Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Jangan Melangkahi Gubernur Jika Berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat

*Gubernur Lantik Bupati dan Wabup Mamberamo Raya  

JAYAPURA-Penantian masyarakat Kabupaten Mamberamo Raya untuk memiliki pemimpin  definitif setelah Pilkada 9 Desember lalu akhirnya terwujud. Ini setelah Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  Senin (13/9) kemarin melantik Dr. (HC) John Tabo, M.B.A., dan Ever Mudumi sebagai Bupati dan Wabup Mamberamo Raya di  Gedung Negara Dok V Jayapura.

Dalam pelantikan kemarin, Gubernur Lukas Enembe meminta bupati terpilih untuk bisa membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat guna membangun semangat yang sama dalam membangun. 

Gubernur Lukas Enembe menyampaikan bahwa bupati adalah pimpinan tertinggi di pemerintahan kabupaten (Pemkab) yang memiliki rakyat dan wilayah. Karenanya  selama memimpin harus bisa menjadi leader di daerah yang dipimpinnya. 

Selain itu bupati dan wakil bupati patut menjadi tokoh panutan dan teladan bagi masyarakat nya. “Bupati dan wakil bupti jangan ragu dalam pelaksanaan tugas dan melakukan komunikasi kepada Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Gubernur Papua. Koordinasi ini yang nantinya membawa semangat yang sama,” kata Lukas.

 Hanya saja, Gubernur Lukas Enembe menyinggung untuk jangan langsung berbicara ke menteri tanpa sepengetahuan gubernur. Sebab dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 telah meletakkan dasar kedudukan gubernur dan bupati dalam hirarki pemerintahan.  

Baca Juga :  TKBM juga Terima Bantuan Sembako

Gubernur juga menyinggung bahwa kemajuan sebuah provinsi tak bisa diukur dari indeks pembangunan manusia saja, tetapi bisa dilihat dari sejauh mana kemajuan Orang Asli Papua (OAP) yang ada diwilayah kerja bupati atau wali kota. Jika penduduk asli bisa diberdayakan  bahkan bisa mandiri maka di situlah tujuan sebuah pembangunan.

Lalu kebijakan alokasi anggaran otonomi khusus masih menggunakan 80 persen kabupaten/kota dan 20 persen provinsi yang semuanya sudah digodok oleh akademisi  sesuai dengan jumlah penduduk orang asli Papua. 

Di sini Gubernur Lukas Enembe juga meminta respon kabupaten untuk menyambut PON. Ia meminta para bupati ikut menyukseskan  agenda Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia meminta seluruh bupati bisa ikut menyukseskan PON dan meski bukan menjadi daerah penyelenggara bukan berarti tidak bisa berkontribusi. “Misal dari Mamberamo Raya ada atlet yang ambil bagian mewakili Papua saya pikir ini harus disuport, difasilitasi untuk bisa bertanding bahkan menjadi juara,” jelasnya. 

Sementara itu usai pelantikan bupati dan wakil bupati, acara kemudian dilanjutkan dengan pelantikan Ketua TP PKK Kabupaten Mamberamo Raya, oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Yulce W Enembe. 

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Yulce W Enembe meminta PKK membantu apa yang dilaksanakan pemerintah daerah dan mendukung kerja-kerja suami. “Untuk pekerjaan PKK jangan disepelekan karena PKK juga mitra pemerintah. Karena Ketua TP PKK Mamra dan sebelumnya Ketua TP PKK Tolikara saya pikir sudah berpengalaman,” imbuhnya. 

Baca Juga :  KPU Yahukimo Lakukan Penetapan Kursi dan Caleg Terpilih Anggota DPRD

 Sementara Bupati Mamberamo Raya, Dr. (HC) John Tabo, M.B.A., kepada wartawan mengatakan dalam 100 hari kerja yang paling penting adalah menertibkan ASN untuk datang kembali bertugas.

  “Hari ini kami resmi diberikan kepercayaan oleh negara dan bangsa melalui Gubernur Provinsi Papua dan ini semua berkat dukungan dan doa masyarakat dan ada tanggungjawab yang harus dijalankan,”  jelas John Tabo. 

 Lalu ia menyatakan akan mengabdi sesuai dengan visi misi yang sudah sampaikan yakni delapan poin. Untuk 100 hari kerja, disebutkan bahwa ada hal-hal penting yang akan dilakukan seperti bagaimana menertibkan ASN yang selama ini tidak pernah ada di Mamberamo Raya. Kemudian masalah air bersih, sarana telekomunikasi dan lainnya. 

“Memang tidak mudah tapi kami punya komitmen. Kami akan tekun karena sudah pernah  tugas di gunung dan gunung pernah kita belah-belah gunung selama dua tahun dan mobil bisa masuk. Untuk Mamberamo Raya saya pikir bisa lebih mudah karena ada jalan, sungai dan fasilitas pembangunan mudah sekali masuk,” tutup John Tabo yang membandingkan dengan Tolikara yang semuanya lewat udara (pesawat).  (ade/ana/nat)

*Gubernur Lantik Bupati dan Wabup Mamberamo Raya  

JAYAPURA-Penantian masyarakat Kabupaten Mamberamo Raya untuk memiliki pemimpin  definitif setelah Pilkada 9 Desember lalu akhirnya terwujud. Ini setelah Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  Senin (13/9) kemarin melantik Dr. (HC) John Tabo, M.B.A., dan Ever Mudumi sebagai Bupati dan Wabup Mamberamo Raya di  Gedung Negara Dok V Jayapura.

Dalam pelantikan kemarin, Gubernur Lukas Enembe meminta bupati terpilih untuk bisa membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pemerintah pusat guna membangun semangat yang sama dalam membangun. 

Gubernur Lukas Enembe menyampaikan bahwa bupati adalah pimpinan tertinggi di pemerintahan kabupaten (Pemkab) yang memiliki rakyat dan wilayah. Karenanya  selama memimpin harus bisa menjadi leader di daerah yang dipimpinnya. 

Selain itu bupati dan wakil bupati patut menjadi tokoh panutan dan teladan bagi masyarakat nya. “Bupati dan wakil bupti jangan ragu dalam pelaksanaan tugas dan melakukan komunikasi kepada Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Gubernur Papua. Koordinasi ini yang nantinya membawa semangat yang sama,” kata Lukas.

 Hanya saja, Gubernur Lukas Enembe menyinggung untuk jangan langsung berbicara ke menteri tanpa sepengetahuan gubernur. Sebab dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 telah meletakkan dasar kedudukan gubernur dan bupati dalam hirarki pemerintahan.  

Baca Juga :  Sehari Bisa Bagikan 300 Nasi Bungkus di Beberapa Titik

Gubernur juga menyinggung bahwa kemajuan sebuah provinsi tak bisa diukur dari indeks pembangunan manusia saja, tetapi bisa dilihat dari sejauh mana kemajuan Orang Asli Papua (OAP) yang ada diwilayah kerja bupati atau wali kota. Jika penduduk asli bisa diberdayakan  bahkan bisa mandiri maka di situlah tujuan sebuah pembangunan.

Lalu kebijakan alokasi anggaran otonomi khusus masih menggunakan 80 persen kabupaten/kota dan 20 persen provinsi yang semuanya sudah digodok oleh akademisi  sesuai dengan jumlah penduduk orang asli Papua. 

Di sini Gubernur Lukas Enembe juga meminta respon kabupaten untuk menyambut PON. Ia meminta para bupati ikut menyukseskan  agenda Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia meminta seluruh bupati bisa ikut menyukseskan PON dan meski bukan menjadi daerah penyelenggara bukan berarti tidak bisa berkontribusi. “Misal dari Mamberamo Raya ada atlet yang ambil bagian mewakili Papua saya pikir ini harus disuport, difasilitasi untuk bisa bertanding bahkan menjadi juara,” jelasnya. 

Sementara itu usai pelantikan bupati dan wakil bupati, acara kemudian dilanjutkan dengan pelantikan Ketua TP PKK Kabupaten Mamberamo Raya, oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Yulce W Enembe. 

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Yulce W Enembe meminta PKK membantu apa yang dilaksanakan pemerintah daerah dan mendukung kerja-kerja suami. “Untuk pekerjaan PKK jangan disepelekan karena PKK juga mitra pemerintah. Karena Ketua TP PKK Mamra dan sebelumnya Ketua TP PKK Tolikara saya pikir sudah berpengalaman,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Wabup Nduga Bersikukuh Mundur

 Sementara Bupati Mamberamo Raya, Dr. (HC) John Tabo, M.B.A., kepada wartawan mengatakan dalam 100 hari kerja yang paling penting adalah menertibkan ASN untuk datang kembali bertugas.

  “Hari ini kami resmi diberikan kepercayaan oleh negara dan bangsa melalui Gubernur Provinsi Papua dan ini semua berkat dukungan dan doa masyarakat dan ada tanggungjawab yang harus dijalankan,”  jelas John Tabo. 

 Lalu ia menyatakan akan mengabdi sesuai dengan visi misi yang sudah sampaikan yakni delapan poin. Untuk 100 hari kerja, disebutkan bahwa ada hal-hal penting yang akan dilakukan seperti bagaimana menertibkan ASN yang selama ini tidak pernah ada di Mamberamo Raya. Kemudian masalah air bersih, sarana telekomunikasi dan lainnya. 

“Memang tidak mudah tapi kami punya komitmen. Kami akan tekun karena sudah pernah  tugas di gunung dan gunung pernah kita belah-belah gunung selama dua tahun dan mobil bisa masuk. Untuk Mamberamo Raya saya pikir bisa lebih mudah karena ada jalan, sungai dan fasilitas pembangunan mudah sekali masuk,” tutup John Tabo yang membandingkan dengan Tolikara yang semuanya lewat udara (pesawat).  (ade/ana/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya