Saturday, March 15, 2025
25.7 C
Jayapura

Melawak, Cara Komika Mengkritik

Komika Nasional Asal Papua, Jhon Yewen saat tampil di Timika, beberapa waktu yang lalu. (FOTO: Yewen/Cepos)

JAYAPURA-Komika Nasional Asal Papua, Jhon Yewen mengatakan, Indonesia merupakan negara demokrasi sehingga menyampaikan pendapat dan pemikiran di muka umum diatur dalam UUD 1945 dan UU Nomor 8 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum.

“Indonesia ini negara demokrasi, sehingga orang bebas menyampaikan pendapat secara umum. Selama tidak mengancam secara fisik seperti melakukan teror dan lain sebagainya. Oleh karena itu, setiap orang berhak memberikan pendapat dan lebih bagus lagi kalau disertai solusi,” ungkap jhon Yewen kepada Cenderawasih Pos di Abepura, Kamis (18/6).

Menurut pria yang akrab disapa Yewen ini bahwa semua aktivis pada prinsipnya menyampaikan pendapat di muka umum dengan cara melawan. Hal ini berbeda dengan seorang komika yang menyampaikan sesuatu dengan cara melawak. Meskipun memberikan kritikan tetapi dalam suasana melawak. 

“Kami Komika pada umumnya menyampaikan pendapat dan kritikan selalu dengan cara melawak atau ada kelucuan  di dalamnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Pertanyakan Tugas Anggota DPRP di Wilayah DOB

Menanggapi hal yang disampaikan oleh Juara 1  Stand Up Comedy Suca 3 Indosiar, Bintang Emon yang viral di media sosial terkait kasus Novel Baswedan, menurut Yewen, apa yang disampaikan oleh Bintang merupakan sebuah candaan, tetapi sangat berbobot. Buktinya pemerintah  terbawa perasaan (baper).

“Ketika sesuatu yang kita sentil dan ada pihak yang baper, maka harus ada perubahan yang terjadi dan harus ada yang perlu diubah.  Ini tentu bukan hanya di pemerintah, tetapi di masyarakat juga demikian,” tutur Juara 3 Stand Up Comedy Suca 3 Indosiar tahun  2017 ini. 

Yewen mengatakan, apa yang disampaikan Bintang ini memang benar dan semua orang merasa lucu. Hal ini terbukti banyak orang yang tertawa dengan stand up comedy yang disampaikan oleh Bintang tersebut. 

Cuma ada beberapa orang memfitnah Bintang dengan menuduhnya terlibat kasus narkoba. Padahal Bintang sudah periksa di dokter dan dinyatakan negatif atau bebas dari barang haram tersebut.

“Apa yang disampaikan Bintang itu sebenarnya tidak menyinggung siapa-siapa. Tetapi Bintang cuma mengutarakan mengenai kondisi hukum kita saat ini di Indonesia,” ujarnya. 

Baca Juga :  Libatkan Labfor Polda dan Ahli Linguistik

Kata Yewen, cara terbaik untuk menegur orang lain dan kebijakan yang tidak pro masyarakat, salah satunya adalah melalui seni stand up comedy. Dimana semua pihak akan tertawa bersama-sama.

“Hal yang kamu rasa buruk dan Komika rasa buruk, semua pihak akan tertawa dengan kekurangan yang ada, dan semua pihak akan berdamai pada masa lalu secara bersama dan lain sebagainya.

“Kasus yang dialami oleh Bintang ini memang jauh dan tidak ada hubungan dengan kita. Tetapi pesan kepada kita semua untuk tetap pada pekerjaan masing-masing. Tetap menyuarakan apa yang menjadi hak-hak kita tanpa harus menganggu hak-hak orang lain,” pesannya. 

Yewen berharap, kepada semua komika-komika di Papua bahwa hal yang dikritisi oleh Bintang ini merupakan salah satunya dan masih banyak hal yang perlu diubah secara bersama-sama. 

“Sebagai anak muda harus menjadi penetral supaya kehidupan bernegara, berprovinsi, dan berkabupaten itu tetap netral dan menguntungkan semua orang, terutama masyarakat, karena komika adalah bagian dari masyarakat,” tutupnya. (bet/nat)

Komika Nasional Asal Papua, Jhon Yewen saat tampil di Timika, beberapa waktu yang lalu. (FOTO: Yewen/Cepos)

JAYAPURA-Komika Nasional Asal Papua, Jhon Yewen mengatakan, Indonesia merupakan negara demokrasi sehingga menyampaikan pendapat dan pemikiran di muka umum diatur dalam UUD 1945 dan UU Nomor 8 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum.

“Indonesia ini negara demokrasi, sehingga orang bebas menyampaikan pendapat secara umum. Selama tidak mengancam secara fisik seperti melakukan teror dan lain sebagainya. Oleh karena itu, setiap orang berhak memberikan pendapat dan lebih bagus lagi kalau disertai solusi,” ungkap jhon Yewen kepada Cenderawasih Pos di Abepura, Kamis (18/6).

Menurut pria yang akrab disapa Yewen ini bahwa semua aktivis pada prinsipnya menyampaikan pendapat di muka umum dengan cara melawan. Hal ini berbeda dengan seorang komika yang menyampaikan sesuatu dengan cara melawak. Meskipun memberikan kritikan tetapi dalam suasana melawak. 

“Kami Komika pada umumnya menyampaikan pendapat dan kritikan selalu dengan cara melawak atau ada kelucuan  di dalamnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Pertanyakan Tugas Anggota DPRP di Wilayah DOB

Menanggapi hal yang disampaikan oleh Juara 1  Stand Up Comedy Suca 3 Indosiar, Bintang Emon yang viral di media sosial terkait kasus Novel Baswedan, menurut Yewen, apa yang disampaikan oleh Bintang merupakan sebuah candaan, tetapi sangat berbobot. Buktinya pemerintah  terbawa perasaan (baper).

“Ketika sesuatu yang kita sentil dan ada pihak yang baper, maka harus ada perubahan yang terjadi dan harus ada yang perlu diubah.  Ini tentu bukan hanya di pemerintah, tetapi di masyarakat juga demikian,” tutur Juara 3 Stand Up Comedy Suca 3 Indosiar tahun  2017 ini. 

Yewen mengatakan, apa yang disampaikan Bintang ini memang benar dan semua orang merasa lucu. Hal ini terbukti banyak orang yang tertawa dengan stand up comedy yang disampaikan oleh Bintang tersebut. 

Cuma ada beberapa orang memfitnah Bintang dengan menuduhnya terlibat kasus narkoba. Padahal Bintang sudah periksa di dokter dan dinyatakan negatif atau bebas dari barang haram tersebut.

“Apa yang disampaikan Bintang itu sebenarnya tidak menyinggung siapa-siapa. Tetapi Bintang cuma mengutarakan mengenai kondisi hukum kita saat ini di Indonesia,” ujarnya. 

Baca Juga :  Saling Serang,  Anggota Brimob Gugur

Kata Yewen, cara terbaik untuk menegur orang lain dan kebijakan yang tidak pro masyarakat, salah satunya adalah melalui seni stand up comedy. Dimana semua pihak akan tertawa bersama-sama.

“Hal yang kamu rasa buruk dan Komika rasa buruk, semua pihak akan tertawa dengan kekurangan yang ada, dan semua pihak akan berdamai pada masa lalu secara bersama dan lain sebagainya.

“Kasus yang dialami oleh Bintang ini memang jauh dan tidak ada hubungan dengan kita. Tetapi pesan kepada kita semua untuk tetap pada pekerjaan masing-masing. Tetap menyuarakan apa yang menjadi hak-hak kita tanpa harus menganggu hak-hak orang lain,” pesannya. 

Yewen berharap, kepada semua komika-komika di Papua bahwa hal yang dikritisi oleh Bintang ini merupakan salah satunya dan masih banyak hal yang perlu diubah secara bersama-sama. 

“Sebagai anak muda harus menjadi penetral supaya kehidupan bernegara, berprovinsi, dan berkabupaten itu tetap netral dan menguntungkan semua orang, terutama masyarakat, karena komika adalah bagian dari masyarakat,” tutupnya. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya