
Tiga Jenazah Anggota Polri Korban Penembakan Tiba di Merauke
JAYAPURA-Gugurnya tiga anggota Polres Mambramo Raya yang menjadi korban penembakan oknum anggota TNI di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, Minggu (12/4), mendapat Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab.
Dalam pernyataan yang disampaikan di Base Ops Lanud Silas Papare sesaat sebelum melepas kepergian tiga jenazah tersebut ke Merauke, Pangdam Herman Asaribab menegaskan akan tetap melakukan penindakan hukum secara tegas terhadap para pelaku yang terlibat di dalam peristiwa tersebut.
Kendati demikian untuk penangananya tetap berdasarkan hasil investigasi dan diserahkan ke masing-masing institusi terkait.
“Penindakan hukum tetap berjalan, kami dengan Kapolda sudah mengirimkan tim investigasi gabungan yang saat ini sudah berada di Kasonaweja Kabupaten Mamberamo Raya. Selanjutnya hasil dari investigasi itu nanti dari masing-masing institusi akan melaksanakan penegakan hukum berdasarkan keterlibatan para pelaku yang melakukan tindakan di lapangan,” tegasnya.
Kemarin (13/4), Pangdam Herman Asaribab bersama Kapolda Irjen Pol. Paulus Waterpauw usai melepas tiga jenazah anggota Polri yang menjadi korban penembakan, langsung terbang ke Mamberamo Raya.
Di hadapan anggota Pos Satgas Yonif 754. Pangdam Herman Hasaribab menegaskan tidak akan melindungi anggota yang salah. “Saya tegaskan bahwa proses hukum akan dilakukan bagi kalian yang berbuat pelanggaran,” tegas Pangdam.
Terkait dengan insiden ini, Pangdam akan mengevaluasi unsur pimpinan pos yang kurang mampu berkoordinasi dengan baik dengan institusi kepolisian. “Ini tidak boleh terjadi lagi. Semua anggota TNI di wilayah harus saling mengenal dengan rekan dari Kepolisian. Bila kalian saling mengenal, maka persoalan di lapangan akan cepat terselesaikan,” ucapnya.
Pangdam mengingatkan agar prajurit yang bertugas di wilayah untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di tempat mereka bertugas.
Dirinya meminta agar anggota memahami kearifan lokal masyarakat dan menjadikan bupati sertatokoh-tokoh masyarakat setempat sebagai orang tua. Hal ini agar anggota tidak salah melangkah saat melaksanakan tugas.
“Dengan kejadian ini tetap kami lakukan dengan proses aturan yang berlaku. Kita sama-sama instropeksi untuk meminta maaf kepada jajaran Kepolisian. Karena itu bagian dari sinergis kita dalam menciptakan keamanan di Mamberamo Raya,” tuturnya.
Ini akan menjadi evaluasi bersama menurut Pangdam. “Besok kalian akan melaksanakan tugas di tempat lain namun proses penyidikan tetap berjalan. Kedepan menjadi evaluasi kita bersama dalam melaksanakan tugas dan terus jalin komunikasi yang baik dengan instansi dan masyarakat,’ tambahnya.
Saat melepas tiga jenazah korban penembakan, Pangdam Herman Asaribab juga menyampaikan permohonan maaf kepada Kapolri, Kapolda Papua dan seluruh jajarannya atas insiden berdarah tersebut.
“Saya mewakili Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat, Pangkogabwilhan III, beserta seluruh jajaran TNI yang berada di Papua ini. Pertama menyampaikan permohonan maaf kepada Kapolri, Kapolda dan seluruh jajaran Kepolisian juga yang ada di Polda Papua,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw juga menyampaikan belasungkawa atas gugurnya tiga korban yang merupakan anggotanya.
Mantan Kapolda Sumatera Utara ini sempat meneteskan air mata saat memberikan pernyataannya. Dia meminta kepada keluarga korban untuk tetap tabah menerima kenyataan ini.
“Harapan saya segala sesuatu yang berkaitan dengan proses (hukum), kami serahkan sepenuhnya kepada Pangdam XVII Cenderawasih,” ujarnya.
Kapolda Paulus Waterpauw yang kemarin berada di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, bersama Pangdam mengunjungi Pos Brimob dan memberikan arahan kepada personel Polres Mamberamo Raya dan Kodim.
Sebagai penanggung jawab keamanan dan ketertiban masyarakat yang ada di wilayah Papua khususnya di Kabupaten Mamberamo Raya, pihaknya sudah mengambil langkah cepat bersama Pangdam dan seluruh jajaran dibantu dengan Kabinda dan Bupati Mamberamo Raya.
“Atas kejadian kemarin, kami sudah melakukan tindakan-tindakan terutama proses evakuasi korban luka maupun korban meninggal dunia yang sampai saat ini sudah ditangani baik di rumah sakit maupun dibawa ke rumah duka di Merauke dan Mappi,” ucap Kapolda.
Kehadirannya di Mamberamo Raya lanjut Kapolda, bersinergi dengan para pemimpin satuan tugas yang ada di Mamberamo Raya agar segera tahu keadaannya seperti apa. Kemudian nanti teknis pelaksanaan untuk memproses permasalahan ini tentu harus bersinergi dengan penyidik gabungan yang sudah dibentuk.
Dimana tim dari Polda Papua yaitu Dirktur Kriminal Umum, Dirintelkam dan Kabid Propam Polda Papua bersinergi dengan yang sudah diperintahkan oleh Pangdam yaitu Danrem, Danbrigif, Danpomdam dan komandan satuan di bawahnya.
“Kami harus sampaikan hal-hal yang menjadi sangat prihatin, kenapa di tengah hari besar umat Kristiani yaitu hari Paskah sampai bisa terjadi hal seperti ini. Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi. Apa yang sudah terjadi mari kita sikapi bersama dan hadapi proses kedepan,” ucap Kapolda.
Kapolda juga meminta kepada anggota untuk tetap bertugas seperti biasa melayani masyarakat dengan menjalin sinergitas dan kerja sama yang baik dengan setiap institusi yang ada. “Selalu koordinasikan dalam mengambil Tindakan dan mendukung pemerintah dalam menjaga keamanan,” pintanya.
Secara terpisah, Kabiddokes Polda Papua Kombes Pol Agustinus Mulyanto Hardi menyampaikan kondisi dua korban yang luka tembak dan satu anggota yang trauma hingga saat ini membaik dan dalam perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.
“Kondisi mereka stabil, malah yang trauma tadi ngobrol sama saya,” ucap Agustinus kepada Cenderawasih Pos.
Dikatakan, untuk Bripka Alva Titaley yang mengalami luka tembak pada paha kiri sudah dilakukan operasi dengan mengeluarkan serpihan serta pembersihan luka dan akan dilanjutkan dengan Brigpol Robert Marien yang mengalami luka tembak pada punggung belakang.
Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, tiga jenazah korban penembakan yaitu Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun dan Bripda Yosias Dibangga dilepas dari RS Bhayangkara Polda Papua menuju Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura untuk diterbangkan ke Merauke.
Pelepasan jenazah ini dipimpin langsung Kapolda Irjen Pol. Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII/Cenderawasih didampingi Danlanud Sila Papare dan pejabat TNI dan Polri .
Sejak di lepas dari RS Bhayangkara, sejumlah keluarga dan sahabat dari ketiga korban yang datang, terlihat menangis histeris. Mereka berharap agar pihak-pihak terkait yang terlibat di dalam kejadian ini harus dihukum sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Jimmi Papare salah seorang keluarga korban yakni keluarga dari Briptu Marcelino Rumaikewi atas nama keluarga meminta Pangdam dan Kapolda Papua untuk memberikan tindakan tegas kepada para pelaku berupa pemecatan dari satuannya agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.
“Proses hukum yang keluarga korban inginkan. Para pelaku penembakan usahakan untuk pecat dari kesatuannya agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi,” pinta Jimmi Papare yang juga veteran pejuang Trikora saat menunggu kedatangan jenazah di Bandara Mopah Merauke, Senin (13/4).
Jimmy Papare juga mengharapkan Pangdam dan Kapolda untuk memberikan instruksi yang baik kepada bawahan yang bertugas di daerah terpencil seperti.
Anggota TNI dan Polri menurut Jimmi Papare tidak boleh lagi melakukan hal-hal seperti ini. Karena menurutnya, peristiwa yang menewaskan tiga anggota Polri serta melukai dua anggota Polri lainnya sangat memalukan. Karena kedua aparat negara tersebut yang memberikan ketenangan kepada masyarakat justru baku tembak sendiri.
Sebagai seorang pejuang, Jimmi Papare meminta agar peristiwa berdarah sesama aparat tersebut tidak boleh terjadi lagi. “Pangdam dan Kapolda harus bicara. Kalau anak buahnya tugas di daerah-daerah begitu, Pangdam dan Kapolda berikan pengarahan kepada anak-anak buah yang tugas di sana. Supaya jangan saling membunuih di hutan. Ini tidak boleh terjadi,” ucapnya.
Jimmi Papare mengaku peristiwa seperti ini baru pertama kali terjadi dan tidak boleh lagi terjadi di Papua. ‘’Kami keluarga merasa sangat menyesal karena kami punya anak-anak laki-laki yang tugas di sana sudah serahkan kepada Kapolda dan sudah serahkan juga kepada Pangdam untuk memberikan yang terbaik kepada mereka yang tugas di daerah terpencil. Supaya tidak terjadi seperti itu lagi,’’ terangnya.
Dikatakan, korban Briptu Marcelino Rumaikewi merupakan tulang punggung keluarga. Karena ayahnya sendiri sudah meninggal dunia.
Ketiga jenazah yang diterbangkan dari Bandara Sentani tiba dengan pesawat Hercules di Bandara Mopah Merauke sekira pukul 12.30 WIT.
Setelah diturunkan dari pesawat, jenazah Briptu Marcelino Rumaikewi dan Briptu Alexander Ndun langsung dinaikkan ke atas mobil jenazah. Begitu juga jenazah Bripda Yosias Dibangga juga dinaikan ke atas mobil jenazah selanjutnya dinaikan ke atas pesawat carteran yang sudah menunggu di Bandara menuju Bade, Kabupaten Mappi.
Setelah itu selanjutnya dilakukan penerimaan jenazah dari Kapolda Papua kepada ketiga keluarga jenazah yang dilanjutkan dengan upacara penghormatan penerimaan ketiga jenazah yang dipimpin langsung Kapolrees Merauke AKBP Agustinus Ary Purwanto, SIK. Hadiri dalam penerimaan dan pelepasan jenazah Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE,M.Si, Danrem 174/ATW Brigjen TNI Agus Abdurrauf, SIP, Danlanud Merauke Kolonel Pnb Deni Hasolongan Simanjuntak dan Dandim 1707/Merauke Letkol Inf. Eka Ganta Chandra.
Usai upacara, dua jenazah yaitu Briptu Marcelino Rumaikewi kemudian dibawa ke rumah duka di Kurik, Distrik Kurik dan Briptu Alexander Ndun dibawa ke rumah duka di Jalan Husen Palelah Kelurahan Muli Merauke. Sementara jenazah Yosias Dibangga langsung diterbangkan ke Bade, Kabupaten Mappi. (roy/fia/ulo/nat)