JAYAPURA-Isu pembongkaran Gereja GKI Jemaat Imanuel Ifar Gunung, Klasis Sentani, yang berada di Kompleks Resimen Induk Kodam (Rindam) XVII/Cenderawasih mencuat dan menimbulkan polemik baru. Jika dipantau dibeberapa platform media sosial, narasi yang beredar mengatakan jika ada gedung gereja yang akan dibongkar oleh Danridam.
Ini kemudian menyebar masive dan dikomentari berbagai lapisan masyarakat. Terjadi kegaduhan pasca postingan para jemaat mendatangi Danrindam pada Jumat (14/11) siang kemarin.
Menanggapi hal itu, Kodam XVII/Cenderawasih dengan tegas membantah adanya rencana pembongkaran gereja. Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Tri Purwanto, menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar.
Menurut Kapendam, Danrindam Kodam XVII/Cenderawasih yang baru menjabat, Brigjen Hendra Hendra Saputra, tengah melakukan penertiban dan pendataan seluruh aset di lingkungan Rindam sebagai bagian dari pembenahan administrasi satuan. Dalam proses tersebut, dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap seluruh bangunan, termasuk gereja dan masjid yang berada di dalam kompleks Rindam.

“Yang dilakukan adalah pengecekan aset, termasuk memeriksa kelengkapan izin pemakaian. Jika ada aset yang belum memiliki izin, Danrindam justru berniat untuk menerbitkan izin resminya. Jadi bukan untuk dibongkar atau tindakan lain yang bersifat intoleransi,” jelas Kapendam, Jumat malam.
Ia menegaskan kembali bahwa tidak ada pembongkaran gereja. Keberadaan tempat ibadah, kata dia, sangat penting bagi pembinaan mental dan spiritual, baik bagi masyarakat yang selama ini menggunakan gereja tersebut, termasuk bagi prajurit TNI yang bertugas di Rindam. “Isu pembongkaran gereja itu tidak benar. Kami harap semua pihak dapat menahan diri dan memastikan kebenaran informasi sebelum menyebarkannya,” tegasnya.
Saat ini pihak Rindam juga telah berdiskusi dengan para tokoh agama yang ada di kompleks tersebut untuk memperjelas informasi dan menjaga situasi tetap kondusif. Mediasi tersebut dilakukan langsung oleh Danrindam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Endra Saputra Kusuma bersama Pendeta Mince Manyakori, dan sejumlah perwakilan jemaat.
Dalam pertemuan itu, Danrindam menyampaikan komitmennya untuk menjaga kerukunan umat beragama di Tanah Papua serta membuka ruang komunikasi terkait pemakaian lahan yang berada di area Rindam bila dibutuhkan jemaat.
Pihak jemaat disebut telah memahami maksud baik Danrindam, dan situasi pascamediasi berlangsung kondusif. Kapendam XVII/Cenderawasih kembali mengimbau seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga Papua untuk menjaga keharmonisan dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.
“Kami mengajak semua pihak untuk terus menjaga toleransi antarumat beragama. Perselisihan ini akan ditindaklanjuti dengan baik oleh Kodam XVII/Cenderawasih. Dengan penyelesaian yang mengedepankan dialog dan sikap saling menghormati, Kodam berharap hubungan antarumat beragama di Papua terus terjaga dan menjadi contoh kerukunan bagi daerah lain di Indonesia. “Mari kita sama-sama menjaga Papua agar tetap indah dan religius,” tutup Kapendam (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos