MERAUKE-Polres Merauke langsung bergerak melakukan penyelidikan terkait terbakarnya 3 kapal di Pelabuhan Kondap, Kelapa Lima, Merauke yang menyebabkan 2 ABK (Anak Buah Kapal) KM Sinar Maros III tewas dan 2 ABK lainnya dinyatakan hilang. Dua ABK yang hilang yaitu Sandi dan Gustam hingga Jumat (17/5) kemarin belum ditemukan.
Kapolres Merauke, AKBP. Bahara Marpaung, SH., mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait dengan terbakarnya 3 kapal yang berawal dari meledaknya KM Sinar Maros III.
“Kami masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi. Setelah pemeriksaan saksi-saksi baru dilakukan gelar perkara. Setelah itu kemudian ditentukan siapa tersangkannya,” jelasnya saat dihubungi Cenderawasih Pos, Jumat (17/5).
Kapolres Bahara Marpaung mengatakan, dalam pemeriksaan ini pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah BBM yang terbakar tersebut adalah BBM subsidi atau non subsidi alias industri. Termasuk, apakah kejadian tersebut masuk dalam musibah atau ada unsur kesegajaan atau ada unsur kelalaian sehingga kapal meledak saat dilakukan pengisian BBM.
“Sementara ini kalau kita lihat bahwa ada unsur kelalaian di situ. Tapi akan disimpulkan nanti setelah semuanya sudah kita lakukan pemeriksaan,” tuturnya.
Pihaknya juga akan mencari orang yang bertanggung jawab atas kejadian. Nahkoda kapal menurut Bahara Marpaung belum bertanggung jawab karena saat itu kapal belum berlayar. “Kecuali kalau kapal sudah berlayar maka seluruh tanggung jawab ada di nahkoda kapal. Tinggal sekarang siapa yang mengisikan dan atas perintah siapa yang mengisikan. Ini yang sedang kita dalami. Kalau yang isikan meninggal ini akan repot. Tapi musti ada mata rantainya,” ujarnya.
Dalam penyelidikan ini pihaknya juga sedang mendalami dokumen dari kapal tersebut. Oleh sebab itu, Bahara Marpaung mengaku sudah mengarahkan anggota KP3 Pelabuhan dan reserse untuk mengumpulkan dokumen kapal. “Namun persoalannya barang bukti kapal yang terbakar sudah tenggelam dan berbawa arus,” ungkapnya.
Terkait kebakaran yang menghanguskan puluhan ton BBM tersebut membuat Pertamina MOR VIII Maluku, Papua dan Papua Barat langsung turun ke Merauke dan melakukan pemeriksaan, kemarin. Kepala Pertamina Merauke, Justinus Dominggus Louhenapessy ditemui di Kantornya mengungkapkan bahwa tim dari Pertamina Jayapura tersebut langsung melakukan pemeriksaan karena masih ada perbedaan jumlah data BBM yang ada di pihak kepolisian dan data yang dikeluarkan Pertamina. “Nanti hasil pemeriksaan akan kami serahkan ke Polisi juga,”jelasnya.
Sementara itu, terkait dua ABK KM Sinar Maros III yaitu Sandi dan Gustam yang dinyatakan hilang, hingga kemarin masih terus dilakukan pencarian. Petugas dari kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke bersama Polair dan Potensi SAR Merauke, sejak kemarin pagi hingga siang melakukan penyisiran ke hulu dan muara Kali Maro, namun masih nihil. “Tim pencarian kami bagi dua, satu tim ke arah muara dan satu tim lainnya ke arah hulu, namun masih nihil,” kata Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke Darmawan dihubungi sore kemarin.
Darmawan menjelaskan bahwa upaya pencarian akan dilanjutkan Sabtu (18/5) pagi ini. “Besok (hari ini, red) kita lanjutkan upaya pencarian terhadap dua korban yang masih dinyatakan hilang,” pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, KM. Sinar Maros III yang sedang melakukan pengisian BBM jenius premium di Pelabuhan Kondap, Kelapa Lima, Merauke meledak. Ledakan tersebut menimbulkan kebakaran yang kemudian api menyambar kapal pengangkut BBM lainnya KM Samudera Jaya 99 yang berlabuh di samping KM. Sinar Maros III.
KM Samudera Jaya 99 yang dalam kondisi terbakar kemudian terbawa arus dan apinya sempat merembet ke KM Sabuk Nusantara 45. Beruntung api dapat segera dipadamkan.
Saat terjadi ledakan di KM Sinar Maros III, terdapat lima ABK di atas kapal dan satu orang ABK berada di dermaga. Lima orang ABK yang berada di kapal tersebut, dua orang meninggal dunia, dua lainnya hilang dan satu selamat yang hingga kemarin masih menjalani perawatan. Korban meninggal yaitu Saharuddin dan Mirna. Sementara dua ABK yang belum ditemukan Sandi dan Gustam. (ulo/nat)