JAYAPURA – Aksi demo yang dilakukan para pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) Kota Jayapura, Rabu (15/10) berujung ricuh. Demo yang dilakukan di Lingkaran Abepura ini pecah saat massa menduduki lokasi lampu merah Abepura.
Ketika itu massa memaksa untuk melakukan long march menuju kantor Majelis Rakyat Papua namun tertahan di lampung merah Abepura dan terjadi ketegangan dengan aparat kepolisian. Saat dipaksa untuk kembali ke arah Jl Biak inilah situasi menjadi chaos. Terdengar tembakan gas air mata hingga akhirnya massa berlari kocar kacir.
Dari pantauan Cenderawasih Pos aksi dimulai pada pukul 08.30 WIT dengan pengawalan ketat oleh aparat kepolisian dari Polresta Jayapura Kota, Polsek Abepura hingga anggota Brimob Polda Papua. Kepada Cenderawasih Pos kordinator aksi Ronal Logo (23) mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk respons penolakan masyarakat terhadap sejumlah pembangunan yang masuk di tanah Papua salah satunya Proyek Strategis Negara (PSN).
“Kami solidaritas AMPPTAP menyuarakan aspirasi masyarakat adat di tanah ini (Papua) terkait deforestasi hutan yang dilakukan pemerintah pusat melalui proyek strategis nasional atau PSN, di beberapa daerah di tanah ini,” kata Ronal kepada Cenderawasih Pos. Selain itu massa aksi juga menuntut pemerintah pusat untuk hentikan pendoropan militer non organik di tanah Papua.
“Tolak PSN, tolak militer masuk ke Papua,” ucap Ronal dalam orasi. Adapun sejumlah tuntun masa dalam dalam aksi tersebut antara lain; pertama, hentikan pendoropan militer dan tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua. Kedua, tolak PSN di tanah Papua. Ketiga, Hentikan ekspolitasi SDA diseluruh tanah Papua.