Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

TGPF Intan Jaya Dihujani Peluru, Dua Orang Terluka

Bupati Intan Jaya Selamat Aksi Penembakan

JAYAPURA– Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk Kabupaten Intan Jaya, dihujani peluru dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) usai meninjau lokasi kejadian penembakan Pdt Yerimia Zanambani di Distrik Hitadipa, Jumat (9/10).
Iring-iringan mobil yang membawa rombongan TGPF itu ditembak di Kampung Mbomogoh, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya. Akibatnya, salah seorang anggot tim Investigasi yang merupakan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Bambang Purwoko terkena tembakan di kaki kiri.
Selain Bambang Purwoko, satu anggota TNI atas nama Sertu Faisal Akbar juga terkena tembakan di pinggul bagian kiri.
Deputi III Kemenkopolhukam Sugeng Purnomo menyampaikan, tim ditembak saat perjalanan pulang dari Distrik Itadipa menuju Sugapa. “Lima kilo sebelum Sugapa, rombongan mendapatkan serangan tembakan dari kanan kiri jalan yang menyebabkan dua orang tertembak,” ucap Sugeng kepada Cenderawasih Pos saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Jumat (9/10).
Kendati mobil tim dihujani tembakan, tim yang dibentuk oleh Menkopolhukam itu akan tetap bekerja. Sebagaimana misi untuk mengungkapkan semua fakta-fakta kejadian yang ada di Kabupaten Intan Jaya sepanjang September 2020.
“Tim tetap mempertimbangkan dari sisi keselamatan juga. Bahan-bahan yang kita kumpulkan sudah banyak. Yang jelas, TGPF membawa misi untuk mengungkap kekerasan dan penembakan yang terjadi di Intan Jaya sepanjang September 2020 yang menewaskan sipil hingga aparat keamanan,” paparnya.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, pasca kejadian anggota melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan penembakan.
“Kedua korban telah mendapat perawatan medis di RSUD Sugapa. Situasi di sekitar Distrik Sugapa pasca kejadian aman terkendali,” kata Kamal.
Terkait apakah kedua korban akan dievakuasi ke rumah sakit lain yang ada di Papua, Kamal mengaku tergantung dari kondisi kedua korban tersebut. Yang terpenting adalah keselamatan keduanya.
Sementara itu, Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni SS., M.Si., yang ikut bersama rombongan TGPF Intan Jaya selamat dari aksi penyerangan tersebut.
Bupati Natalis Tabuni mengatakan, dirinya bersama rombongan TGPF Intan Jaya dan ketua DPRD Intan Jaya turun lapangan untuk melakukan reka ulang dan investigasi di Tempat kejadian perkara (TKP) penembakan baru-baru ini.
Namun usai melakukan reka ulang, rombongan yang kembali ke Sugapa diserang. “Saat kami perjalanan kembali ke Sugapa, rombongan diserang. Saya berada di mobil ketiga, sementara yang kena tembakan mobil kedua. Dalam mobil tersebut ada Dr. Bambang Purwoko, dosen UGM yang mengalami luka tembak di kaki kiri dan Faisal Akbar anggota Koramil Hitadipa mengalami luka tembak di pinggang,” ungkap Bupati Natalis Tabuni saat dihubungi Cenderawasih Pos, Jumat (9/10).
Kedua korban menurut Natalis Tabuni sudah dirawat intensif di Rumah Sakit Pratama Sugapa, Intan Jaya. Rencananya, Sabtu (10/10) hari ini kedua korban akan dirujuk ke Timika.
Penembakan terhadap rombongan TGPF Intan Jaya ini sangat disesalkan oleh Bupati Natalis Tabuni. Sebab insiden penembakan ini membuat Kabupaten Intan Jaya menjadi banyak sorotan dari berbagai pihak termasuk media massa.
Dirinya berharap, aksi penembakan ini dapat segera diungkap dan tidak ada masyarakat atau lainnya yang menjadi korban. “Kondisi di Kabupaten Intan Jaya saat ini sudah mulai kondusif dan masyarakat sudah mulai beraktivitas. Dengan adanya insiden ini, masyarakat jangan terprovokasi dan tetap menjaga Kamtibmas,” pintanya.
Dirinya menyebutkan, TGPF Intan Jaya yang dipimpin Benny Mamoto, tiba di Sugapa ibukota Kabupaten Intan Jaya, Kamis (8/10) sekira pukul 09.00 WIT.
Dikatakan, tiba di Sugapa, TGPF yang diutus Menkopolhukam langsung melakukan pertemuan dengan dirinya bersama Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan, Ketua DPRD Intan Jaya, Panus Wonda dan Ketua Pansus Otsus DPR Papua, Thomas Sondegau serta Forkompinda Intan Jaya.
Dalam pertemuan di ruang rapat Bupati Intan Jaya, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan memaparkan kondisi di Sugapa, Intan Jaya dan kejadian yang terjadi dalam 1 bulan terakhir ini.
Dalam pemaparan yang disampaikan Danrem, Bupati Natalis Tabuni menyebutkan kejadian mulai di daerah Mamba. Kemudian pada tanggal 14 September 2020 penembakan terhadap dua tukang ojek, Laode dan Fatur.
Tiga hari berselang tepatnya tanggal 17 September 2020, terjadi insiden kekerasan berupa pembacokan terhadap korban Badawi yang mengakibatkan tangannya putus dan satu jam kemudian meninggal dunia.
Pada hari yang sama, juga terjadi penembakan terhadap Babinsa TNI, atas nama Serka Sahlan. Selain ditembak, korban juga dibacok di bagian wajah. Saat dilakukan evakuasi terhadap jenazah korban, terjadi penembakan terhadap tim yang melakukan evakuasi.
Danrem 173/PVB dalam pemaparannya menurut Natalis Tabuni juga menyampaikan bahwa pada tanggal 18 September 2020, muncul ancaman di media sosial yang disampaikan TPNPB melalui juru bicaranya yang mengamcam akan menembak maskapai yang mengangkut personel TNI-Polri. “Saat aparat melakukan pengecekan di lapangan, juga terjadi penembakan,” tambahnya.
Insiden selanjutnya terjadi pada tanggal 19 September 2020 di Hitadifa. Dimana seorang anggota TNI atas nama Pratu Dwi Akbar Utomo ditembak anggota KSB dari arah Utara sekitar 200 meter.
Pada hari yang sama, terjadi kejadian penembakan terhadap Pdt Yeremias Zanambani, namun baru diketahui 20 September 2020.
Bupati Natalis Tabuni menambahkan bahwa TGPF Intan Jaya mendapat tugas dari Menkopolhukam untuk mengumpulkan data dan fakta di lapangan tentang peristiwa yang terjadi di Intan Jaya dalam kurun waktu September 2020 terutama dua kasus pada 17 dan 19 September 2020.
“Dari semua paparan itu, tentu saja akan melengkapi bahan bagi TGPF Intan Jaya untuk nantinya menyusun laporan dan membuat rekomendasi kepada Presiden RI. Untuk itu, TGPF akan turun ke lapangan untuk mendalami hal itu, dengan saksi,” pungkasnya.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi I. G. N. Suriastawa menyatakan bahwa KKB menembaki tim itu di Kampung Mamba, Distrik Sugapa.
”Setelah rombongan TGPF Intan Jaya usai melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di Hitadipa,” ungkap Suriastawa kepada awak media. Penembakan terjadi sekitar pukul 15.45. Lokasi tempatnya di Tanjakan Waganopone.
Tim yang bergerak dengan perlindungan dari aparat keamanan TNI dan Polri itu ditembaki dari kanan dan kiri jalan. Suriastawa menyebut, Bambang terkena tembakan di kaki kiri. Selain Bambang, seorang prajurit TNI bernama Faisal Akbar juga menjadi korban. Dia tertembak pada bagian pinggang. ”Kedua korban langsung dievakuasi ke UPTD RSUD Sugapa untuk mendapatkan perawatan secara intensif,” terang dia.
Satu korban lainnya, lanjut Suriastawa, juga berasal dari TNI AD. Namun yang bersangkutan sudah bisa melanjutkan tugas. ”Iya, satu (prajurit) TNI sudah kembali bertugas,” terang perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu.
Tidak hanya Benny Mamoto yang memimpin TGPF, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan Ketua DPRD Intan Jaya Panius Wonda turut serta dalam rombongan tersebut.
Komandan Korem 173/Praja Vira Braja Brigjen TNI Iwan Setiawan juga ada di lokasi kejadian. Selain korban luka tembak, anggota TGPF lainnya dibawa ke rumah dinas wakil bupati Intan Jaya.
Suriastawa menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh KKB. Dia pun menegaskan, insiden kemarin membuktikan bahwa kelompok itu tidak pandang bulu saat melancarkan aksi. ”Selalu bertindak brutal,” imbuhnya.
Lebih dari itu, Suriastawa menilai, tindakan KKB kemarin sudah masuk kategori menghalang-halangi kinerja TGPF. Padahal tim itu dibentuk oleh pemerintah untuk mengungkap peristiwa kekerasan dan penembakan di Intan Jaya. ”Melibatkan tokoh-tokoh kredibel untuk mengungkap kebenaran yang terjadi pasca kematian Pendeta Yeremia (Zanambani) beberapa waktu lalu,” terang dia.
TNI memastikan, seluruh korban luka tembak yang berada di rumah sakit didampingi tim. Asisten Intelijen Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Ardian Triwasana mengawal mereka. Tidak hanya itu, mereka juga mengirim tim untuk memburu pelaku penembakan. ”TNI sedang melakukan pengejaran terhadap gerombolan KKB yang kabur ke dalam hutan di sekitar lokasi kejadian,” ujar Suriastawa.
Dikonfirmasi terkait penembakan tersebut, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengakui bahwa TPNPB-OPM melakukan penembakan terhadap tim TGPF Kasus Intan Jaya. ”Kami yang bertanggung jawab dalam penembakan itu,” terangnya.
Penembakan itu dilakukan dibawah komando dari Komandan Wakil Panglima Kodam VIII Intan Jaya Sabinus Waker dan sejumlah komandan. Kejadian itu bagian dari upaya perang revolusi. ”Ini merupakan penolakan kami,” tuturnya.
Menurutnya, sejak awal TPNPB-OPM menolak keberadaan TGPF bentukan Mahfud MD. ”Sudah dijelaskan sebelumnya,kami minta tim independen yang menginvestigasi, dari PBB, Komnas HAM, LSM dan gereja,” paparnya dihubungi Jawa Pos kemarin. (fia/dil/syn/idr/nat)

Baca Juga :  Tragis, IRT di Sinarmas Tewas Dipanah

Bupati Intan Jaya Selamat Aksi Penembakan

JAYAPURA– Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk Kabupaten Intan Jaya, dihujani peluru dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) usai meninjau lokasi kejadian penembakan Pdt Yerimia Zanambani di Distrik Hitadipa, Jumat (9/10).
Iring-iringan mobil yang membawa rombongan TGPF itu ditembak di Kampung Mbomogoh, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya. Akibatnya, salah seorang anggot tim Investigasi yang merupakan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Bambang Purwoko terkena tembakan di kaki kiri.
Selain Bambang Purwoko, satu anggota TNI atas nama Sertu Faisal Akbar juga terkena tembakan di pinggul bagian kiri.
Deputi III Kemenkopolhukam Sugeng Purnomo menyampaikan, tim ditembak saat perjalanan pulang dari Distrik Itadipa menuju Sugapa. “Lima kilo sebelum Sugapa, rombongan mendapatkan serangan tembakan dari kanan kiri jalan yang menyebabkan dua orang tertembak,” ucap Sugeng kepada Cenderawasih Pos saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Jumat (9/10).
Kendati mobil tim dihujani tembakan, tim yang dibentuk oleh Menkopolhukam itu akan tetap bekerja. Sebagaimana misi untuk mengungkapkan semua fakta-fakta kejadian yang ada di Kabupaten Intan Jaya sepanjang September 2020.
“Tim tetap mempertimbangkan dari sisi keselamatan juga. Bahan-bahan yang kita kumpulkan sudah banyak. Yang jelas, TGPF membawa misi untuk mengungkap kekerasan dan penembakan yang terjadi di Intan Jaya sepanjang September 2020 yang menewaskan sipil hingga aparat keamanan,” paparnya.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, pasca kejadian anggota melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan penembakan.
“Kedua korban telah mendapat perawatan medis di RSUD Sugapa. Situasi di sekitar Distrik Sugapa pasca kejadian aman terkendali,” kata Kamal.
Terkait apakah kedua korban akan dievakuasi ke rumah sakit lain yang ada di Papua, Kamal mengaku tergantung dari kondisi kedua korban tersebut. Yang terpenting adalah keselamatan keduanya.
Sementara itu, Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni SS., M.Si., yang ikut bersama rombongan TGPF Intan Jaya selamat dari aksi penyerangan tersebut.
Bupati Natalis Tabuni mengatakan, dirinya bersama rombongan TGPF Intan Jaya dan ketua DPRD Intan Jaya turun lapangan untuk melakukan reka ulang dan investigasi di Tempat kejadian perkara (TKP) penembakan baru-baru ini.
Namun usai melakukan reka ulang, rombongan yang kembali ke Sugapa diserang. “Saat kami perjalanan kembali ke Sugapa, rombongan diserang. Saya berada di mobil ketiga, sementara yang kena tembakan mobil kedua. Dalam mobil tersebut ada Dr. Bambang Purwoko, dosen UGM yang mengalami luka tembak di kaki kiri dan Faisal Akbar anggota Koramil Hitadipa mengalami luka tembak di pinggang,” ungkap Bupati Natalis Tabuni saat dihubungi Cenderawasih Pos, Jumat (9/10).
Kedua korban menurut Natalis Tabuni sudah dirawat intensif di Rumah Sakit Pratama Sugapa, Intan Jaya. Rencananya, Sabtu (10/10) hari ini kedua korban akan dirujuk ke Timika.
Penembakan terhadap rombongan TGPF Intan Jaya ini sangat disesalkan oleh Bupati Natalis Tabuni. Sebab insiden penembakan ini membuat Kabupaten Intan Jaya menjadi banyak sorotan dari berbagai pihak termasuk media massa.
Dirinya berharap, aksi penembakan ini dapat segera diungkap dan tidak ada masyarakat atau lainnya yang menjadi korban. “Kondisi di Kabupaten Intan Jaya saat ini sudah mulai kondusif dan masyarakat sudah mulai beraktivitas. Dengan adanya insiden ini, masyarakat jangan terprovokasi dan tetap menjaga Kamtibmas,” pintanya.
Dirinya menyebutkan, TGPF Intan Jaya yang dipimpin Benny Mamoto, tiba di Sugapa ibukota Kabupaten Intan Jaya, Kamis (8/10) sekira pukul 09.00 WIT.
Dikatakan, tiba di Sugapa, TGPF yang diutus Menkopolhukam langsung melakukan pertemuan dengan dirinya bersama Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan, Ketua DPRD Intan Jaya, Panus Wonda dan Ketua Pansus Otsus DPR Papua, Thomas Sondegau serta Forkompinda Intan Jaya.
Dalam pertemuan di ruang rapat Bupati Intan Jaya, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan memaparkan kondisi di Sugapa, Intan Jaya dan kejadian yang terjadi dalam 1 bulan terakhir ini.
Dalam pemaparan yang disampaikan Danrem, Bupati Natalis Tabuni menyebutkan kejadian mulai di daerah Mamba. Kemudian pada tanggal 14 September 2020 penembakan terhadap dua tukang ojek, Laode dan Fatur.
Tiga hari berselang tepatnya tanggal 17 September 2020, terjadi insiden kekerasan berupa pembacokan terhadap korban Badawi yang mengakibatkan tangannya putus dan satu jam kemudian meninggal dunia.
Pada hari yang sama, juga terjadi penembakan terhadap Babinsa TNI, atas nama Serka Sahlan. Selain ditembak, korban juga dibacok di bagian wajah. Saat dilakukan evakuasi terhadap jenazah korban, terjadi penembakan terhadap tim yang melakukan evakuasi.
Danrem 173/PVB dalam pemaparannya menurut Natalis Tabuni juga menyampaikan bahwa pada tanggal 18 September 2020, muncul ancaman di media sosial yang disampaikan TPNPB melalui juru bicaranya yang mengamcam akan menembak maskapai yang mengangkut personel TNI-Polri. “Saat aparat melakukan pengecekan di lapangan, juga terjadi penembakan,” tambahnya.
Insiden selanjutnya terjadi pada tanggal 19 September 2020 di Hitadifa. Dimana seorang anggota TNI atas nama Pratu Dwi Akbar Utomo ditembak anggota KSB dari arah Utara sekitar 200 meter.
Pada hari yang sama, terjadi kejadian penembakan terhadap Pdt Yeremias Zanambani, namun baru diketahui 20 September 2020.
Bupati Natalis Tabuni menambahkan bahwa TGPF Intan Jaya mendapat tugas dari Menkopolhukam untuk mengumpulkan data dan fakta di lapangan tentang peristiwa yang terjadi di Intan Jaya dalam kurun waktu September 2020 terutama dua kasus pada 17 dan 19 September 2020.
“Dari semua paparan itu, tentu saja akan melengkapi bahan bagi TGPF Intan Jaya untuk nantinya menyusun laporan dan membuat rekomendasi kepada Presiden RI. Untuk itu, TGPF akan turun ke lapangan untuk mendalami hal itu, dengan saksi,” pungkasnya.
Secara terpisah, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi I. G. N. Suriastawa menyatakan bahwa KKB menembaki tim itu di Kampung Mamba, Distrik Sugapa.
”Setelah rombongan TGPF Intan Jaya usai melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di Hitadipa,” ungkap Suriastawa kepada awak media. Penembakan terjadi sekitar pukul 15.45. Lokasi tempatnya di Tanjakan Waganopone.
Tim yang bergerak dengan perlindungan dari aparat keamanan TNI dan Polri itu ditembaki dari kanan dan kiri jalan. Suriastawa menyebut, Bambang terkena tembakan di kaki kiri. Selain Bambang, seorang prajurit TNI bernama Faisal Akbar juga menjadi korban. Dia tertembak pada bagian pinggang. ”Kedua korban langsung dievakuasi ke UPTD RSUD Sugapa untuk mendapatkan perawatan secara intensif,” terang dia.
Satu korban lainnya, lanjut Suriastawa, juga berasal dari TNI AD. Namun yang bersangkutan sudah bisa melanjutkan tugas. ”Iya, satu (prajurit) TNI sudah kembali bertugas,” terang perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu.
Tidak hanya Benny Mamoto yang memimpin TGPF, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan Ketua DPRD Intan Jaya Panius Wonda turut serta dalam rombongan tersebut.
Komandan Korem 173/Praja Vira Braja Brigjen TNI Iwan Setiawan juga ada di lokasi kejadian. Selain korban luka tembak, anggota TGPF lainnya dibawa ke rumah dinas wakil bupati Intan Jaya.
Suriastawa menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh KKB. Dia pun menegaskan, insiden kemarin membuktikan bahwa kelompok itu tidak pandang bulu saat melancarkan aksi. ”Selalu bertindak brutal,” imbuhnya.
Lebih dari itu, Suriastawa menilai, tindakan KKB kemarin sudah masuk kategori menghalang-halangi kinerja TGPF. Padahal tim itu dibentuk oleh pemerintah untuk mengungkap peristiwa kekerasan dan penembakan di Intan Jaya. ”Melibatkan tokoh-tokoh kredibel untuk mengungkap kebenaran yang terjadi pasca kematian Pendeta Yeremia (Zanambani) beberapa waktu lalu,” terang dia.
TNI memastikan, seluruh korban luka tembak yang berada di rumah sakit didampingi tim. Asisten Intelijen Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Ardian Triwasana mengawal mereka. Tidak hanya itu, mereka juga mengirim tim untuk memburu pelaku penembakan. ”TNI sedang melakukan pengejaran terhadap gerombolan KKB yang kabur ke dalam hutan di sekitar lokasi kejadian,” ujar Suriastawa.
Dikonfirmasi terkait penembakan tersebut, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengakui bahwa TPNPB-OPM melakukan penembakan terhadap tim TGPF Kasus Intan Jaya. ”Kami yang bertanggung jawab dalam penembakan itu,” terangnya.
Penembakan itu dilakukan dibawah komando dari Komandan Wakil Panglima Kodam VIII Intan Jaya Sabinus Waker dan sejumlah komandan. Kejadian itu bagian dari upaya perang revolusi. ”Ini merupakan penolakan kami,” tuturnya.
Menurutnya, sejak awal TPNPB-OPM menolak keberadaan TGPF bentukan Mahfud MD. ”Sudah dijelaskan sebelumnya,kami minta tim independen yang menginvestigasi, dari PBB, Komnas HAM, LSM dan gereja,” paparnya dihubungi Jawa Pos kemarin. (fia/dil/syn/idr/nat)

Baca Juga :  Pangdam: Kalau Masih Muda, Egianus Kogoya Sudah Saya Tangkap

Berita Terbaru

Artikel Lainnya