Site icon Cenderawasih Pos

Sepakat Akhiri Konflik, Warga Asolokobal Lakukan Ritual Lepas Panah

Asisten III Setda Provinsi Papua pegunungan Petrus Mahuze bersama tokoh masyarakat dari Asolokobal saat melakukan ritual lepas panah yang menandakan sepakat untuk mengakhiri konflik, Selasa (9/7) (foto:Denny/ Cepos)

WAMENA-Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan secara resmi melakukan ritual melepas panah di Distrik Asolokobal, Kabupaten Jayawijaya, sebagai tanda perdamaian dan mengakhiri konflik antar warga Asolokobal dan Wouma, yang berlangsung selama 3 minggu lebih, dimana ritual tersebut sebagai tanda perdamaian dan tak akan lagi melakukanperang lagi secara adat.

   Pelepasan panah tanda perdamaian itu dilakukan oleh gubernur Papua Pegunungan yang diwakili asisten III Setda, Petrus Mahuse, dihadapan parah tokoh Asolokobal di distrik Asolokobal. dalam ritual tersebut Petrus Mahuse mengingatkan warga jika dengan adanya pelepasan panah ini maka harus tinggalkan semua yang membelenggu dalam konflik ini lalu menuju hidup damai.

   “Kita lepaskan kita punya beban, pikiran perasaan, apa semua kita tinggalkan di tanah seperti tadi yang disampaikan, kasih tinggal, kita ingin hidup damai, aman sejahtera dan seterusnya” ungkapnya selasa (9/7) kemarin.

   Kata Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Jayawijaya,  Pemprov Papua Pegunungan menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada masyarakat Asolokobal yang telah menyatakan ingin hidup damai sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normaln sehingga bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala.

   “Kita hadir sama-sama di sini karena Tuhan Yesus, kita percaya itu. Kita berharap setelah ini selesai kita pu anak -anak bisa sekolah, kita punya mama – mama bisa berjalan seperti biasa lagi berjualan dipasar, dan bisa kembali berkebun” Kata Mahuse.

   Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama perangi minuman keras (Miras) beralkohol yang kerap menjadi pemicu konflik di tengah masyarakat, apabila masyarakat mengetahui tempat penjualan, pembuatan miras bisa memberikan laporan kepada pihak keamanan untuk menindak lanjuti agar tidak terjadi masalah -masalah yang merugikan masyarakat sendiri.

  “Pemerintah kita dukung, para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda mari kita perangi miras ini, karena barang ini merusak generasi kita, merusak anak – anak kita” Ajak asisten III Setda, atas nama Gubernur Papua Pegunungan.

  Senada juga disampaikan Markus Lokobal, tokoh masyarakat Asolokobal bahwa minuman beralkohol atau Miras merupakan musuh bersama untuk diperangi, sebab akibat mabok miras sering menimbulkan masalah besar.

  “Sekarang lantaran mabuk terjadi masalah banyak, pembunuhan banyak, mabuk tolong dihentikan, saya dengar ada yang bikin agen minuman di kampung – kampung, tolong dihentikan, jangan dilanjutkan” pesannya.

  Markus Lokobal, juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upacara inisiasi adat perdamaian ini.

“Terimakasih atas partisipasi semua pihak dan hari ini kita sama-sama menyaksikan lepas tali panah dan kita lakukan perdamaian, terimakasih untuk semua ini” Ucap Markus Lokobal.

   Tokoh Asolokobal lainnya, Yustinus Asso mengatakan, upacara inisiasi adat atau bakar batu yang dilakukan sebagai bukti bahwa pihaknya tidak ingin lagi perang suku tapi ingin hidup damai. Semua ini kita letakan di atas tanah ini lalu menuju perdamaian.

  “Jadi kita duduk sama-sama di lantai di tanah ini tujuannya kita letakan semuanya di tanah bahwa perdamaian ini penting, itu tujuan kami duduk di tanah” kata Yustinus, menjelaskan maksud tidak siapkan kursi dan meja untuk tamu undangan.

Upacara inisiasi perdamaian itu, selain melepaskan panah, masyarakat Asolokobal juga menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap yang intinya tidak ingin lagi perang suku. Mengakhiri rangkaian acara, dilakukan jamuan bersama masakan bakar batu. (jo/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version