Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Situs Prasejarah Ayennem Ditemukan

Pemilik lokasi Ayennem di Kampung Asei, Corry Ohee, saat menunjukkan temuan batu penokok sagu di lokasi Ayennem di Kampung Asei Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, Sabtu (13/6). (FOTO: Yewen/Cepos)

SENTANI- Adanya pengusutan lahan kebun sagu untuk pembuatan jalan alternatif untuk mempermudah transportasi pada saat Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura teryata dapat membuka penemuan terhadap situs prasejarah bernama Situs Ayennem di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Pemilik lokasi atau lahan Ayennem, Corry Ohee mengatakan, lokasi situs prasejarah Ayennem ini sejak dulu nenek moyang tinggal sebelum pindah ke Pulau Asei.

“Di Situs Ayennem ini ditemukan pecahan gerabah juga ditemukan kapak batu, batu penokok sagu dan batu asah,” kata Corry saat ditemui Cenderawasih Pos di Kampung Asei, Sabtu (13/6).

Corry menjelaskan, nenek moyang dari mereka dari timur atau Pasific berlayar ke barat sampai di pulau Yamna, menyusur ke arah timur dan masuk ke Teluk Youtefa. Selanjutnya, pergi ke barat arah Danau Sentani dan membuat rumah di Ayennem.

Baca Juga :  Tujuh Unit Rumah di Kelurahan Asano Ludes Terbakar

“Budaya yang dibawa oleh nenek moyang kami yang datang dari Pasific. Yaitu mengukir, melukis, menari, membuat perahu dan membuat rumah panggung khombo,” jelasnya.

Corry menyatakan, nenek moyangnya dahulu mempunyai mata pencaharian antara lain berburu, menangkap ikan di danau, menokok sagu, berkebun, menanam pisang talas, ubi rambat, sukun, kelapa, pinang, dan matoa.

Sementara itu, Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan, pecahan gerabah yang ditemukan di Situs Ayennem berdasarkan analisis bentuk, diketahui berfungsi untuk merebus air untuk memasak papeda, memasak ikan, merebus siput danau.

“Sedangkan pecahan gerabah yang tebal berfungsi sebagai wadah menyimpan pati sagu,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos.

Suroto mengatakan, pada masa prasejarah, tepi Danau Sentani dipilih sebagai lokasi hunian dengan pertimbangan dekat dengan sumber air, hutan sagu sebagai sumber makanan. Danau sebagai sumber siput danau dan ikan.”Danau juga berfungsi sebagai sarana transportasi perahu,” ujarnya.

Baca Juga :  Kesetrum, Pekerja Bangunan Puskesmas Tewas

Suroto menyatakan, situs Ayennem ini berdekatan dengan lokasi wisata Khalhote dan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, sehingga bisa dikembangkan sebagai objek wisata kedepannya di Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua.

“Situs Ayennem dapat dikembangkan sebagai objek wisata guna mendukung Festival Danau Sentani (FDS) dan mendukung PON ke XXI tahun 2021 mendatang,” tambahnya. (bet/nat)

Pemilik lokasi Ayennem di Kampung Asei, Corry Ohee, saat menunjukkan temuan batu penokok sagu di lokasi Ayennem di Kampung Asei Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, Sabtu (13/6). (FOTO: Yewen/Cepos)

SENTANI- Adanya pengusutan lahan kebun sagu untuk pembuatan jalan alternatif untuk mempermudah transportasi pada saat Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura teryata dapat membuka penemuan terhadap situs prasejarah bernama Situs Ayennem di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Pemilik lokasi atau lahan Ayennem, Corry Ohee mengatakan, lokasi situs prasejarah Ayennem ini sejak dulu nenek moyang tinggal sebelum pindah ke Pulau Asei.

“Di Situs Ayennem ini ditemukan pecahan gerabah juga ditemukan kapak batu, batu penokok sagu dan batu asah,” kata Corry saat ditemui Cenderawasih Pos di Kampung Asei, Sabtu (13/6).

Corry menjelaskan, nenek moyang dari mereka dari timur atau Pasific berlayar ke barat sampai di pulau Yamna, menyusur ke arah timur dan masuk ke Teluk Youtefa. Selanjutnya, pergi ke barat arah Danau Sentani dan membuat rumah di Ayennem.

Baca Juga :  Tujuh Unit Rumah di Kelurahan Asano Ludes Terbakar

“Budaya yang dibawa oleh nenek moyang kami yang datang dari Pasific. Yaitu mengukir, melukis, menari, membuat perahu dan membuat rumah panggung khombo,” jelasnya.

Corry menyatakan, nenek moyangnya dahulu mempunyai mata pencaharian antara lain berburu, menangkap ikan di danau, menokok sagu, berkebun, menanam pisang talas, ubi rambat, sukun, kelapa, pinang, dan matoa.

Sementara itu, Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan, pecahan gerabah yang ditemukan di Situs Ayennem berdasarkan analisis bentuk, diketahui berfungsi untuk merebus air untuk memasak papeda, memasak ikan, merebus siput danau.

“Sedangkan pecahan gerabah yang tebal berfungsi sebagai wadah menyimpan pati sagu,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos.

Suroto mengatakan, pada masa prasejarah, tepi Danau Sentani dipilih sebagai lokasi hunian dengan pertimbangan dekat dengan sumber air, hutan sagu sebagai sumber makanan. Danau sebagai sumber siput danau dan ikan.”Danau juga berfungsi sebagai sarana transportasi perahu,” ujarnya.

Baca Juga :  Ada Kelompok Lain yang "Mengerjai" Egianus Kogoya

Suroto menyatakan, situs Ayennem ini berdekatan dengan lokasi wisata Khalhote dan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, sehingga bisa dikembangkan sebagai objek wisata kedepannya di Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua.

“Situs Ayennem dapat dikembangkan sebagai objek wisata guna mendukung Festival Danau Sentani (FDS) dan mendukung PON ke XXI tahun 2021 mendatang,” tambahnya. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya