JAYAPURA – Sekertaris KPA Kota Jayapura, Binton Nainggolan mengatakan, upaya penanggulangan penyakit HIV AIDS perlu melibatkan seluruh pihak. Selain itu, program yang sudah berjalan perlu dievaluasi agar lebih terarah dan mendapatkan hasil maksimal.
“Penanganan HIV-AIDS di Kota Jayapura harus dievaluasi, karena melihat jumlah kasus yang tinggi tentu ada upaya yang lebih terarah lagi dan tidak perlu lagi pake cara-cara lama,” ujar Binton Nainggolan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos di ruangan kerjanya, Senin (17/2).
Populasi penderita HIV secara global lebih banyak terjadi pada para pekerja seks, pemakai narkoba suntik, seks sesama jenis, transgender, dan pelanggan seks bebas. Fenomena penderita atau terinfeksi HIV AIDS jumlahnya cenderung meningkat di setiap negara karena berkembangnya pula pergaulan di kalangan remaja yang semakin bebas.
Tanpa terkecuali Kota Jayapura, mengacu pada data Dinas Kesehatan, Tahun 2024 jumlah kasus tahun 2022, HIV 450 kasus dan AIDS 193 total 643, tahun 2023, HIV 711 dan AIDS 79 total 790 kasus sedangkan tahun 2024, HIV 895 dan AIDS 383 dengan total 1.278 kasus. Melihat trend perkembangan kasusu dari tiga tahun terkait, terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
Menurut Binton dalam penanganan HIV-AIDS perlu ada inprovisasi dan tidak lagi pake cara-cara lama. “Dengan jumlah kasus yang begitu tinggi yang tiap tahun angkanya naik, kita harus ada terobosan baru,” bebernya. Bagi Binton Nainggolan, sosialisasi yang hanya ala kadarnya saja sudah tidak bisa lagi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya para ODHA.
Bagi Kadis Kominfo Kota Jayapura perlu ada penguatan di beberapa aspek, diantaranya sektor agama, literasi digital tentang HIV-AIDS juga penguatan dan pendekatan terhadap komunitas yang terkait. “Dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS ini, tentu sangat menyulitkan kita dalam mendeteksi apalagi untuk mencegah, saya ambil contoh, kalau kita himbauan untuk dilakukan pemeriksaan, saya yakin tidak semua mau, paling satu dua orang saja,” pungkasnya.
“Artinya, celah-celah ini yang membuat kasus mematikan ini perkembangannya tidak terkontrol,” lanjutnya. KPA sendiri siap melakukan untuk melakukan trobosan baru, dan bagi pihak-pihak terkait disarankan untuk tidak lagi terlena pada zona nyaman yang mana dalam istilah, api dalam sekam, namun faktanya kalu melihat kasusu HIV Aids di Kota Jayapura, sekam tersebut sudah menyala, maka dari itu diperlukan ada metode yang baru dalam penanganan HIV-AIDS ini.