Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Pos Pengamanan di Mimika Siaga

JENAZAH : Peti jenazah Serka Anumerta La Ongge saat dinaikkan ke Pesawat untuk selanjutnya diterbangkan ke kampung halamannya di Bau-bau, Sulawesi Tenggara,  Selasa (10/3). ( FOTO: Kodam XVII/Cenderawasih for Cepos)

Serka Anumerta La Ongge Diterbangkan ke Bau-bau

JAYAPURA-Pasca penyerangan Pos TNI Angkatan Darat (AD) di Koramil 1710-05 Jila, Kabupaten Mimika, Senin (9/3) sekira pukul 05.00 WIT., situasi di  Pos Pengamanan Koramil 1710-05 Jila mulai kondusif.

Meskipun demikian Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebutkan, anggota yang berada di Pos Pengamanan Koramil 1710-05 tetap siaga.

“Pencarian terhadap pelaku penembakan masih berlangsung. Soal pelaku dari kelompok mana sedang dalam penyelidikan di lapangan,” ucap Kol Eko saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (10/3).

Dikatakan, dengan beberapa rentetan gangguan yang terjadi maka kesiagaan ditingkatkan  di pos-pos TNI. Sebab beberapa hari terakhir sudah sering terjadi gangguan yang dilontarkan KSB terhadap satuan  Pos TNI-Polri yang ada di Tembagapura.

Kapendam juga menyampaikan hingga saat ini belum ada penambahan pasukan,. Dimana pasukan yang ada saat ini adalah yang tergelar saja. 

“Diharapkan prajurit yang ada di pos-pos  yang menjadi gangguan  penembakan KSB  tentunya tetap menjaga kesiapsiagaan, kewaspadaan ditingkatkan dan SOP serta protap naluri lapangan dipegang teguh dan  jangan sampai lengah. Agar kerugian personel maupun materil dapat dihindari,” pintanya.

Sementara itu,  Dandim Mimika,  Letkol Inf Pio Nainggolan memimpin penghormatan terakhir kepada Serka Anumerta La Ongge sebelum dibawa menuju ke kampung halamannya di Bau-bau, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/3). 

Serka Anumerta La Ongge sendiri gugur akibat terkena serpihan tembakan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) usai mengambil wudhu, Senin (9/3) dinihari.

Jenazah ayah 3 anak itu diberangkatkan menuju kampung halamannya menggunakan pesawat Batik Air sekitar pukul 07.10 WIT dari Bandara Moses Kilangin, Timika.  

Sebelum diberangkatkan, jenazah almarhum disemayamkan di Makodim 1710/Mimika. Prosesi acara pemberangkatan dari satuan dipimpin langsung oleh Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Pio Nainggolan sejak pukul 04.05 WIT.

“Bentuk pengabdian tertinggi seorang prajurit kepada negara adalah ketika ia merelakan jiwa dan raganya demi melaksanakan tugas negara. Almarhum telah memberikan teladan bagi kita semua. Kita akan tetap melanjutkan perjuangan almarhum,” ucap Dandim Pio Nainggolan.

Baca Juga :  Antisipasi Kerumunan, Maksimalkan Kurban Online

“Atas nama bangsa dan negara, kami menyerahkan kembali almarhum Serka (Anumerta) La Ongge ke pangkuan Ibu Pertiwi,” tambahnya. 

Adapun pendamping dan pengantar jenazah terdiri dari 5 orang yaitu isteri almarhum bernama  Wa Ode Murniati, tiga anak almarhum, keponakan almarhum serta pengantar dari Kodim 1710/Mimika Sertu La Ode Doloma. 

Sementara itu, untuk memulihkan kondusifitas di Mimika, Papua, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta aparat TNI – Polri menambah kekuatan. Disamping demi melindungi masyarakat, langkah itu dinilai perlu karena sudah ada korban jiwa. Terakhir, seorang prajurit TNI gugur Senin (9/3). 

Keterangan tersebut disampaikan oleh Tito di kantor Kementeriaan Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) kemarin (10/3). Menurut dia, negara tidak boleh kalah dari gerakan kelompok separatis di Papua. ”Negara tidak boleh kalah oleh kelompok-kelompok yang melakukan pelanggaran hukum. Apalagi dengan senjata,” tegasnya.

Tito menyebut, proses hukum oleh aparat kepolisian harus dilaksanakan. Siapa pun yang melanggar hukum harus ditindak. Terlebih jika sudah jatuh korban jiwa. ”Kita harus bertindak tegas,” kata dia. 

Menurut pejabat yang pernah berdinas di Papua itu, langkah-langkah persuasif melalui soft approach memang perlu dilakukan. 

Pendekatan lewat tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat, dan tokoh-tokoh lain di Papua sangat perlu. Itu juga dia lakukan saat bertugas sebagai kapolda Papua. Namun demikian, hard approach mesti juga dilakukan apabila soft approach belum cukup membendung gerakan-gerakan kelompok tersebut. ”Kita harus tegakkan hukum,” ucapnya.

Melihat perkembangan yang terjadi saat ini, Tito menyebut, dirinya meminta supaya Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menebalkan lagi kekuatan di Papua. ”Bila perlu satgas yang ada tambah perkuat lagi,” pintanya. Walau saat ini kekuatan TNI dan Polri sudah tergelar, Tito menilai tetap harus ada penguatan.

Baca Juga :  RHP: Kehadiran Injil Mampu Merubah Segala Sesuatu

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Partnership for Advancing Democracy and Integrity M. Zuhdan menjelaskan, persoalan di Papua perlu diselesaikan dengan cara dialog yang lebih baik. Selama ini yang muncul adalah penggunaan kekuatan militer. ”Namun, proses dialog kepada masyarakat sama sekali belum nampak,” terangnya. 

Tentunya, KKSB bisa melakukan manuver karena adanya dukungan dari sejumlah pihak. Kondisi ini tentunya perlu dipahami. ”Masyarakat harus diajak untuk ikut mencegah berkembangnya KKB,” paparnya. 

Bila ternyata masyarakat Papua belum mau untuk bekerjasama dengan pemerintah. Tentunya ada hal yang perlu diperbaiki. ”Apakah soal komunikasi atau masalah kesejahteraan,” jelasnya. 

Sementara Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom menjelaskan, pemerintah Indonesia selama ini melakukan berbagai tindakan yang melukai masyarakat Papua. Seperti adanya pelanggaran HAM dan sebagainya. Saat ini TPNPB-OPM hanya menginginkan penentuan nasib sendiri atau referendum. ”Itu Saja,” ujarnya.  

Menurut Sebby, pihaknya akan terus melakukan berbagai langkah dalam rangka perangi di Papua. ”Kami sebut ini perang karena untuk terbebas dari penjajahan,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, evakuasi warga Tembagapura ke Kota Timika sejak Jumat (6/3) hingga Senin (9/3) sebanyak 1.572 orang dan sudah berkumpul dengan keluarganya masing-masing yang berada di Timika ibukota Kabupaten Mimika.

“Aparat TNI-Polri dan Pemerintah daerah serta para tokoh akan terus bersama-sama bersinergi memberikan jaminan keamanan kepada seluruh masyarakat, sehingga mereka dapat beraktifitas dengan nyaman dan tidak merasa takut atas kehadiran kelompok-kelompok yang telah meresahkan selama berada di Distrik Tembagapura,” ucap Kamal.(fia/nat/idr/syn/JPG)

JENAZAH : Peti jenazah Serka Anumerta La Ongge saat dinaikkan ke Pesawat untuk selanjutnya diterbangkan ke kampung halamannya di Bau-bau, Sulawesi Tenggara,  Selasa (10/3). ( FOTO: Kodam XVII/Cenderawasih for Cepos)

Serka Anumerta La Ongge Diterbangkan ke Bau-bau

JAYAPURA-Pasca penyerangan Pos TNI Angkatan Darat (AD) di Koramil 1710-05 Jila, Kabupaten Mimika, Senin (9/3) sekira pukul 05.00 WIT., situasi di  Pos Pengamanan Koramil 1710-05 Jila mulai kondusif.

Meskipun demikian Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebutkan, anggota yang berada di Pos Pengamanan Koramil 1710-05 tetap siaga.

“Pencarian terhadap pelaku penembakan masih berlangsung. Soal pelaku dari kelompok mana sedang dalam penyelidikan di lapangan,” ucap Kol Eko saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (10/3).

Dikatakan, dengan beberapa rentetan gangguan yang terjadi maka kesiagaan ditingkatkan  di pos-pos TNI. Sebab beberapa hari terakhir sudah sering terjadi gangguan yang dilontarkan KSB terhadap satuan  Pos TNI-Polri yang ada di Tembagapura.

Kapendam juga menyampaikan hingga saat ini belum ada penambahan pasukan,. Dimana pasukan yang ada saat ini adalah yang tergelar saja. 

“Diharapkan prajurit yang ada di pos-pos  yang menjadi gangguan  penembakan KSB  tentunya tetap menjaga kesiapsiagaan, kewaspadaan ditingkatkan dan SOP serta protap naluri lapangan dipegang teguh dan  jangan sampai lengah. Agar kerugian personel maupun materil dapat dihindari,” pintanya.

Sementara itu,  Dandim Mimika,  Letkol Inf Pio Nainggolan memimpin penghormatan terakhir kepada Serka Anumerta La Ongge sebelum dibawa menuju ke kampung halamannya di Bau-bau, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/3). 

Serka Anumerta La Ongge sendiri gugur akibat terkena serpihan tembakan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) usai mengambil wudhu, Senin (9/3) dinihari.

Jenazah ayah 3 anak itu diberangkatkan menuju kampung halamannya menggunakan pesawat Batik Air sekitar pukul 07.10 WIT dari Bandara Moses Kilangin, Timika.  

Sebelum diberangkatkan, jenazah almarhum disemayamkan di Makodim 1710/Mimika. Prosesi acara pemberangkatan dari satuan dipimpin langsung oleh Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Pio Nainggolan sejak pukul 04.05 WIT.

“Bentuk pengabdian tertinggi seorang prajurit kepada negara adalah ketika ia merelakan jiwa dan raganya demi melaksanakan tugas negara. Almarhum telah memberikan teladan bagi kita semua. Kita akan tetap melanjutkan perjuangan almarhum,” ucap Dandim Pio Nainggolan.

Baca Juga :  Tersisa 3 Bulan, Satgas Damai Cartenz Mulai Evaluasi Capaian

“Atas nama bangsa dan negara, kami menyerahkan kembali almarhum Serka (Anumerta) La Ongge ke pangkuan Ibu Pertiwi,” tambahnya. 

Adapun pendamping dan pengantar jenazah terdiri dari 5 orang yaitu isteri almarhum bernama  Wa Ode Murniati, tiga anak almarhum, keponakan almarhum serta pengantar dari Kodim 1710/Mimika Sertu La Ode Doloma. 

Sementara itu, untuk memulihkan kondusifitas di Mimika, Papua, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta aparat TNI – Polri menambah kekuatan. Disamping demi melindungi masyarakat, langkah itu dinilai perlu karena sudah ada korban jiwa. Terakhir, seorang prajurit TNI gugur Senin (9/3). 

Keterangan tersebut disampaikan oleh Tito di kantor Kementeriaan Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) kemarin (10/3). Menurut dia, negara tidak boleh kalah dari gerakan kelompok separatis di Papua. ”Negara tidak boleh kalah oleh kelompok-kelompok yang melakukan pelanggaran hukum. Apalagi dengan senjata,” tegasnya.

Tito menyebut, proses hukum oleh aparat kepolisian harus dilaksanakan. Siapa pun yang melanggar hukum harus ditindak. Terlebih jika sudah jatuh korban jiwa. ”Kita harus bertindak tegas,” kata dia. 

Menurut pejabat yang pernah berdinas di Papua itu, langkah-langkah persuasif melalui soft approach memang perlu dilakukan. 

Pendekatan lewat tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat, dan tokoh-tokoh lain di Papua sangat perlu. Itu juga dia lakukan saat bertugas sebagai kapolda Papua. Namun demikian, hard approach mesti juga dilakukan apabila soft approach belum cukup membendung gerakan-gerakan kelompok tersebut. ”Kita harus tegakkan hukum,” ucapnya.

Melihat perkembangan yang terjadi saat ini, Tito menyebut, dirinya meminta supaya Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menebalkan lagi kekuatan di Papua. ”Bila perlu satgas yang ada tambah perkuat lagi,” pintanya. Walau saat ini kekuatan TNI dan Polri sudah tergelar, Tito menilai tetap harus ada penguatan.

Baca Juga :  DOB dan Otsus Baru Semestinya Jadi Berkat Bagi Orang Papua

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Partnership for Advancing Democracy and Integrity M. Zuhdan menjelaskan, persoalan di Papua perlu diselesaikan dengan cara dialog yang lebih baik. Selama ini yang muncul adalah penggunaan kekuatan militer. ”Namun, proses dialog kepada masyarakat sama sekali belum nampak,” terangnya. 

Tentunya, KKSB bisa melakukan manuver karena adanya dukungan dari sejumlah pihak. Kondisi ini tentunya perlu dipahami. ”Masyarakat harus diajak untuk ikut mencegah berkembangnya KKB,” paparnya. 

Bila ternyata masyarakat Papua belum mau untuk bekerjasama dengan pemerintah. Tentunya ada hal yang perlu diperbaiki. ”Apakah soal komunikasi atau masalah kesejahteraan,” jelasnya. 

Sementara Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom menjelaskan, pemerintah Indonesia selama ini melakukan berbagai tindakan yang melukai masyarakat Papua. Seperti adanya pelanggaran HAM dan sebagainya. Saat ini TPNPB-OPM hanya menginginkan penentuan nasib sendiri atau referendum. ”Itu Saja,” ujarnya.  

Menurut Sebby, pihaknya akan terus melakukan berbagai langkah dalam rangka perangi di Papua. ”Kami sebut ini perang karena untuk terbebas dari penjajahan,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal menyampaikan, evakuasi warga Tembagapura ke Kota Timika sejak Jumat (6/3) hingga Senin (9/3) sebanyak 1.572 orang dan sudah berkumpul dengan keluarganya masing-masing yang berada di Timika ibukota Kabupaten Mimika.

“Aparat TNI-Polri dan Pemerintah daerah serta para tokoh akan terus bersama-sama bersinergi memberikan jaminan keamanan kepada seluruh masyarakat, sehingga mereka dapat beraktifitas dengan nyaman dan tidak merasa takut atas kehadiran kelompok-kelompok yang telah meresahkan selama berada di Distrik Tembagapura,” ucap Kamal.(fia/nat/idr/syn/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya