Saturday, December 28, 2024
25.7 C
Jayapura

Pedagang Otonom Ancam Keluar  Pasar

JAYAPURA-Keberadaan pedagang di jalan poros Skyline-Tanah Hitam sepertinya tidak hanya meresahkan pengguna jalan maupun merusak tatanan kota, namun lebih kepada omset pedagang yang menempati areal pasar baik Youtefa maupun Pasar Otonom.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pedagang di Pasar Youtefa Abepura, La Umi  yang mengaku belakangan ini jualannya sepi. Hal itu terjadi karena sebagian besar pembeli memilih membeli barang di jalan poros. “Pokoknya sejak ada yang jualan di jalan, pemasukan kami sangat berkurang,” ujarnya kepada Cendrawasih pos, Kamis (14/11).

Ia menyebut sebelum adanya pedagang di jalan poros, omsetnya setiap hari bisa mencapai Rp. 1 juta bahkan lebih, namun dua minggu belakangan ini Rp. 500 ribu pun belum pasti. “Sangat sepi. Biasanya sore orang ramai datang belanja tapi sekarang sepi karena di jalan sudah ada yang tahan,” bebernya.

Kondisi ini tentunya sangat merugikan mereka, pasalnya lapak yang mereka tempat itu, harus membayar iuran baik harian maupun bulanan. Namun dengan kondisi sekarang ini kewalahan membayar kewajibanan.

Baca Juga :  Penyuplai Amunisi ke TPN OPM Dibekuk

“Setiap bulan saya bayar tempat Rp. 500 ribu, lalu setiap hari bayar uang kbersihan Rp. 5 ribu, sangat rugi karena tidak sebanding dengan penghasilan,” ungkapnya. Sementara lanjutnya pedagang di jalan poros, benar-benar menerima keuntungan secara utuh karena mereka tidak membayar lapak.

“Kalau masih dibiarkan, maka kami jiga akan jualan di jalan, biar sama sama untung,” kata La Umi. Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah Kota Jayapura sebab keberadaan pedagang di jalan poros ini merugikan pedagang uang menempati areal pasar. “Kami ini bayar iuran setiap bulan, jangan seenaknya atur. Kalau memang ijin jualan di luar maka kami semua juga akan pindah ke jalan,” tegasnya.

Senada juga disampaikan Yosep Jemahi di Pasar Otonom, pedagang Sayur itu mengaku sejak adanya pedagang di jalan poros omset jualannya semakin berkurang. Hal itu terjadi karena pengunjung lebih memilih membeli kebutuhannya di jalan. Bukan larena harga uang relatif murah, namun aksesnya yang mempermudah pengunjung itu sendiri.

Baca Juga :  Diduga Korban Penganiayaan, Kuburan Seorang Pria Dibongkar

“Bagaimana mau masuk ke pasar kalau di jalan juga ada yang jual sayur, kalau begini untuk apa bikin pasar bagus-bagus, sementara yang lain bebas berjualan di luar,” tandasnya. Diapun meminta pemerintah menertibkan pedaggang di jalan poros tersebut, sehingga omset jualann mereka kembali membaik.

“Jangan sampai kami di pasar ini ada tindakan pidana gara-gara jualan saja, pemerintah harus tegas, jangan sampai yang lain jualan di jalan sementara kami dipaksakan untuk menempati areal pasar,” tegasnya. Ia  membeberkan pengelolaan areal pasar juga amburadul. Itu karena lahan yang terbatas.

“Memang sejak lahan milik Bintang  Mas di tutup pedagang yang pasok barang di pasar ini kehilangan tempat, jadi pemerintah harus pikirkan ini,” imbuh Yosep. Pantauan Cenderawasih Pos, hingga Kamis kemarin, pedagang di Jalan poros Skyline-Tanah Hitam masih melakukan transaksi jual beli, bahkan jumlahnya semakin bertambah. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Keberadaan pedagang di jalan poros Skyline-Tanah Hitam sepertinya tidak hanya meresahkan pengguna jalan maupun merusak tatanan kota, namun lebih kepada omset pedagang yang menempati areal pasar baik Youtefa maupun Pasar Otonom.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pedagang di Pasar Youtefa Abepura, La Umi  yang mengaku belakangan ini jualannya sepi. Hal itu terjadi karena sebagian besar pembeli memilih membeli barang di jalan poros. “Pokoknya sejak ada yang jualan di jalan, pemasukan kami sangat berkurang,” ujarnya kepada Cendrawasih pos, Kamis (14/11).

Ia menyebut sebelum adanya pedagang di jalan poros, omsetnya setiap hari bisa mencapai Rp. 1 juta bahkan lebih, namun dua minggu belakangan ini Rp. 500 ribu pun belum pasti. “Sangat sepi. Biasanya sore orang ramai datang belanja tapi sekarang sepi karena di jalan sudah ada yang tahan,” bebernya.

Kondisi ini tentunya sangat merugikan mereka, pasalnya lapak yang mereka tempat itu, harus membayar iuran baik harian maupun bulanan. Namun dengan kondisi sekarang ini kewalahan membayar kewajibanan.

Baca Juga :  Curah Hujan Meningkat, BPBD Selalu Siaga Bencana

“Setiap bulan saya bayar tempat Rp. 500 ribu, lalu setiap hari bayar uang kbersihan Rp. 5 ribu, sangat rugi karena tidak sebanding dengan penghasilan,” ungkapnya. Sementara lanjutnya pedagang di jalan poros, benar-benar menerima keuntungan secara utuh karena mereka tidak membayar lapak.

“Kalau masih dibiarkan, maka kami jiga akan jualan di jalan, biar sama sama untung,” kata La Umi. Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah Kota Jayapura sebab keberadaan pedagang di jalan poros ini merugikan pedagang uang menempati areal pasar. “Kami ini bayar iuran setiap bulan, jangan seenaknya atur. Kalau memang ijin jualan di luar maka kami semua juga akan pindah ke jalan,” tegasnya.

Senada juga disampaikan Yosep Jemahi di Pasar Otonom, pedagang Sayur itu mengaku sejak adanya pedagang di jalan poros omset jualannya semakin berkurang. Hal itu terjadi karena pengunjung lebih memilih membeli kebutuhannya di jalan. Bukan larena harga uang relatif murah, namun aksesnya yang mempermudah pengunjung itu sendiri.

Baca Juga :  MRP Minta Kelonggaran Persyaratan Masuk TNI Khusus OAP

“Bagaimana mau masuk ke pasar kalau di jalan juga ada yang jual sayur, kalau begini untuk apa bikin pasar bagus-bagus, sementara yang lain bebas berjualan di luar,” tandasnya. Diapun meminta pemerintah menertibkan pedaggang di jalan poros tersebut, sehingga omset jualann mereka kembali membaik.

“Jangan sampai kami di pasar ini ada tindakan pidana gara-gara jualan saja, pemerintah harus tegas, jangan sampai yang lain jualan di jalan sementara kami dipaksakan untuk menempati areal pasar,” tegasnya. Ia  membeberkan pengelolaan areal pasar juga amburadul. Itu karena lahan yang terbatas.

“Memang sejak lahan milik Bintang  Mas di tutup pedagang yang pasok barang di pasar ini kehilangan tempat, jadi pemerintah harus pikirkan ini,” imbuh Yosep. Pantauan Cenderawasih Pos, hingga Kamis kemarin, pedagang di Jalan poros Skyline-Tanah Hitam masih melakukan transaksi jual beli, bahkan jumlahnya semakin bertambah. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya