Sementara malamnya, Komnas HAM Papua bersama Komunitas Anak Jantung Kota menggelar aksi bakar lilin dan doa bersama di Bantaran Kali Anafre. Sebanyak 77 lilin dibakar untuk menyuarakan bahwa kepedulian terhadap hak asasi tidak akan padam. Bantaran kali dipilih sebagai bentuk empati atas musibah bencana alam yang terjadi di Sumatera dan Aceh. Bantaran kali sebagai simbol bahwa ketika kebijakan dilakukan secara serampangan maka bencana akan mengintai dan ketika bencana terjadi maka akan jatu korban dimana-mana.
“Ketika korban harus mengungsi, ada hak dia yang harus dipenuhi pemerintah. Kita tahu di Papua juga banyak pengungsi yang masih bertahan di hutan. Ini harus diperhatikan pemerintah, itu rakyat Indonesia yang memiliki hak yang sama dan bukan diabaikan sebab ada HAM disitu,” tutup Frits. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Sementara malamnya, Komnas HAM Papua bersama Komunitas Anak Jantung Kota menggelar aksi bakar lilin dan doa bersama di Bantaran Kali Anafre. Sebanyak 77 lilin dibakar untuk menyuarakan bahwa kepedulian terhadap hak asasi tidak akan padam. Bantaran kali dipilih sebagai bentuk empati atas musibah bencana alam yang terjadi di Sumatera dan Aceh. Bantaran kali sebagai simbol bahwa ketika kebijakan dilakukan secara serampangan maka bencana akan mengintai dan ketika bencana terjadi maka akan jatu korban dimana-mana.
“Ketika korban harus mengungsi, ada hak dia yang harus dipenuhi pemerintah. Kita tahu di Papua juga banyak pengungsi yang masih bertahan di hutan. Ini harus diperhatikan pemerintah, itu rakyat Indonesia yang memiliki hak yang sama dan bukan diabaikan sebab ada HAM disitu,” tutup Frits. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos