Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Bupati Puncak Berikan Trauma Healing

TRAUMA HEALING: Bupati Puncak, Willem Wandik, SE., M.Si., (batik merah) saat memberikan taruma healing dan mensosialisasikan penyaluran beasiswa untuk kota studi Jayapura.  (FOTO : Diskominfo Puncak for Cepos)

*Untuk Mahasiswa Kota Study Jayapura, Pasca Kerusuhan di Papua

AYAPURA-Setelah sebelumnya mengeluarkan imbauan bagi mahasiswanya agar tetap kuliah seperti biasanya, tanpa terprovokasi dengan isu,Bupati Puncak Willem Wandik, SE., M.Si, mengambil langkah cepat, untuk menginisiasi kegiatan pemulihan trauma dan  rekonsilisasi mental bagi 100 perwakilan mahasiswa asal Kabupaten Puncak kota studi Jayapura. 

Kasus rasis di Surabaya dan rentetan peristiwa demo susulan akhir Agustus lalu, yang berakhir anarkis serta ancaman pemulangan mahasiswa Papua di luar Papua, menjadi perhatian tersendiri bagi Bupati Puncak. 

Untuk itu, Bupati Willem Wandik melakukan kegiatan trauma healing di Hotel Horison Jayapura, Rabu (11/9), untuk memulihkan rasa trauma mahasiswa Papua. 

Dalam tatap muka yang berlangsung akrab layaknya komunikasi seorang bapak dengan anak, Bupati Puncak Willem Wandik banyak memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya dan apa yang mereka alami.

Bupati Willem Wandik juga membuka ruang tanya jawab, dimana mahasiswa dapat menyampaikan isi hati mereka. Terutama soal besaran beasiswa, maupun teknis penyaluran beasiswa, hingga kondisi keamanan yang mereka alami. 

Para mahasiswa juga meminta Bupati Puncak membantu untuk mengeluarkan beberapa rekan mereka yang sementara ini ditahan di Polda Papua. Begitu juga dengan rekan-rekan mereka di kota study diluar Papua, Jawa, Bali dan Sulawesi Utara, yang sementara ini memilih pulang karena trauma.

Dalam kesempatan itu, Bupati Puncak Willem Wandik juga menceritakan pengalamannya ketika masih aktif sebagai mahasiswa. Dirinya aktif dalam sejumlah kepengurusan ikatan mahasiswa dan aktifis ketika era reformasi 1998 hingga  menjadi pemimpin di Kabupaten Puncak.

Semua kisah perjalanan hidupnya disampaikan sekadar berbagi pengalaman, agar mahasiswa Kabupaten Puncak  mampu mengikuti jejaknya, terutama kegiatan-kegiatan yang positif.

Baca Juga :  Pelayanan RSUD Jayapura Kembali Dikeluhkan

Kepada wartawan Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan, pertemuan ini dalam rangka trauma healing atau rekonsiliasi mental bagi mahasiswa Puncak. Tujuannya untuk memberikan rekonsiliasi mental bagi mahasiswa asal Kabupaten Puncak, sehingga mereka tidak merasa takut lagi. 

Sebagai orang tua, dia siap memberikan rasa aman kepada adik-adiknya dalam melakukan aktivitas di kota studi masing-masing. Sebab saat ini berbagai isu berkembang yang tentunya memberikan rasa takut bagi para mahasiswa.

“Pemerintah pusat sudah melakukan rekonstruksi secara fisik, akan membangun gedung dan rumah yang terbakar. Padahal yang saat ini dibutuhkan oleh orang Papua adalah rekonsiliasi mental, sehingga mereka tidak trauma lagi,” ungkapnya. 

“Dengan pertemuan seperti ini, kami mengambil peran dalam rangka rekonsiliasi mental atau trauma healing bagi mahasiswa khususnya di lokal kami di Kabupaten Puncak, sehingga mereka tidak takut lagi. Mereka bebas melakukan aktivitas seperti biasa, terutama aktvitas kuliah,” sambungnya.

Lanjut Willem Wandik, saat ini dengan berbagai isu yang berkembang pasca peristiwa di  asrama mahasiswa Surabaya serta rentetan aksi di tanah Papua. Mulai dari Papua Barat hingga Provinsi Papua maupun di luar Papua, termasuk pergeseran personel TNI-Polri yang begitu besar ke Papua, membuat berbagai isu berkembang.

Bahkan sejumlah mahasiswa asal Papua termasuk Kabupaten Puncak, memilih eksodus kembali ke Papua. Hal tersebut tentunya akan berdampak sekali bagi orang Papua dan mahasiswa asal Kabupaten Puncak yang sedang kuliah di Papua maupun di luar Papua. 

Banyak isu yang  berkembang dan kecurigaan terhadap orang juga berkembang. Dengan melihat kondisi seperti itu, maka dirinya mengambil inisiatif untuk melakukan pertemuan dengan para mahasiswa. 

Baca Juga :  Semua Tempat Usaha Miras Ditutup Hingga 20 Oktober

Sekaligus memberikan rasa aman bagi mereka, agar tetap kuliah seperti biasa dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang saat ini. Misalnya anak Papua akan ditangkap, atau diskriminasi dan lainnya yang memojokan anak Papua. Sebab pimpinan TNI-Polri menurutnya sudah memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua di luar Papua untuk kuliah dan beraktivitas seperti biasanya tanpa rasa takut.

“Saya telah koordinasi dengan pimpinan Polri dan TNI. Pimpinan TNI dan Polri sudah menjamin keamanan bagi mereka. Saya mengimbau agar adik-adik mahasiswa tetap saja kuliah seperti biasa, baik di Jawa dan Bali atau Manado. Jangan terprovokasi dengan isu sana sini. Pertemuan kali ini di Jayapura, kami akan buat lagi bagi adik-adik mahasiswa di se-Jawa dan Bali begitu juga Manado,” tuturnya. 

Dalam kegiatan tersebut, selain rekonsiliasi mental atau pemulihan trauma, Bupati Puncak juga mensosialisasikan sistem baru penyaluran beasiswa bagi mahasiswa Puncak. 

Penyaluran beasiswa menurut Bupati Willem Wandik akan menggunakan dan memanfaatkan jasa dari PT. Bank Pembangunan Papua atau Bank Papua dalam mentransfer biaya studi atau beasiswa bagi mahasiswa asal Kabupaten Puncak. 

Pemkab Puncak juga berencana meresmikan sejumlah asrama yang dibangun di sejumlah Kota studi seperti di Perumnas III Waena, di Manokwari Papua Barat dan di luar Papua, Manado dan Jawa.

“Setiap tahun kita anggarkan dana sebesar Rp 15-20 Miliar, untuk mahasiswa asal Puncak, untuk biaya studi maupun pemondokan. Kita ingin anak-anak Puncak menjadi orang-orang hebat. Untuk ini, kita menyalurkan anggaran memanfaatkan jasa PT. Bbank Papua,” pungkasnya. (Humas Puncak/isak/nat)     

TRAUMA HEALING: Bupati Puncak, Willem Wandik, SE., M.Si., (batik merah) saat memberikan taruma healing dan mensosialisasikan penyaluran beasiswa untuk kota studi Jayapura.  (FOTO : Diskominfo Puncak for Cepos)

*Untuk Mahasiswa Kota Study Jayapura, Pasca Kerusuhan di Papua

AYAPURA-Setelah sebelumnya mengeluarkan imbauan bagi mahasiswanya agar tetap kuliah seperti biasanya, tanpa terprovokasi dengan isu,Bupati Puncak Willem Wandik, SE., M.Si, mengambil langkah cepat, untuk menginisiasi kegiatan pemulihan trauma dan  rekonsilisasi mental bagi 100 perwakilan mahasiswa asal Kabupaten Puncak kota studi Jayapura. 

Kasus rasis di Surabaya dan rentetan peristiwa demo susulan akhir Agustus lalu, yang berakhir anarkis serta ancaman pemulangan mahasiswa Papua di luar Papua, menjadi perhatian tersendiri bagi Bupati Puncak. 

Untuk itu, Bupati Willem Wandik melakukan kegiatan trauma healing di Hotel Horison Jayapura, Rabu (11/9), untuk memulihkan rasa trauma mahasiswa Papua. 

Dalam tatap muka yang berlangsung akrab layaknya komunikasi seorang bapak dengan anak, Bupati Puncak Willem Wandik banyak memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya dan apa yang mereka alami.

Bupati Willem Wandik juga membuka ruang tanya jawab, dimana mahasiswa dapat menyampaikan isi hati mereka. Terutama soal besaran beasiswa, maupun teknis penyaluran beasiswa, hingga kondisi keamanan yang mereka alami. 

Para mahasiswa juga meminta Bupati Puncak membantu untuk mengeluarkan beberapa rekan mereka yang sementara ini ditahan di Polda Papua. Begitu juga dengan rekan-rekan mereka di kota study diluar Papua, Jawa, Bali dan Sulawesi Utara, yang sementara ini memilih pulang karena trauma.

Dalam kesempatan itu, Bupati Puncak Willem Wandik juga menceritakan pengalamannya ketika masih aktif sebagai mahasiswa. Dirinya aktif dalam sejumlah kepengurusan ikatan mahasiswa dan aktifis ketika era reformasi 1998 hingga  menjadi pemimpin di Kabupaten Puncak.

Semua kisah perjalanan hidupnya disampaikan sekadar berbagi pengalaman, agar mahasiswa Kabupaten Puncak  mampu mengikuti jejaknya, terutama kegiatan-kegiatan yang positif.

Baca Juga :  Giliran Kantor Bupati Biak Numfor Didatangi Massa

Kepada wartawan Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan, pertemuan ini dalam rangka trauma healing atau rekonsiliasi mental bagi mahasiswa Puncak. Tujuannya untuk memberikan rekonsiliasi mental bagi mahasiswa asal Kabupaten Puncak, sehingga mereka tidak merasa takut lagi. 

Sebagai orang tua, dia siap memberikan rasa aman kepada adik-adiknya dalam melakukan aktivitas di kota studi masing-masing. Sebab saat ini berbagai isu berkembang yang tentunya memberikan rasa takut bagi para mahasiswa.

“Pemerintah pusat sudah melakukan rekonstruksi secara fisik, akan membangun gedung dan rumah yang terbakar. Padahal yang saat ini dibutuhkan oleh orang Papua adalah rekonsiliasi mental, sehingga mereka tidak trauma lagi,” ungkapnya. 

“Dengan pertemuan seperti ini, kami mengambil peran dalam rangka rekonsiliasi mental atau trauma healing bagi mahasiswa khususnya di lokal kami di Kabupaten Puncak, sehingga mereka tidak takut lagi. Mereka bebas melakukan aktivitas seperti biasa, terutama aktvitas kuliah,” sambungnya.

Lanjut Willem Wandik, saat ini dengan berbagai isu yang berkembang pasca peristiwa di  asrama mahasiswa Surabaya serta rentetan aksi di tanah Papua. Mulai dari Papua Barat hingga Provinsi Papua maupun di luar Papua, termasuk pergeseran personel TNI-Polri yang begitu besar ke Papua, membuat berbagai isu berkembang.

Bahkan sejumlah mahasiswa asal Papua termasuk Kabupaten Puncak, memilih eksodus kembali ke Papua. Hal tersebut tentunya akan berdampak sekali bagi orang Papua dan mahasiswa asal Kabupaten Puncak yang sedang kuliah di Papua maupun di luar Papua. 

Banyak isu yang  berkembang dan kecurigaan terhadap orang juga berkembang. Dengan melihat kondisi seperti itu, maka dirinya mengambil inisiatif untuk melakukan pertemuan dengan para mahasiswa. 

Baca Juga :  Siap Curi Poin

Sekaligus memberikan rasa aman bagi mereka, agar tetap kuliah seperti biasa dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang saat ini. Misalnya anak Papua akan ditangkap, atau diskriminasi dan lainnya yang memojokan anak Papua. Sebab pimpinan TNI-Polri menurutnya sudah memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua di luar Papua untuk kuliah dan beraktivitas seperti biasanya tanpa rasa takut.

“Saya telah koordinasi dengan pimpinan Polri dan TNI. Pimpinan TNI dan Polri sudah menjamin keamanan bagi mereka. Saya mengimbau agar adik-adik mahasiswa tetap saja kuliah seperti biasa, baik di Jawa dan Bali atau Manado. Jangan terprovokasi dengan isu sana sini. Pertemuan kali ini di Jayapura, kami akan buat lagi bagi adik-adik mahasiswa di se-Jawa dan Bali begitu juga Manado,” tuturnya. 

Dalam kegiatan tersebut, selain rekonsiliasi mental atau pemulihan trauma, Bupati Puncak juga mensosialisasikan sistem baru penyaluran beasiswa bagi mahasiswa Puncak. 

Penyaluran beasiswa menurut Bupati Willem Wandik akan menggunakan dan memanfaatkan jasa dari PT. Bank Pembangunan Papua atau Bank Papua dalam mentransfer biaya studi atau beasiswa bagi mahasiswa asal Kabupaten Puncak. 

Pemkab Puncak juga berencana meresmikan sejumlah asrama yang dibangun di sejumlah Kota studi seperti di Perumnas III Waena, di Manokwari Papua Barat dan di luar Papua, Manado dan Jawa.

“Setiap tahun kita anggarkan dana sebesar Rp 15-20 Miliar, untuk mahasiswa asal Puncak, untuk biaya studi maupun pemondokan. Kita ingin anak-anak Puncak menjadi orang-orang hebat. Untuk ini, kita menyalurkan anggaran memanfaatkan jasa PT. Bbank Papua,” pungkasnya. (Humas Puncak/isak/nat)     

Berita Terbaru

Artikel Lainnya