JAYAPURA – Di tengah agenda partai yang sedang dijalankan, kabar duka tiba-tiba muncul dan menyelimuti Kabupaten Boven Digoel. Bupati Boven Digoel, Benediktus Tambonop S.STP., dilaporkan menghembuskan nafas terakhir Senin (13/1) sekira pukul 10.00 WIT di Jakarta.
Bupati Tambonop berada di Jakarta untuk mengikuti Rakernas PDIP seluruh Indonesia yang berlangsung sejak tanggal 10 Januari 2020 lalu. Pengurus partai PDIP Boven Digoel sendiri baru mengetahui informasi meninggalnya bupati ini sesaat sebelum melakukan Rakor PDIP se Papua.
“Jadi Rakernas dibuka tanggal 10 Januari dan bupati sudah berangkat lebih dulu tanggal 7 atau 8. Dimana penutupannya tadi malam (Minggu). Setelah penutupan semua bubar kembali ke hotel masing-masing termasuk pak bupati,” kata Untung Wakil Ketua DPC PDIP Boven Digoel yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos via ponselnya, Senin (13/1).
Nah Senin pagi menurutnya, diagendakan kegiatan Rakor se-Papua di Hotel Sahid Jaya. Namun saat akan dimulai semua pengurus saling bertanya siapa yang sudah hadir dan belum hadir.
Tiba-tiba ada yang menelepon menyampaikan jika bupati sedang berada di Rumah Sakit Mitra Keluarga sehingga tanpa menunggu lama sejumlah pengurus partai langsung bersama rombongan datang ke rumah sakit Mitra Keluarga. Namun sesampainya di sana ternyata bupati sudah meninggal. “Jadi dari RS Mitra, jenasah langsung dibawa ke RSCM untuk divisum,” jelas Untung.
Pihaknya sendiri belum mengetahui persis waktu dan tempat bupati meninggal. Tapi menurut untung kondisi almarhum jika dilihat malamnya nampak baik-baik saja. “Tadi malam dalam acara beliau sangat bersemangat. Bahkan sempat bertanya beberapa kali ke narasumber dengan terlebih dahulu meneriakkan kata merdeka sebanyak tiga kali. Seperti kebiasaan pengurus PDIP yang berteriak merdeka sebanyak 3 kali jika ingin berbicara. Saat itu ruangan menggelegar,” ceritanya.
Hal ini dibenarkan Ketua sementara DPRD Boven Digoel, Isak Bangri. Saat dihubungi Cenderawasih Pos via ponselnya, politisi PDI Perjuangan ini membenarkan jika dirinya dan rombongan sudah melihat jenazah. “Kami kaget juga karena tadi malam beliau nampak sehat. Memang acaranya cukup melelahkan tapi semua berjalan lancar,” katanya.
Menurut Isak, jenazah diterbangkan dari Jakarta, Senin (13/1) malam menuju Merauke menggunakan pesawat Lion Air. Jenazah diperkirakan tiba di Merauke, Selasa (14/1) pagi.
Isak menambahkan, sebelumnya direncanakan seluruh rombongan dari Boven Digoel akan bertolak ke Makassar untuk menghadiri pemakaman mertua bupati. “Jadi sudah disiapkan bus di Makassar dan mertua beliau juga baru saja meninggal. Bupati mengajak kami untuk menghadiri pemakaman mertuanya tapi Tuhan berkehendak lain. Ia juga dipanggil,” tutupnya.
Kepergian Bupati Benediktus Tambonop yang begitu mendadak tersebut membuat kaget keluarga, teman maupun koleganya yang ada di Merauke. Bahkan ada di antaranya antara percaya dan tidak ketika mendapatkan informasi tersebut.
Kasubag Protokoler Setda Kabupaten Boven Digoel, Albertus Kutat, SIP, di rumah duka di Merauke, Senin (13/1) kemarin mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari keluarga almarhum yang ada di Jakarta, jenazah Almarhum rencananya akan tiba pagi ini di Merauke, Selasa (14/1) menggunakan Lion Air.
Setelah tiba, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Polder depan TK Pertiwi, yang merupakan rumah orang tua almarhum. Dari pantauan Cenderawasih Pos, sejak kemarin tampak tenda sudah dipasang di rumah duka.
Albertus menjelaskan bahwa Bupati Benediktus Tambonop meninggal di Rumah Sakit Kemayoran Jakarta sekitar pukul 05.00 WIB. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, almarhum pada malam harinya mengalami sesak napas, sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun sekira pukul 05.00 WIT, almarhum meninggal dunia.
Dikatakan, almarhum berangkat ke Jakarta dalam rangka check-up. Karena pada tanggal 25 dan 26 Desember 2019 almarhum masih ikut Natal serta open house di Tanah Merah, Kabupaten Bopven Digoel. Selanjutnya, pada tanggal 27 Desember 2019 almarhum melakukan perjalanan turun kampung (Turkam) ke Kampung Inggambit Wamekapat, Distrik Niniati. ‘’Tapi kami belum sampai ke Inggambit, beliau sudah sakit sehingga kami kembali bermalam di jalan dan pagi kami sampai di Niniati. Pada tanggal 30 Desember 2019 kami pulang ke Tanah Merah,’’ jelasnya.
Sampai di Tanah Merauke, Albertus menyebutkan bupati langsung diberi cairan infus di rumahnya selama 2 hari. Setelah itu, bupati ke Merauke untuk selanjutnya melakukan check-up di Jakarta. ‘’Saat di Jakarta, bertepatan dengan HUT dan Raker PDIP, sehingga beliau ikut kegiatan tersebut. Nah, rencananya hari ini (Senin,red) beliau pulang untuk selanjutnya ikut acara di Toraja. Tapi, Tuhan punya rencana lain,’’ tandasnya.
Dengan kepergian almarhum tersebut, Albertus menjelaskan bahwa masyarakat Kabupaten Boven Digoel berduka dan merasa kehilangan seorang pemimpin muda yang memberikan perhatian terhadap pembangunan peningkatan sumber daya manusia di Boven Digoel. ‘’Sejak menjalankan tugas sebagai Bupati Boven Digoel memang beliau membuat perubahan di Boven Digoel. Ada perubahan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Beliau sangat memperhatian terhadap peningkatan SDM Boven Digoel. Karena ketika manusianya sudah siap maka pasti pembangunan fisiknya akan ikut saja,’’ tambahnya. (ade/ulo/nat)