Friday, February 21, 2025
29.7 C
Jayapura

Sembilan Tahun Terakhir, 88 Hektar Lahan Pertanian Hilang

JAYAPURA-Lahan pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah Koya, Distrik Muara Tami dari tahun ke tahun hingga saat ini sudah  mengalami pengurangan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan pertanian untuk daerah pemukiman dan  pengembangan kota baru di Kota Jayapura.

   Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Uncen, Monita Yessy Beatrick Wambrauw, mengaku  telah melakukan kajian dan penelitian mengenai hilangnya tutupan lahan yang sebelumnya dijadikan lahan pertanian,   perkebunan hingga tambak/kolam budidaya ikan di wilayah itu. Saat ini sejumlah tutupan lahan di wilayah itu sudah dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur.

   “Lahan yang berkurang itu adalah lahan pertanian yang ada di wilayah Muara Tami, melalui studi itu ditemukan bahwa pengurangan lahan pertanian di wilayah itu mengalami pengurangan yang sangat signifikan,” kata Monita Yessy Beatrick Wambrauw, Senin (17/2).

Baca Juga :  Tak Diizinkan Menikah, Ibu Muda Lukai Bayinya

   Dia menjelaskan, hasil penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel data 9 tahunt erakhir, sejak tahun 2014 sampai di tahun 2023. Di mana pada tahun 2014 tutupan lahan pertanian di wilayah itu mencapai 1.775 hektar dan 2014 sudah berkurang menjadi 1.706 hektar.

   “Sejak tahun 2014, dari  tutupan lahan lahan terbangun 19 hektar, luasan lahan pertanian dulu 1.775 hektar 2014, kemudian setelah dilakukan penelitian, di tahun 2023 lahan terbangunnya sudah mencapai 88 hektar, lahan pertaniannya menjadi 1.706,”katanya.

JAYAPURA-Lahan pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah Koya, Distrik Muara Tami dari tahun ke tahun hingga saat ini sudah  mengalami pengurangan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan pertanian untuk daerah pemukiman dan  pengembangan kota baru di Kota Jayapura.

   Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Uncen, Monita Yessy Beatrick Wambrauw, mengaku  telah melakukan kajian dan penelitian mengenai hilangnya tutupan lahan yang sebelumnya dijadikan lahan pertanian,   perkebunan hingga tambak/kolam budidaya ikan di wilayah itu. Saat ini sejumlah tutupan lahan di wilayah itu sudah dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur.

   “Lahan yang berkurang itu adalah lahan pertanian yang ada di wilayah Muara Tami, melalui studi itu ditemukan bahwa pengurangan lahan pertanian di wilayah itu mengalami pengurangan yang sangat signifikan,” kata Monita Yessy Beatrick Wambrauw, Senin (17/2).

Baca Juga :  Tambah Guru Besar, Dorong Uncen Jadi Kampus Penelitian

   Dia menjelaskan, hasil penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel data 9 tahunt erakhir, sejak tahun 2014 sampai di tahun 2023. Di mana pada tahun 2014 tutupan lahan pertanian di wilayah itu mencapai 1.775 hektar dan 2014 sudah berkurang menjadi 1.706 hektar.

   “Sejak tahun 2014, dari  tutupan lahan lahan terbangun 19 hektar, luasan lahan pertanian dulu 1.775 hektar 2014, kemudian setelah dilakukan penelitian, di tahun 2023 lahan terbangunnya sudah mencapai 88 hektar, lahan pertaniannya menjadi 1.706,”katanya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/