Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Satu Tewas, Enam Luka-luka

*Bentrok Antar Warga di Kabupaten Jayawijaya

WAMENA-Bentro antara dua kelompok Warga di Distrik Pyramid Kabupaten Jayawijaya mengakibatkan seorang tokoh agama atas nama Pdt. Win Tabuni harus dilarikan ke RSUD Wamena lantaran mendapat luka berat dan akhirnya meninggal dunia. Bentrok tersebut juga mengakibatkan enam warga mengalami luka-luka dan harus dirawat di Puskesmas Kimbim.

Kapolres Jayawijaya AKBP. Dominggus Rumaropen

Kapolres Jayawijaya AKBP. Dominggus Rumaropen yang dikonfirmasi membenarkan adanya bentrok antar warga yang mengakibatkan seorang pendeta meninggal dunia dan 5 orang lainnya luka. Bentrokan antara dua kelompok masyarakat ini dipicu dari masalah hak ulayat tanah yang saling klaim antara dua kelompok.

“Benar hari ini (kemarin, Red) ada bentrokan antara dua kelompok warga di Distrik Pyramid. Ada masalah tanah yang saling klaim hingga menimbulkan adanya korban jiwa dan korban luka. Kami telah mengarahkan anggota ke sana untuk melakukan pengamanan dan melihat situasi yang berkembang,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/7) malam. 

Baca Juga :  Pembagian Bantuan Bapok Belum Maksimal

Kapolres Rumaropen menjelaskan, bentrok antar warga ini bermula saat anak korban bernama Yusen Tabuni ingin membangun rumah salah satu tanah kosong  di Kampung Algoni, Distrik Pyramid. Namun hal itu, ditegur oleh warga yang mengklaim tanah tersebut merupakan milik mereka. 

“Teguran yang dilontarkan oleh keluarga Kombak tak dihiraukan oleh korban dan anaknya. Bahkan tetap mendirikan rumah di tanah tersebut. Sebab mereka juga merasa tanah itu milik mereka dan pembangunan rumah itu sudah dilakukan sejak hari Senin (6/7) kemarin,” ungkapnya.

Karena adanya saling klaim, rumah yang dibangun oleh Yusen Tabuni dibongkar oleh keluarga Komba, kemarin pagi. Akibat bentrok antar kedua kelompok warga ini tak terelekkan. 

“Dari keluarga Tabuni ada 6 yang jadi korban dimana satu dilaporkan meninggal dunia. Sementara dari pihak keluarga Kombak, satu orang mengalami luka-luka,” ucap Rumaropen. 

Baca Juga :  Awalnya Terdengar Keributan, Lalu Api Muncul di Dua Titik

Korban bentrok menurut Rumaropen sudah dievakuasi untuk mendapat perawatan medis. Korban yang mengalami luka berat, dievakuasi ke RSUD Wamena sementara yang luka ringan mendapat perawatan di Puskesmas Kimbim. “Namun sayangnya dari yang luka berat pada pukul 18.00 WIT satu orang dinyatakan meninggal dunia,” tambahnya. 

Untuk mengamankan situasi pasca bentrok, Rumaropen mengaku telah menggeser 25 personel ke Polsek Kimbim, kemarin malam. Namun apabila kondisi belum kondusif dan berpeluang masih terjadi bgentrok, pihaknya akan menggeser personel Brimob yang ada di Wamena untuk memperkuat personel yang sudah ada di Polsek Kimbim. 

“Ini kami lakukan untuk mencegah terjadinya bentrok susulan dan adanya korbam. Kondisi di sana masih terus kami pantau,” pungkasnya. (jo/nat)

*Bentrok Antar Warga di Kabupaten Jayawijaya

WAMENA-Bentro antara dua kelompok Warga di Distrik Pyramid Kabupaten Jayawijaya mengakibatkan seorang tokoh agama atas nama Pdt. Win Tabuni harus dilarikan ke RSUD Wamena lantaran mendapat luka berat dan akhirnya meninggal dunia. Bentrok tersebut juga mengakibatkan enam warga mengalami luka-luka dan harus dirawat di Puskesmas Kimbim.

Kapolres Jayawijaya AKBP. Dominggus Rumaropen

Kapolres Jayawijaya AKBP. Dominggus Rumaropen yang dikonfirmasi membenarkan adanya bentrok antar warga yang mengakibatkan seorang pendeta meninggal dunia dan 5 orang lainnya luka. Bentrokan antara dua kelompok masyarakat ini dipicu dari masalah hak ulayat tanah yang saling klaim antara dua kelompok.

“Benar hari ini (kemarin, Red) ada bentrokan antara dua kelompok warga di Distrik Pyramid. Ada masalah tanah yang saling klaim hingga menimbulkan adanya korban jiwa dan korban luka. Kami telah mengarahkan anggota ke sana untuk melakukan pengamanan dan melihat situasi yang berkembang,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/7) malam. 

Baca Juga :  Masyarakat Pengungsi Nduga Harus Diperhatikan

Kapolres Rumaropen menjelaskan, bentrok antar warga ini bermula saat anak korban bernama Yusen Tabuni ingin membangun rumah salah satu tanah kosong  di Kampung Algoni, Distrik Pyramid. Namun hal itu, ditegur oleh warga yang mengklaim tanah tersebut merupakan milik mereka. 

“Teguran yang dilontarkan oleh keluarga Kombak tak dihiraukan oleh korban dan anaknya. Bahkan tetap mendirikan rumah di tanah tersebut. Sebab mereka juga merasa tanah itu milik mereka dan pembangunan rumah itu sudah dilakukan sejak hari Senin (6/7) kemarin,” ungkapnya.

Karena adanya saling klaim, rumah yang dibangun oleh Yusen Tabuni dibongkar oleh keluarga Komba, kemarin pagi. Akibat bentrok antar kedua kelompok warga ini tak terelekkan. 

“Dari keluarga Tabuni ada 6 yang jadi korban dimana satu dilaporkan meninggal dunia. Sementara dari pihak keluarga Kombak, satu orang mengalami luka-luka,” ucap Rumaropen. 

Baca Juga :  Dulu Ditentang Keluarganya Saat Sekolah Pastor

Korban bentrok menurut Rumaropen sudah dievakuasi untuk mendapat perawatan medis. Korban yang mengalami luka berat, dievakuasi ke RSUD Wamena sementara yang luka ringan mendapat perawatan di Puskesmas Kimbim. “Namun sayangnya dari yang luka berat pada pukul 18.00 WIT satu orang dinyatakan meninggal dunia,” tambahnya. 

Untuk mengamankan situasi pasca bentrok, Rumaropen mengaku telah menggeser 25 personel ke Polsek Kimbim, kemarin malam. Namun apabila kondisi belum kondusif dan berpeluang masih terjadi bgentrok, pihaknya akan menggeser personel Brimob yang ada di Wamena untuk memperkuat personel yang sudah ada di Polsek Kimbim. 

“Ini kami lakukan untuk mencegah terjadinya bentrok susulan dan adanya korbam. Kondisi di sana masih terus kami pantau,” pungkasnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya