Tuesday, April 23, 2024
31.7 C
Jayapura

Peredaran Sabu Masuk Area Tambang di Papua

JAYAPURA- Peredaran Narkotika jenis sabu telah merambah hingga ke areal pertambangan yang ada di Provinsi Papua. Bahkan diduga termasuk di tambang terbesar yang ada di Kabupaten Mimika.

 Kepala Badan Narkotika Nasional  Provinsi (BNNP) Papua, Brigjen Pol Jackson Lapalonga menyebut, dugaan ini berdasarkan keterangan dari sejumlah tersangka ketika dilakukan penangkapan oleh anggota BNN di lapangan. Termasuk laporan dari beberapa orang.

Brigjen Pol Jackson Lapalonga ( FOTO: Elfira/Cepos)

“Ini berdasarkan informasi yang kita dapat dari beberapa tersangka yang berhasil kami amankan. Namun berapa besarnya dan bagaimana perputaran sabu di lokasi pertambangan perlu pendalaman. Sebab, tambang ilegal sulit kita tembus karena resistensinya kuat,” ucap Lapalonga saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Senin (13/7).

BNNP Papua diakui Lapalonga tidak memiliki data khusus terkait berapa jumlah tambang yang sudah dimasuki peredaran sabu. Namun, dari beberapa tambang  liar misalnya di Boven Digoel dan Kabupaten Nabire, disinyalir ada peredaran sabu. 

Baca Juga :  Polri Turut Cerdaskan Anak Bangsa

“Boleh dibilang 60 persen positif peredaran sabu di daerah Nabire dan Boven Digoel. Karena bukan rahasia umum lagi. Penyalahgunaan sabu digunakan oleh para penambang agar menambah energi mereka saat bekerja,” tuturnya. 

Adapun akses yang memudahkan sabu masuk di daerah pertambangan dimungkinkan adanya orang luar yang memasukannya.

“Namanya tambang liar, sudah tentu pengedar mencari peluang pasar. Berdasarkan analisa kita, pasar yang cukup bagus ada di wilayah pertambangan. Namun lagi-lagi, kami kesulitan akses untuk masuk ke sana,” paparnya.

Lapalonga juga menyebut pengedar sabu ke lokasi pertembangan punya jaringan. Hanya saja, untuk  membuktikan jaringan ini harus melalui penyelidikan dan penangkapan. “Atau  paling tidak, supaya  kita bisa mendeteksi dini pasti melakukan pemeriksaan urin terlebih dahulu,” ujarnya.

Baca Juga :  Saksi Sempat Ketakutan Ditembak

Disinggung apakah sabu sudah merembet ke pertambangan terbesar di Papua, Lapalonga mengatakan, belum lama ini Badan Narkotika Kabupaten Mimika menangkap salah satu  pengedar sabu. Dari informasi tersangka, sabu tersebut untuk dimasukan kepada para penambang yang ada di Freeport.

“Ini perlu penyelidikan, sehingga bisa memastikan apa yang disampaikan oleh para pengedar tersebut benar atau tidak. Kita bicara ini karena sudah ada yang kita tangkap,” tandasnya.

 Lanjutnya, untuk memberantas peredaran Narkotika di wilayah Papua perlu komitmen semua pihak. Sebab bukan hanya tugas BNN semata. (fia/nat)

JAYAPURA- Peredaran Narkotika jenis sabu telah merambah hingga ke areal pertambangan yang ada di Provinsi Papua. Bahkan diduga termasuk di tambang terbesar yang ada di Kabupaten Mimika.

 Kepala Badan Narkotika Nasional  Provinsi (BNNP) Papua, Brigjen Pol Jackson Lapalonga menyebut, dugaan ini berdasarkan keterangan dari sejumlah tersangka ketika dilakukan penangkapan oleh anggota BNN di lapangan. Termasuk laporan dari beberapa orang.

Brigjen Pol Jackson Lapalonga ( FOTO: Elfira/Cepos)

“Ini berdasarkan informasi yang kita dapat dari beberapa tersangka yang berhasil kami amankan. Namun berapa besarnya dan bagaimana perputaran sabu di lokasi pertambangan perlu pendalaman. Sebab, tambang ilegal sulit kita tembus karena resistensinya kuat,” ucap Lapalonga saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Senin (13/7).

BNNP Papua diakui Lapalonga tidak memiliki data khusus terkait berapa jumlah tambang yang sudah dimasuki peredaran sabu. Namun, dari beberapa tambang  liar misalnya di Boven Digoel dan Kabupaten Nabire, disinyalir ada peredaran sabu. 

Baca Juga :  Isoter KM Tidar Diperpanjang Satu Bulan

“Boleh dibilang 60 persen positif peredaran sabu di daerah Nabire dan Boven Digoel. Karena bukan rahasia umum lagi. Penyalahgunaan sabu digunakan oleh para penambang agar menambah energi mereka saat bekerja,” tuturnya. 

Adapun akses yang memudahkan sabu masuk di daerah pertambangan dimungkinkan adanya orang luar yang memasukannya.

“Namanya tambang liar, sudah tentu pengedar mencari peluang pasar. Berdasarkan analisa kita, pasar yang cukup bagus ada di wilayah pertambangan. Namun lagi-lagi, kami kesulitan akses untuk masuk ke sana,” paparnya.

Lapalonga juga menyebut pengedar sabu ke lokasi pertembangan punya jaringan. Hanya saja, untuk  membuktikan jaringan ini harus melalui penyelidikan dan penangkapan. “Atau  paling tidak, supaya  kita bisa mendeteksi dini pasti melakukan pemeriksaan urin terlebih dahulu,” ujarnya.

Baca Juga :  Oknum Brimob Terlibat Jual Beli Senpi

Disinggung apakah sabu sudah merembet ke pertambangan terbesar di Papua, Lapalonga mengatakan, belum lama ini Badan Narkotika Kabupaten Mimika menangkap salah satu  pengedar sabu. Dari informasi tersangka, sabu tersebut untuk dimasukan kepada para penambang yang ada di Freeport.

“Ini perlu penyelidikan, sehingga bisa memastikan apa yang disampaikan oleh para pengedar tersebut benar atau tidak. Kita bicara ini karena sudah ada yang kita tangkap,” tandasnya.

 Lanjutnya, untuk memberantas peredaran Narkotika di wilayah Papua perlu komitmen semua pihak. Sebab bukan hanya tugas BNN semata. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya