Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

GPS Yang Dibawa Pilot Tidak Terdeteksi

Observasi Posisi Pilot Susi Air JAKARTA- Upaya menyelamatkan Pilot Susi Air belum menemui titik terang. Hingga kemarin (9/2) Tim Gabungan TNI dan Polri belum menemukan lokasi pilot asal Selandia Baru tersebut.  Alat global position system (GPS) yang dibawa pilot terdeteksi non aktif. Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa sejauh ini belum ada bukti maupun saksi yang melihat pilot Susi Air tersebut dibawa dan disandera oleh KST. ”Saat (pesawat) itu dibakar, dia (pilot, Red) larinya ke mana, lari sendiri atau dibawa, sampai saat ini belum ada info,” ungkap dia saat diwawancarai usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Jakarta, kemarin. Menurut Yudo, pihaknya masih mengobservasi posisi dan keberadaan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu. Yang jelas, lanjut dia, pihaknya sudah mengerahkan tim untuk menangani persoalan di Distrik Paro. Salah satu tugas mereka adalah mencari dan menemukan pilot Susi Air tersebut. ”Sudah kami kirim tim ke sana melaksanakan pencarian,” tegasnya.
Baca Juga :  Tak Ada Peningkatan Kasus DBD di Papua
Sejauh ini, mantan panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu menyatakan, baru 15 pekerja bangunan yang sudah berhasil dievakuasi dari Distrik Paro. Dia pun percaya, seluruh jajarannya di Papua dapat menemukan pilot tersebut. ”Di sana ada pangdam, pangkogabwilhan III, dan di sana sudah ada pasukan yang sudah melaksanakan operasi,” imbuhnya. Karena itu, Yudo menilai, pencarian pilot Susi air itu belum membutuhkan perkuatan dari pasukan khusus TNI seperti Komando Operasi Khusus  (Koopssus) TNI. ”Saya kira belum sampai mengirim (Koopssus TNI) seperti (pertanyaan) tadi,” imbuhnya. Sementara Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny Prabowo menuturkan, memang sebelumnya posisi pilot terdeteksi dari alat GPS. Dari alat itu sempat diketahui pilot Susi Air sempat berpindah posisi. ”Sekarang tidak bisa terdeteksi lagi,” terangnya.
Baca Juga :  Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Bertambah
Karena itulah, Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri sehari sebelumnya sempat menyebut pilot masih berada di sekitar Distrik Paro. Hanya bergeser sekitar 100 meter dari Lapangan Terbang Paro. ”Itu berdasar informasi kemarin, saat masih terdeteksi,” ujarnya. Kini  tim sedang memastikan lokasi terakhir keberadaan pilot, berdasarkan data sinyal GPS tersebut. Dia mengatakan, penyelidikan lebih lanjut dilakukan. ”Yang pasti, perlu kehati-hatian dalam menangani ini, agar tidak jatuh korban jiwa,” urainya. Sebelumnya, KST membakar pesawat Susi Air yang mendarat di Bandara Paro. Lima penumpang pesawat dipastikan selamat, namun pilot Susi Air belum jelas nasibnya. Sedangkan ada 15 pekerja pembangunan puskesmas yang juga diungsikan dari lokasi pembangunan. Hal tersebut dilakukan karena adanya ancaman dari KST. Seorang pendeta membantu evakuasi terhadap 15 pekerja bangunan tersebut. (syn/idr)
Observasi Posisi Pilot Susi Air JAKARTA- Upaya menyelamatkan Pilot Susi Air belum menemui titik terang. Hingga kemarin (9/2) Tim Gabungan TNI dan Polri belum menemukan lokasi pilot asal Selandia Baru tersebut.  Alat global position system (GPS) yang dibawa pilot terdeteksi non aktif. Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa sejauh ini belum ada bukti maupun saksi yang melihat pilot Susi Air tersebut dibawa dan disandera oleh KST. ”Saat (pesawat) itu dibakar, dia (pilot, Red) larinya ke mana, lari sendiri atau dibawa, sampai saat ini belum ada info,” ungkap dia saat diwawancarai usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Jakarta, kemarin. Menurut Yudo, pihaknya masih mengobservasi posisi dan keberadaan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu. Yang jelas, lanjut dia, pihaknya sudah mengerahkan tim untuk menangani persoalan di Distrik Paro. Salah satu tugas mereka adalah mencari dan menemukan pilot Susi Air tersebut. ”Sudah kami kirim tim ke sana melaksanakan pencarian,” tegasnya.
Baca Juga :  Agustus, Ekspor Papua Naik 181,19 Persen
Sejauh ini, mantan panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu menyatakan, baru 15 pekerja bangunan yang sudah berhasil dievakuasi dari Distrik Paro. Dia pun percaya, seluruh jajarannya di Papua dapat menemukan pilot tersebut. ”Di sana ada pangdam, pangkogabwilhan III, dan di sana sudah ada pasukan yang sudah melaksanakan operasi,” imbuhnya. Karena itu, Yudo menilai, pencarian pilot Susi air itu belum membutuhkan perkuatan dari pasukan khusus TNI seperti Komando Operasi Khusus  (Koopssus) TNI. ”Saya kira belum sampai mengirim (Koopssus TNI) seperti (pertanyaan) tadi,” imbuhnya. Sementara Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny Prabowo menuturkan, memang sebelumnya posisi pilot terdeteksi dari alat GPS. Dari alat itu sempat diketahui pilot Susi Air sempat berpindah posisi. ”Sekarang tidak bisa terdeteksi lagi,” terangnya.
Baca Juga :  Sucikan Diri Lewat Nyepi, Umat Hindu Taati Sejumlah Larangan 
Karena itulah, Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri sehari sebelumnya sempat menyebut pilot masih berada di sekitar Distrik Paro. Hanya bergeser sekitar 100 meter dari Lapangan Terbang Paro. ”Itu berdasar informasi kemarin, saat masih terdeteksi,” ujarnya. Kini  tim sedang memastikan lokasi terakhir keberadaan pilot, berdasarkan data sinyal GPS tersebut. Dia mengatakan, penyelidikan lebih lanjut dilakukan. ”Yang pasti, perlu kehati-hatian dalam menangani ini, agar tidak jatuh korban jiwa,” urainya. Sebelumnya, KST membakar pesawat Susi Air yang mendarat di Bandara Paro. Lima penumpang pesawat dipastikan selamat, namun pilot Susi Air belum jelas nasibnya. Sedangkan ada 15 pekerja pembangunan puskesmas yang juga diungsikan dari lokasi pembangunan. Hal tersebut dilakukan karena adanya ancaman dari KST. Seorang pendeta membantu evakuasi terhadap 15 pekerja bangunan tersebut. (syn/idr)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya