Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Poksus DPRP Soroti Armada Operasional Navigasi

JAYAPURA – Anggota Kelompok Khusus DPR Papua, Yonas Nusi menyoroti armada operasional navigasi yang dikatakan banyak yang tak layak. Yonas mendapatkan banyak laporan soal kondisi di Kantor Navigasi  Kelas II yang sering diprotes oleh para pegawainya namun tak digubris.

Yang cukup menyolok adalah terkait kondisi KM Aldebaran yang tak prima. Sempat bermasalah saat melakukan pelayaran dan setelah ditelisik ternyata bagian dinamo yang rusak.

“Akhir Desember lalu saya  ikut pelayaran perintis ke arah Waropen dan Teluk Cenderawasih untuk merasakan apa yang dirasa rakyat dan kami nilai ukur ternyata rakyat puas dengan kapal – kapal perintis karena murah dan menjangkau daerah yang tidak didatangi kapal besar,” kata Yonas belum lama ini. Ia juga melihat sejumlah titik lampu suar yang tidak nyala khususnya di Wilayah Nabire dan Teluk Cenderawasih.

Baca Juga :  Dampak Hujan Es Masih Dirasakan Warga Distrik Kuyawage

Kondisi ini kata Yonas bisa diselesaikan jika  peralatan operasional mendukung. “Saya mendapat informasi jika KM Aldebaran ini rusak saat akan memperbaiki lampu suar. Saya coba ke galangan kapal kemudian bertanya dan ternyata kapal sempat keluar pada 28 Desember 2022 kemudian  rusak di Pasir II,” beber Yonas. Yonas juga mendapat informasi bahwa semua telah dilaporkan namun tak mendapat respon.

Selain itu menyangkut pengadaan barang di Kantor Navigasi Kelas II Jayapura ini juga tidak sesuai aturan. “Selain itu persoalan radio pantai di Jayapura tidak berfungsi maksimal untuk memonitor aktifitas pelayaran. Hrsnya ketika ada yg mengalami kecelakaan maka sudah bisa termonitor . Ini berbahaya jika tetap dibiarkan,” wantinya. “Saya menyoroti karena ini berbicara keselamatan penumpang dan dari semua ini saya pikir penting untuk Kementerian Perhubungan untuk melakukan pemeriksaan,” tutup Yonas.

Baca Juga :  Salat Ied di Delapan Wilayah Dikawal Ketat

Sementara  Kepala Kantor Navigasi Kelas II Jayapura, Muhammad Israyadi yang dihubungi dua hari terakhir tidak memberi respon. Meski  pesan via Whatsapp dibaca namun tidak ditanggapi dan hanya dibaca. (ade/wen)

JAYAPURA – Anggota Kelompok Khusus DPR Papua, Yonas Nusi menyoroti armada operasional navigasi yang dikatakan banyak yang tak layak. Yonas mendapatkan banyak laporan soal kondisi di Kantor Navigasi  Kelas II yang sering diprotes oleh para pegawainya namun tak digubris.

Yang cukup menyolok adalah terkait kondisi KM Aldebaran yang tak prima. Sempat bermasalah saat melakukan pelayaran dan setelah ditelisik ternyata bagian dinamo yang rusak.

“Akhir Desember lalu saya  ikut pelayaran perintis ke arah Waropen dan Teluk Cenderawasih untuk merasakan apa yang dirasa rakyat dan kami nilai ukur ternyata rakyat puas dengan kapal – kapal perintis karena murah dan menjangkau daerah yang tidak didatangi kapal besar,” kata Yonas belum lama ini. Ia juga melihat sejumlah titik lampu suar yang tidak nyala khususnya di Wilayah Nabire dan Teluk Cenderawasih.

Baca Juga :  100 Anak Papua Duduk Bareng Jokowi

Kondisi ini kata Yonas bisa diselesaikan jika  peralatan operasional mendukung. “Saya mendapat informasi jika KM Aldebaran ini rusak saat akan memperbaiki lampu suar. Saya coba ke galangan kapal kemudian bertanya dan ternyata kapal sempat keluar pada 28 Desember 2022 kemudian  rusak di Pasir II,” beber Yonas. Yonas juga mendapat informasi bahwa semua telah dilaporkan namun tak mendapat respon.

Selain itu menyangkut pengadaan barang di Kantor Navigasi Kelas II Jayapura ini juga tidak sesuai aturan. “Selain itu persoalan radio pantai di Jayapura tidak berfungsi maksimal untuk memonitor aktifitas pelayaran. Hrsnya ketika ada yg mengalami kecelakaan maka sudah bisa termonitor . Ini berbahaya jika tetap dibiarkan,” wantinya. “Saya menyoroti karena ini berbicara keselamatan penumpang dan dari semua ini saya pikir penting untuk Kementerian Perhubungan untuk melakukan pemeriksaan,” tutup Yonas.

Baca Juga :  Salat Ied di Delapan Wilayah Dikawal Ketat

Sementara  Kepala Kantor Navigasi Kelas II Jayapura, Muhammad Israyadi yang dihubungi dua hari terakhir tidak memberi respon. Meski  pesan via Whatsapp dibaca namun tidak ditanggapi dan hanya dibaca. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya