaskan bahwa dari apa yang ia sampaikan, diyakini Provinsi Pegunugan Tengah diterima oleh 90 persen masyarakat di Pegunungan Tengah Papua. Oleh sebab itu, apabila pemerintah pusat mau memberikan DOB Provinsi Pegunungan Tengah, berikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
“Kasi provinsi jangan seperti permen. Tetapi kasi dengan bobot dan harga diri negara. Jika provinsi Pegunungan Tengah adalah barometer di tanah Papua, maka regulasi anggaran harus tepat,” tegasnya.
Befa menyatakan, dengan terbentuknya provinsi baru, maka kemungkinan untuk dana operasional mendekati Rp 1 triliun. Sementara dana infrastrukturnya menurut Befa, harus Rp 1,5 triliun. Kemudian dana ekonomi dan kesehatan Rp 1 triliuan. Sehingga diharapkan anggaran Rp 4-5 triliun itu di dalam provinsi baru ini. Sebab di pusat, masyarakat tahu program ini untuk mempercepat pembangunan di Papua dan mensejahtrahkan masyarakat.
“Kalau kehadiran DOB ini tidak jadi, maka masyarakat pegunungan tengah akan mencatat dalam sejarah dan dalam lubuk hati nurani secara turun temurun bahwa pemerintah pusat berbohong. Untuk itu, saya sampaikan berikan provinsi yang sesuai dengan bobot dan sesuai dengan karateristik alam yang sulit di wilayah Lapago ini,” tegas Bupati Lanny Jaya dua periode ini.
Ia melihat selama ini tabir kegelapan yang ada pro dan kontra. Namun saat ini ia ingin menyatakan bahwa masyarakat Pegunungan Tengah Papua menerima Provinsi Papua Pegunungan Tengah. Dirinya menjamin itu, meskipun acara yang digelar biasa saja, tetapi dari sikap dan opini yang disampaikan, sebenarnya puluhan ribu masyarakat mau melakukan pernyataan sikap tapi karena begitu padatnya lautan manusia sehingga prosesi itu tidak disampaikan.
“Sebenarnya masyarakat di Pegunungan Tengah Papua ini siap menerima perubahan yang dibuat oleh pemerintah pusat. Mereka yang ada di Provinsi Papua, gubernur dan Jajarannya, DPRP dan MRP, kamu pakai nama siapa mau menolak Provinsi Papua Pegunungan Tengah? Masyarakat yang besar bisa dilihat. Selama ini mereka diam, mereka bisa turun puluhan ribu bukan seribu orang,” jelasnya.
Ia menambahkan masyarakat Lapago mengerti kalau saat ini ada dalam NKRI, akan bekerja, hidup di sini dan menunggu masa depan yang dijanjikan oleh kelompok lain. “Meski entah itu akan jadi atau tidak, namun yang jelas ia ingin mengklaim jika masyarakat Lapago mengerti dan mereka menerima Provinsi Pegunungan Tengah, sehingga pemerintah pusat sahkan saja, jangan menunggu lagi,” pungkasnya. (jo/nat)